Kegiatan Ramadan Tahun 1439 Hijriyah/2018 Masehi_Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia telah mengadakan sidang isbat untuk penentuan awal bulan suci Ramadan tahun 1439 H. Adapun hasil dari sidang tersebut, pemerintah via Menteri Agama ( Drs. Haji Lukman Hakim Saifuddin) telah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1439 H bertepatan dengan hari Kamis tanggal 17 Mei 2018 dan/atau kalau dilihat di kalender/penanggalan hijriyah maka 1 Ramadan 1439 Hijriyah sudah masuk mulai tanggal 16 Mei 2018 waktu maghrib. Dari itu, mulai malam ini (16 Mei 2018) umat Islam sudah mengawali kegiatan ibadah di bulan Ramadan seperti: Sholat Tarawih dan Witir, Tadarus Al-Qur'an, makan sahur perdana, dan ibadah lainnya. Kegiatan Bulan Ramadan via http://photo.liputan6.com/ 1. Kegiatan Ibadah Sholat Tarawiha. Bolehkah Sholat Tarawih dilaksanakan sendiri tanpa berjamaah? Setelah sidang isbat memutuskan awal Ramadan sudah masuk malam ini, umat Islam ( khususnya muslim Indonesia) mengawali kegiatan Ramadan dengan Sholat Tarawih secara berjamaah di Masjid maupun Musholla, walaupun Sholat Sunnah ini boleh dilaksanakan tanpa berjamaah(sendiri). Namun, mayoritas muslim memilih mengerjakan Sholat Tarawih dengan berjamaah, karena selain terasa ringan, pahala Sholat berjamaah lebih banyak dibanding dengan Sholat sendirian. b. Berapa jumlah rakaat Sholat Tarawih, 11 rakaat atau 23 rakaat?Ahaa, pertanyaannya ternyata salah ya sob???he he. Maksud saya, Sholat Tarawih itu 8 atau 20 rakaat?. Untuk lebih jelasnya, yakinilah apa yang telah menjadi keyakinan Anda, karena baik itu Sholat Tarawih dikerjakan 8 rakaat + 3 witir dan/atau 20 rakaat + 3 rakaat Sholat Witir itu sama-sama ada dalilnya sehingga semuanya benar.Loh kata Muhammadiyah, Sholat Tarawih itu yang benar adalah 8 rakaat!, sedangkan kata NU, jumlah rakaat Sholat Tarawih itu ada 20!Hmm, ga usah dipikirin kalau masalah beda keyakinan, karena berdebat (apalagi debat kusir) tentang perbedaan keyakinan itu pekerjaan sia-sia belaka. NU dan Muhammadiyah hanyalah sebuah organisasi maupun golongan, seharusnya dalam soal ibadah (khususnya) tidak usah fanatik, jalankan ibadah karena Allah, jadi bukan karena NU, Muhammadiyah, dan/atau organisasi/golongan Islam yang lain.Sholat Tarawih dikerjakan 8 atau 20 rakaat itu sama-sama mendapat pahala (jika ikhlas), jadi seharusnya jalani saja sesuai keyakinan masing-masing tanpa memikirkan orang lain yang berbeda keyakinan.Banyak pahalanya yang mana antara orang Islam yang melaksanakan Sholat Tarawih 20 rakaat dengan yang 8 rakaat?Pahala Sholat Tarawih 20 rakaat lebih banyak daripada 8 rakaat jika yang mengerjakan Tarawih 20 rakaat lebih ikhlas dari yang 8 rakaat.Pahala mengerjakan Tarawih 8 rakaat lebih besar ganjaran/pahalanya jika yang melaksanakan Tarawih 8 rakaat lebih ikhlas dari yang 20 rakaat.Bagaimana dengan pahalanya orang Islam yang TIDAK mengerjakan Sholat Tarawih 8 dan/atau 20 rakaat, namun dia ikhlas?Hmm, pahala itu urusan Allah. Jadi, Wallohu a'lam bishowab. Yang jelas, yang tidak mendapatkan pahala Tarawih adalah orang Islam yang tidak mengerjakan Sholat Tarawih 8 atau 20 rakaat , namun dia tidak ikhlas. Dalam artian dia hanya suka debat mempermasalahkan 8 atau 20, namun dia malah tidak mengerjakan salah satu dari keduanya. Aneh! 2. Kegiatan Ibadah Membaca Al-Qur'anPahala membaca Al-Qur'an selain di bulan Ramadan memang banyak, namun lebih besar lagi pahalanya jika pada bulan Ramadan. Nah, karena itulah umat Islam umumnya lebih memperbanyak tadarus Al-Qur'an di bulan Ramadan.Kegiatan Tadarus Al-Qur'an di bulan Ramadan