Kesalahan Sosial Tentang Pendidikan Anak Usia Dini _Pendidikan usia dini sangatlah penting dilakukan sejak awal. Karena pendidikan usia dini, akan menjadi pondasi dan modal awal dalam pembentukan karakter, tingkah laku, dan moral di masa depan. Namun, pada praktiknya masih seringkali terjadi kesalahan dalam menerapkan pendidikan usia dini ini, sehingga bisa berdampak pada kepribadian anak saat tumbuh kembangnya kelak.Jika pendidikan dilaksanakan dengan salah, pastinya pendidikan bukannya membuat anak menjadi lebih baik, namun justru membuat pengaruh negatif dalam dirinya. Nah, sebagai orangtua yang bijak hendaknya Anda tahu apa saja kesalahan sosial yang seringkali terjadi saat menerapkan pendidikan usia dini ini, agar jangan sampai anak Anda mendapat perlakuan yang sama.Berbagai Kesalahan Sosial Saat Menerapkan Pendidikan Usia Dini pada Anak1. Menitipkan anak kepada orang lain sejak diniKenyataan yang terjadi banyak anak yang dititipkan kepada orang lain atau kepada baby sister oleh orang tuanya. Kesibukan bekerja membuat para orang tua memilih mempercayakan orang lain untuk merawat anaknya. Padahal hal tersebut bukanlah solusi yang baik.Merasa sangat prihatin, ketika melihat anak yang tidak diasuh orang tuanya sendiri sejak kecil. Padahal anak usia dini justru membutuhkan kedekatan dengan orangtua kandungnya, dalam rangka pembentukan karakter dan kepribadian yang positif. Anak yang sedari kecil dirawat secara intens oleh orangtuanya sendiri akan memiliki karakter positif yang lebih kuat daripada mereka yang dititipkan.Anak-anak yang dititipkan cenderung membangkang orang tuanya atau bahkan lebih parahnya lagi terlibat dalam pergaulan bebas. Oleh sebab itu, pendidikan usia dini sangat diperlukan peran serta dari orang tua.2. Sering membentak anak sejak diniKesalahan sosial tentang pendidikan usia dini berikutnya ialah kebiasaan membentak anak. Seringkali kita lihat beberapa orang tua yang memarahi anaknya, membentakknya ketika mereka melakukan kesalahan.Cara tersebut sebenarnya tidak dianjurkan, terlebih lagi untuk anak kecil. Apabila anak melakukan kesalahan, nasihatilah dengan ucapan yang positif, tanpa harus membentak atau menggunakan kekerasan fisik dan ucapan.Menasihati anak dengan kata-kata positif dan penuh kasih sayang, justru akan memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir bahwa ia telah melakukan kesalahan.Berbeda jika orang tua memarahi anak dengan kekerasan, justru akan membuat gangguan mentalnya karena merasa takut, atau bahkan membuat anak semakin membangkang.3. Memberikan panggilan/julukan buruk kepada anakPastinya Anda setuju kan jika nama yang diberikan kepada sang anak adalah doa atau harapan dari orangtuanya. Maka dari itu, semua orang tua pasti akan memberikan nama yang baik untuk anaknya, sebagai harapan agar anaknya mendapatkan kebaikan.Namun, tidak jarang orang tua yang memanggil anaknya dengan sebutan-sebutan negatif, entah karena sedang kesal atau alasan lain. Dan apapun itu alasannya, memanggil anak dengan sebutan yang negatif merupakan contoh kesalahan sosial dalam pendidikan usia dini yang bisa berdampak fatal.Sebagai contoh seorang anak yang kurang cekatan, dipanggil lemot. Kemudian, anak yang tidak mendengar ketika dipanggil, lalu orang tua memanggilnya tuli.Panggilan yang negatif, akan berpengaruh juga terhadap perkembangan pikirannya. Oleh sebab itu, apapun kodisinya tetap gunakan panggilan-panggilan sesuai namanya atau dengan nama panggilan yang positif.4. Memberikan perlakuan yang tidak adilKetika sebuah keluarga memiliki anak lebih dari satu, maka tetaplah adil dalam memperlakukan dan memberikan kasih sayang kepada anak. Kesalahan pendidikan usia dini yang kerapkali terjadi adalah orang tua yang lebih sayang dan perhatian kepada salah satu anaknya, sementara anak yang lain kurang diperhatikan.5. Memberikan doa yang tidak baikDoa yang tidak baik ini kerapkali diucapkan sebagian orang tua ketika anaknya berbuat salah atau