seringnya dilaksanakan bersama di Masjid atau Musholla, ada juga orang islam yang membaca Al-Quran di rumah.Artikel terkait : Transformasi Tadarrus Al-Qur'an Malam Hari Bulan Ramadan; Tradisi dari Jibril sampai Anak KecilLebih baik mana Tadarus Al-Qur'an sistem BANDUNGAN dengan sistem MANDIRI (Jakartaan)?Apa itu Tadarus Kitab Suci Al-Quran model Bandungan dan MANDIRI?, he he seperti yag sudah maklum bahwa di desa/kampung bahkan di kota sekalipun,,,istilah "Bandungan" sudah tidak asing lagi.Membaca Al-Qur'an sistem Bandungan adalah kegiatan tadarus Al-Qur'an yang dilaksnakan secara bersama di Masjid/Musholla/Majlis Ta'lim, di mana pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran dilakukan secara bergantian/giliran, jika ada salah satu anggota jamaah tadarus yang sedang membaca Al-Qur'an, maka anggota lainnya menyimak bacaan.Tadarus Al-Qur'an sistem Jakartaan (Mandiri) adalah pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an yang dilakukan sendiri-sendiri walaupun di Masjid/Musholla juga banyak temannya.Lalu lebih baik mana dong antara tadarus sistem BANDUNGAN dibanding JAKARTAAN?Baik bagi orang Islam yang baru proses maupun sudah mahir membaca Al-Qur'an, cara terbaik adalah tadarus sistem BANDUNGAN. Hal ini dikarenakan jika misal si anggota yang sedang mendapatkan giliran untuk membaca Al-Qur'an, ternyata terjadi kesalahan dalam membaca, maka anggota yang lain bisa membetulkannya, sehinnga kesalahan bacaan dapat teratasi dengan benar.Beda dengan tadarus Al-Qur'an secara mandiri, ahaa jika ada kesalahan membaca tidak diketahui, karena biasanya membaca Al-Qur'an sendiri itu terasa benar terus. Apakah Anda juga merasakan hal yang sama?, he he.3. Kegiatan Sholat Sunnah Tahajud, Hajat, dan Sholat Sunnah lainnya.Di bulan Ramadan, orang Islam juga kebanyakan menggunakan aji mumpung,,ahaa mumung pahala ibadah di bulan Ramadan pahalanya dilipatgandakan. Nah, biasanya umat Islam lebih rajin dalam melaksanakan Sholat Tahajud dan Sholat Sunnah lainnya. 4. Kegiatan Ibadah Sunnah Makan SahurPada zaman dahuluuuu,,,khususnya di desa tempat tinggal saya, santap sahur itu dilakukan antara pukul 23.00 - 01.00 WIB. Mengapa demikian???, ya karena pada sekitar tahun 1990-1995 media informasi belum seperti saat ini. Pada zaman itu tidak semua warga memiliki radio, TV, bahkan masih ada yang belum memiliki jam.Pada saat itu, mayoritas warga desa saya memanfaatkan tanda bedug/jidur sebagai tanda bahwa saat sahur sudah tiba. Jadi, jika anak/remaja sudah membunyikan bedug di Masjid/Musholla, maka orang Islam di sekitarnya bangun tidur dan makan sahur.Lain dengan zaman sekarang, di mana mayoritas orang Islam lebih suka santap sahur di waktu yang kiranya tidak terlalu jauh dan dekat dengan waktu imsak tiba. Dan sebaiknya memang seperti itu.5. Kegiatan Puasa Wajib di bulan RamadanSemoga kita orang Islam bisa sukses melaksanakan ibadah puasa 1 bulan penuh, Aamiin. Ini khusunya bagi Muslim, nah jika Muslimah yang sedang berhalangan untuk berpuasa (misalnya haid) itu lain lagi karena wanita haid haram hukumnya untuk berpuasa.6. Berbuka Puasa RamadanJika datang waktunya untuk buka puasa, maka segeralah berbuka puasa. Namun ingat, sebaiknya jangan sampai terlalu kenyang, agar dalam menjalankan Sholat Tarawih tidak terganggu oleh perut yang kekenyangan. Di mana umumnya jika perut terlalu banyak isi makanannya maka berpotensi timbul rasa malas, ngantuk, dan terasa berat untuk melakukan ibadah.Baca juga:Menu Makanan Sehat untuk Berbuka Puasa dan Santap SahurDemikian sekilas tentang beberapa contoh kegiatan di bulan Ramadan. Semoga bermanfaat.
Kegiatan Bulan Ramadan via http://photo.liputan6.com/
1. Kegiatan Ibadah Sholat Tarawih
a. Bolehkah Sholat Tarawih dilaksanakan sendiri tanpa berjamaah?
Setelah sidang isbat memutuskan awal Ramadan sudah masuk malam ini, umat Islam ( khususnya muslim Indonesia) mengawali kegiatan Ramadan dengan Sholat Tarawih secara berjamaah di Masjid maupun Musholla, walaupun Sholat Sunnah ini boleh dilaksanakan tanpa berjamaah(sendiri). Namun, mayoritas muslim memilih mengerjakan Sholat Tarawih dengan berjamaah, karena selain terasa ringan, pahala Sholat berjamaah lebih banyak dibanding dengan Sholat sendirian.
b. Berapa jumlah rakaat Sholat Tarawih, 11 rakaat atau 23 rakaat?
Ahaa, pertanyaannya ternyata salah ya sob???he he. Maksud saya, Sholat Tarawih itu 8 atau 20 rakaat?. Untuk lebih jelasnya, yakinilah apa yang telah menjadi keyakinan Anda, karena baik itu Sholat Tarawih dikerjakan 8 rakaat + 3 witir dan/atau 20 rakaat + 3 rakaat Sholat Witir itu sama-sama ada dalilnya sehingga semuanya benar.
Loh kata Muhammadiyah, Sholat Tarawih itu yang benar adalah 8 rakaat!, sedangkan kata NU, jumlah rakaat Sholat Tarawih itu ada 20!
Hmm, ga usah dipikirin kalau masalah beda keyakinan, karena berdebat (apalagi debat kusir) tentang perbedaan keyakinan itu pekerjaan sia-sia belaka.
NU dan Muhammadiyah hanyalah sebuah organisasi maupun golongan, seharusnya dalam soal ibadah (khususnya) tidak usah fanatik, jalankan ibadah karena Allah, jadi bukan karena NU, Muhammadiyah, dan/atau organisasi/golongan Islam yang lain.
Sholat Tarawih dikerjakan 8 atau 20 rakaat itu sama-sama mendapat pahala (jika ikhlas), jadi seharusnya jalani saja sesuai keyakinan masing-masing tanpa memikirkan orang lain yang berbeda keyakinan.
Banyak pahalanya yang mana antara orang Islam yang melaksanakan Sholat Tarawih 20 rakaat dengan yang 8 rakaat?
Pahala Sholat Tarawih 20 rakaat lebih banyak daripada 8 rakaat jika yang mengerjakan Tarawih 20 rakaat lebih ikhlas dari yang 8 rakaat.
Pahala mengerjakan Tarawih 8 rakaat lebih besar ganjaran/pahalanya jika yang melaksanakan Tarawih 8 rakaat lebih ikhlas dari yang 20 rakaat.
Bagaimana dengan pahalanya orang Islam yang TIDAK mengerjakan Sholat Tarawih 8 dan/atau 20 rakaat, namun dia ikhlas?
Hmm, pahala itu urusan Allah. Jadi, Wallohu a'lam bishowab. Yang jelas, yang tidak mendapatkan pahala Tarawih adalah orang Islam yang tidak mengerjakan Sholat Tarawih 8 atau 20 rakaat , namun dia tidak ikhlas. Dalam artian dia hanya suka debat mempermasalahkan 8 atau 20, namun dia malah tidak mengerjakan salah satu dari keduanya. Aneh!
2. Kegiatan Ibadah Membaca Al-Qur'an
Pahala membaca Al-Qur'an selain di bulan Ramadan memang banyak, namun lebih besar lagi pahalanya jika pada bulan Ramadan. Nah, karena itulah umat Islam umumnya lebih memperbanyak tadarus Al-Qur'an di bulan Ramadan.
Kegiatan Tadarus Al-Qur'an di bulan Ramadan seringnya dilaksanakan bersama di Masjid atau Musholla, ada juga orang islam yang membaca Al-Quran di rumah.
Artikel terkait : Transformasi Tadarrus Al-Qur'an Malam Hari Bulan Ramadan; Tradisi dari Jibril sampai Anak Kecil
Baca Juga
- Bagaimana cara mendidik istri zaman now/sekarang sesuai ajaran Islam?_Dalam kitab suci yang telah disempurnakan dari kitab-kitab suci sebelumnya oleh Allah SWT, Al-Qur’an, mengatur sedemikian rupa kehidupan manusia mulai dari tauhid hingga kehidupan sosial. Agama Islam yang dibawa Rasulullah SAW melalui perantara malaikat Jibril di gua Hira membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi para pengikut-pengikutnya di mana mereka berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an.Kehidupan sosial ini termasuk mengatur kepemimpinan, politik, perdagangan hingga rumah tangga. Salah satu kajian menarik adalah mengenai wanita di mana sosok yang dimuliakan itu disebut dalam surat khusus di Al-Qur’an yaitu surah An-Nisa yang mana isinya mengenai kajian feminisme modern tentang kesetaraan hak-hak wanita dengan pria termasuk kepemimpinan wanita yang dimuliakan kedudukannya.Ayat dalam Al-Qur’an serta hadis sohih juga membahas peran wanita ketika menjadi istri. Istri yang didambakkan setiap ikhwan muslim adalah istri yang solehah di mana dalam islam telah diatur sedemikian rupa yang posisinya bahkan lebih dihargai ketimbang perhiasan.Dalam surah An-Nisa ayat 34 bahkan disebutkan bahwa istri solehah merupakan istri yang taat suami atas nama Allah.Tidak hanya taat pada Allah dengan mengikuti amal ibadah kepadanya saja, menjadi istri solehah menurut islam juga memiliki banyak cara meskipun ketaatan dan ketaqwaan pada Allah SWT dan Rasul-Nya adalah yang utama.Namun apa yang harus dilakukan apabila sang istri justru terlalu terlena dengan perkembangan zaman yang membuatnya terus sibuk dengan sosial media dan teman-temannya.Hal tersebut yang menjadi tantangan bagi para suami sholeh yang berpegang teguh pada Allah SWT dengan mencari jawaban atas segala kesulitan tanpa melalui perdebatan dengan sang istri terkait perilakunya yang terkadang telah melampaui batas sebagai istri jaman now.Istri zaman now: tantangan setiap ikhwan muslimPada tajuk diatas telah disebutkan bahwa istri solehah adalah istri yang melayani suami dengan baik atas nama dan karena Allah semata di mana ketika istri berkhianat ia akan sadar pada janjinya kepada Allah dan Allah akan menuntunnya kembali ke jalan yang benar.Permasalahan yang muncul adalah ketika sang istri sibuk dengan smartphone dan teman-teman sosialtinya sehingga terkadang melupakan kewajibannya untuk melayani suami dan mengurus rumah bahkan hingga lupa diri akan kewajiban dan perintah Allah SWT serta ajaran Rasul SAW.Mendidik istri jaman now memang gampang-gampang susah terlebih apabila sang istri sudah terlalu jauh masuk dalam euphoria.Suami yang mengikuti perintah Allah dan ajaran Rasul SAW pastilah akan dapat membina keluarga dengan baik serta tidak akan membiarkan keluarganya masuk dalam lubang kemaksiatan.Suami yang berakhlak baik juga akan mengutamakan keluarga dibandingkan dirinya serta akan merasa memiliki tanggung jawab yang besar terutama dalam membesarkan anak dan memimpin istri dalam membina rumahtangga.Berikut akan dijelaskan beberapa cara atau tips dalam mendidik istri zaman sekarang agar tidak terlanjur jatuh dalam lubang penuh kebebasan yang justru akan menggiring pada kemaksiatan di mana suami juga akan menanggung beban dosa yang sama akibat perbuatan sang istri tersebut:1. Memuliakkan istri dan berinteraksi secara aktifMeskipun memiliki posisi yang tinggi dalam keluarga sebagai imam, memuliakkan istri merupakan salah satu kewajiban suami yang baik dan taat pada perintah Allah SWT. Istri disebut sebagai sparepart utama dalam berlangsungnya rumah tangga terkait tanggung jawabnya dalam mengurus rumah tangga dan mendidik anak.Memuliakkan di sini dengan artian menghargai segala sesuatu yang telah dikerjakan sang istri. Mulai dari memuji hasil pekerjaan rumah, masakan yang enak hingga berterima kasih untuk selalu ada.Suami dapat juga membantu pekerjaan istri terutama apabila istri terlihat terlalu lelah atau sedang sakit dan suami berkewajiban untuk merawatnya.Memuliakkan juga berarti mengutamakan. Misalnya menyuruh istri untuk masuk lebih dahulu dan hal-hal lain yang sepantasnya dilakukan para pria dalam melindungi wanita.Dengan memuliakkan istri, seorang pria dapat dipastikan sebagai suami yang telah mengikuti perintah Allah SWT dan ajaran Rasul SAW.Dari perilaku sederhana ini, diharapkan istri akan lebih luluh dan menghargai kerja keras suami serta merasa dirinya diistimewakan karena sebagian besar kasus istri beralih pada sosial media adalah karena kurangnya perhatian dan interaksi dalam rumah tangga akibat sang suami yang terlalu sibuk atau bahkan jarang memuji.Dengan menghormati istri dan mengajaknya untuk lebih banyak berinteraksi membuat sang istri akan merasa diperhatikan sehingga perhatiannya tidak akan mudah teralihkan oleh euphoria yang ada dalam dunia maya maupun menghabiskan waktu bersama dengan sosialita teman-temannya dimana hal tersebut pditakutkan akan banyak dihabiskan untuk suatu hal yang kurang berfaedah.2. Mengajak istri melakukan hal positifHal positif di sini dapat dimulai dari melakukan sesuatu yang agamis seperti apabila dalam agama islam dengan bertadarus bersama seusai menjalankan sholat.Hal positif lain yaitu mengobrol tentang sesuatu yang terjadi pada hari itu atau pun menanggapi isu yang ada dalam berita dengan sama-sama memberi argument yang dapat memicu kajian positif.Hal positif lainnya dapat dilakukan dengan mengajak istri untuk berkebun atau sekadar menata barang di mana sang suami harus peka ketika istri terlihat lelah mengurusi rumah tangga.Dengan melakukan hal-hal seperti itu akan tercipta suasana yang interaktif dan positif dimana istri akan lebih senang diperlakukan layaknya dirinya berguna dengan seringnya quality time bersama.3. Memuji penampilan istriSeorang wanita memiliki aura yang tentu ingin ditunjukkan pada lawan jenisnya terutama pada sang suami. Kewajiban suami adalah memuji istri ketika dirinya sedang bersolek atau peka ketika sang istri memiliki perubahan signifikan seperti potongan rambut, wajah hasil facial, pakaian baru hingga berat badan yang turun.Kepekaan suami akan sangat dihargai istri terlebih dengan kata-kata pujian yang dapat menyenangkan hati sang istri sehingga ia tidak akan mudah beralih pada sesuatu yang bersifat maya demi mendapat perhatian dari orang lain. Pujian diberikan oleh suami bukan hanya trik belaka untuk mendidik istri jaman now agar lebih lunak namun sudah menjadi kewajiban sang suami dalam agama.4. Membantu memecahkan masalah istriIstri seringkali mengalami banyak pikiran, itulah mengapa wanita mudah sekali stress terlebih apabila itu menyangkut pola asuh anak dan masalah batin.Suami berkewajiban mendukung setiap tindakan sang istri terutama mengizinkannya untuk bekerja sehingga tidak merasa jenuh. Suami juga harus memberi solusi terhadap segala masalah yang dihadapi istri.Memiliki seorang istri yang terlalu terlena dengan arus globalisasi yang hadir melalui euphoria sosial media menjadikannya kurang peduli terhadap suami dan urusan rumah tangga. Namun para suami juga diharapkan mampu mengevaluasi diri apabila sang suami memang menjadi faktor utama sang istri bertindak seperti layaknya wanita jaman now akibat kurangnya perhatian dan pujian.Demikian tentang Cara Mendidik Istri Zaman Now. Semoga bermanfaat
- Berenang, Memanah,dan Berkuda Merupakan Sunnah Rasulullah SAW yang Sebaiknya Kita Laksanakan_Sebuah hadis shahih riwayat Muslim dan Bukhori mengatakan bahwa Allah memerintahkan hambanya untuk mengajarkan anak-anak mereka berenang, berkuda dan memanah, sebagaimana perintah Allah terhadap para Rasulnya yang lain. Ternyata dibalik anjuran ini ada pelajaran dan manfaat berharga yang bisa dipetik. Pelajaran apakah itu? Mari kita kaji satu persatu kelebihan-kelebihan dari perintah tersebut yang pastinya menyimpan banyak hikmah tersembuyi.1. Berkuda Tak hanya menyenangkan, menunggang kuda juga memiliki seni tersendiri. Seekor kuda yang lincah, keras dan bernafsu sebenarnya cukup mudah untuk dikendalikan asalkan si penunggang bisa memposisikan dirinya. Bila Anda ingin menggerakkannya ke depan jangan memukul badannya dari arah belakang, bisa jadi tubuh Anda akan kena tendangan maut dari kedua kaki kuda tersebut.Sebenarnya menunggang kuda itu prinsipnya sama dengan mengendarai motor maupun mobil. Di sana ada unsur pengendalian yang juga perlu diketahui. Jika mengendarai kuda dilakukan dengan baik dan tidak ugal-ugalan sudah pasti tidak akan ada akibat buruk dari olahraga satu ini.Memang sedikit sulit untuk bisa menunggang kuda dengan lincah. Namun dibalik kesulitannya itu, menunggang kuda bisa memberikan banyak pelajaran berharga bagi para penunggangnya. Sebagai contoh dalam hal kepemimpinan, kuda mengajarkan setiap orang untuk bisa bijak, tegas, dan tak salah arah dalam menentukan jalan.2. Berenang Memiliki hobby berenang memang sangat menyenangkan. Selain membuat fisik lebih kuat, berenang juga bisa membuat Anda lebih pAndai mengatur napas. Dengan napas yang optimal, suplai oksigen ke otak akan lancar sehingga fungsi kerja otakpun semakin baik.Saat berenang, fisik, mental, tulang dan otot-otot rangka akan dibuat membentuk sebuah gerakan terkoordinasi antara tangan dan kaki. Ketika pergerakan galloping dimana kuda akan berlari dan melompat menyebabkan gerakan vertebra tulang belakang saling bersentuhan satu sama lain sehingga merangsang saraf-saraf tulang belakang. Hal inilah yang membuat banyak orang percaya berenang merupakan olahraga paling sempurna.3. MemanahMemanah bisa melatih emosi dalam menempatkan target yang tepat sasaran. Jika emosi tidak stabil bisa jadi kemungkinan memanah tepat target akan gagal. Karena itu lah olahraga ini secara tidak langsung melatih Anda untuk belajar mengendalikan emosi dan ketenangan. Seorang pemanah yang baik adalah dia yang tenang, tidak gugup, sabar dan dapat mengendalikan emosinya.Selain emosi, memanah juga bisa melatih keseimbangan tubuh. Saat menarik anak panah dari busurnya, kemungkinan melepasnya akan membutuhkan kekuatan fisik yang ekstra. Tak hanya itu saja, olahraga ini pun dapat melatih konsentrasi dan fokus seseorang dalam menyemai rasa disiplin, tanggung jawab dan meningkatkan jati diri serta keyakinan pribadi.Dengan memiliki karakter pribadi yang banyak seperti itu, orang biasanya lebih mudah menghadapi rintangan dalam hidupnya. Hikmah lain yang bisa dipetik dari memeperlajari olahraga memanah adalah untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi perang di akhir zaman yang belum diketahui orang apakah bom, senjata api, jet tempur maupun tank masih bisa digunakan atau tidakDemikianlah alasan mengapa Nabii menganjurkan kita untuk bisa memanah, berenang dan berkuda. Ketika seorang muslim terbiasa dilatih melakukan pekerjaan keras yang membutuhkan tenaga ekstra seperti ini, lambat laun tubuhnya akan menjadi lebih stabil sehingga ia tidak akan mudah merasa lelah serta sulit terserang penyakit. Berkaitan dengan ini, Rasulullah SAW sangat menginginkan seorang muslim menjadi pribadi tangguh dan kuat.Hal ini juga sesuai dengan sabda Nabi yang mengatakan bahwa mukmin yang kuat akan lebih dicintai Allah dibanding mukmin yang lemah. Dengan demikian jika suatu saat terjadi perang besar-besaran, kaum muslim sudah siap fisik, terampil menggunakan senjata serta pAndai mengendarai kendaraan.
- Transformasi Tadarrus al-Qur’an Malam Hari Bulan Ramadhan; Tradisi dari Jibril Sampai Anak Kecil_Sudah menjadi tradisi pada malam bulan Ramadhan masjid-masjid dan mushola diramaikan dengan aktifitas tadarrus al-Qur’an bersama. Al-Qur’an adalah kalamullah yang kita terima sebagai teks, beragam cara manusia meresepsikan al-Qur’an, diantaranya resepsi sosial budaya dimana al-Qur’an berfungsi secara performatis menjadi sebuah tradisi. Pada bulan Ramadhan al-Qur’an tampil sebagai objek bacaan dalam tradisi tadarusan. Namun yang menjadi pertanyaan, bagaiman tradisi itu muncul dan berkembang?, sebuah tradisi selalu melalui proses transformasi dari masa ke masa dan transmisi ilmu pengetahuan bersamaan dengan keyakinan kolektif masyarakat. Tadarrus al-Qur’an bukan hanya tradisi di Indonesia saja, tetapi tradisi yang berakar pada sunnah atau perbuatan Rasulullah SAW pada malam bulan Ramadhan. Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan:عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةArtinya: Dari Ibnu Abbas radiyallahu a’nhuma, Ia berkata: bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang paling pemurah, sedangkan saat yang paling pemurah pada bulan Ramadhan adalah pada saat malaikat Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu mudarasah (tadarus) al-Qur’an, bagi Rasulullah ketika dikunjungi malaikat jibril lebih dermawan dengan kebaikan daripada tiupan angin yang berhembus. (HR Bukhori)Imam Bukhari dalam kitab shahihnya menyebutkan beberapa kali dan menempatkan hadits ini ke dalam beberapa bab, diantaranya pada bab permulaan turunnya wahyu, bab paling dermawan atau pemurah nabi saat Jibril menemuinya di bulan Ramadhan, dan bab sifat nabi, artinya pada saat itu imam bukhori belum melihatnya dari sisi praktik mudarasah bersama. Pada tahap ini al-Qur’an dibaca oleh nabi dengan cara mudarasah dengan jibril, mudarasah berarti saling membaca dan menyimak.Selain al-Bukhari, An-Nasai ( 215-303 H/829-1915 M ) juga menyebutkan hadits ini dalam kitab sunannya, Ia memasukkan hadits ini dalam bab kemurahan hati dan kedermawanan di bulan Ramadhan.Tidak jauh berbeda, al-Baihaqi (W 458 H) dalam Sunan al-Kubra li al-Baihaqi juga menyebut hadits ini dalam bab kedermawanan dan kemurahan hati di bulan Ramadhan. Pada periode pengumpulan hadits, ini dipahami sebagai dalil motivasi untuk dermawan dan murah hati di bulan Ramadhan dengan memperbanyak sodaqoh.Selanjutnya dalam kitab-kitab fiqih, hadist ini sudah bertransformasi menjadi dalil untuk memperbanyak shadaqoh di bulan Ramadhan dan membaca al-Qur’an dengan cara mudarasah (tadarus).As-Syarwani (W 1301 H/1814 M) menjelaskan, mudarasah adalah seseorang membacakan kepada yang lain dan sebaliknya, dan dalam Nihayah dan Mughni selain saling membacakan juga sesekali seorang membaca dan yang lain mengoreksi dan dilakukan secara bergantian. Beliau menguatkan, pada masanya mudarasah ini juga disebut idarah . Syaikh Nawawi dalam Nihayatuzzain memberikan gambaran tatacara tadarus dan hukumnya:Termasuk membaca al-Qur’an (pada malam ramadhan) adalah mudarasah (tadarus), yang sering disebut pula idarah,yakni seseorang membaca pada oranng lain (yang seperti ini tetap sunnah)sekalipun apa yang dibaca orang tersebut tidak seperti yang dibaca orang pertama (Nihayatuzzain 194-195)Beliau menyisipkan keterangan di atas pada bab puasa. Ada istilah baru yang sama dengan redaksi pada keterangan As-Syarwani, yang pada masa-masa sebelumnya belum ada, yaitu idarah dengan istilah ini berarti kegiatan tadarrus al-Qur’an tidak dilakukan hanya dua pihak saja seperti Rasulullah dan Jibril, tetapi melibatkan beberapa orang dengan sistem bergilir, ketika satu diantaranya membaca yang lainya menyimak.Sebuah Kreasi EkspresiTradisi semacam ini sampai hari ini masih rutin dilakukan setiap bulan Ramadhan, tadarus dilakukan juga dengan bacaan doa yang masyhur setelah baca al Qur’an yaitu Allahumma irhamna bi al-Qur’an, selain bacaan doa ini, masyarakat di wilayah tertentu juga melafalkan bacaan-bacaan lain ketika hendak mencapai akhir Juz dengan bacaan: fasatadzkuruuna ma aquulu lakum waufawidu amrii ilallah innallaha bashirun bi al-ibad. Al-Gafir:44 ini dibaca bersama-sama ketika salah yaitu peserta yang membaca hendak mencapai ahir Juz. Berbeda ketika hendak mencapai ahir surah, para para mutadaaris ini membaca : surah, tammat kalimaturabbika shidqan wa’adla la mubadila likalimatihi wahuwa as-sami’ul alim, (al-An’am:115) taqabal allahu minna wa minkum ya karim isyfa’ lana bi al-qur’an.Tidak hanya hendak mencapai ahir surah dan juz saja, ketika mendapati nama nabi, para mutadaris membaca: alaihi salam! ya Allah shallaita an-nabi alaihi salam sebagai ekspresi atas perlawanan, para mutadaris membaca bacaan yang berbeda ketika pembaca menemui kafir, muafiq, fir’aun dengan bacaan: La’natullah 2x si kafir satrune Allah, wong kafir satrune Allah ekspresi-ekspersi dengan bacaan seperti ini memberikan semangat dan motivasi tersendiri bagi mutadaris, terutama bagi anak-anak dan remaja yang secara psikologi memiliki kecenderungan terhadap keramaian.By: Rofik MaftuhPAIH Kec.Kuwarasan Kab. Kebumen
Apa itu Tadarus Kitab Suci Al-Quran model Bandungan dan MANDIRI?, he he seperti yag sudah maklum bahwa di desa/kampung bahkan di kota sekalipun,,,istilah "Bandungan" sudah tidak asing lagi.
Membaca Al-Qur'an sistem Bandungan adalah kegiatan tadarus Al-Qur'an yang dilaksnakan secara bersama di Masjid/Musholla/Majlis Ta'lim, di mana pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran dilakukan secara bergantian/giliran, jika ada salah satu anggota jamaah tadarus yang sedang membaca Al-Qur'an, maka anggota lainnya menyimak bacaan.
Tadarus Al-Qur'an sistem Jakartaan (Mandiri) adalah pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an yang dilakukan sendiri-sendiri walaupun di Masjid/Musholla juga banyak temannya.
Lalu lebih baik mana dong antara tadarus sistem BANDUNGAN dibanding JAKARTAAN?
Baik bagi orang Islam yang baru proses maupun sudah mahir membaca Al-Qur'an, cara terbaik adalah tadarus sistem BANDUNGAN. Hal ini dikarenakan jika misal si anggota yang sedang mendapatkan giliran untuk membaca Al-Qur'an, ternyata terjadi kesalahan dalam membaca, maka anggota yang lain bisa membetulkannya, sehinnga kesalahan bacaan dapat teratasi dengan benar.
Beda dengan tadarus Al-Qur'an secara mandiri, ahaa jika ada kesalahan membaca tidak diketahui, karena biasanya membaca Al-Qur'an sendiri itu terasa benar terus. Apakah Anda juga merasakan hal yang sama?, he he.
3. Kegiatan Sholat Sunnah Tahajud, Hajat, dan Sholat Sunnah lainnya. Di bulan Ramadan, orang Islam juga kebanyakan menggunakan aji mumpung,,ahaa mumung pahala ibadah di bulan Ramadan pahalanya dilipatgandakan. Nah, biasanya umat Islam lebih rajin dalam melaksanakan Sholat Tahajud dan Sholat Sunnah lainnya.
4. Kegiatan Ibadah Sunnah Makan Sahur
Pada zaman dahuluuuu,,,khususnya di desa tempat tinggal saya, santap sahur itu dilakukan antara pukul 23.00 - 01.00 WIB. Mengapa demikian???, ya karena pada sekitar tahun 1990-1995 media informasi belum seperti saat ini. Pada zaman itu tidak semua warga memiliki radio, TV, bahkan masih ada yang belum memiliki jam.
Pada saat itu, mayoritas warga desa saya memanfaatkan tanda bedug/jidur sebagai tanda bahwa saat sahur sudah tiba. Jadi, jika anak/remaja sudah membunyikan bedug di Masjid/Musholla, maka orang Islam di sekitarnya bangun tidur dan makan sahur.
Lain dengan zaman sekarang, di mana mayoritas orang Islam lebih suka santap sahur di waktu yang kiranya tidak terlalu jauh dan dekat dengan waktu imsak tiba. Dan sebaiknya memang seperti itu.
5. Kegiatan Puasa Wajib di bulan Ramadan
Semoga kita orang Islam bisa sukses melaksanakan ibadah puasa 1 bulan penuh, Aamiin. Ini khusunya bagi Muslim, nah jika Muslimah yang sedang berhalangan untuk berpuasa (misalnya haid) itu lain lagi karena wanita haid haram hukumnya untuk berpuasa.
6. Berbuka Puasa Ramadan
Jika datang waktunya untuk buka puasa, maka segeralah berbuka puasa. Namun ingat, sebaiknya jangan sampai terlalu kenyang, agar dalam menjalankan Sholat Tarawih tidak terganggu oleh perut yang kekenyangan. Di mana umumnya jika perut terlalu banyak isi makanannya maka berpotensi timbul rasa malas, ngantuk, dan terasa berat untuk melakukan ibadah.
Baca juga:
Demikian sekilas tentang beberapa contoh kegiatan di bulan Ramadan. Semoga bermanfaat.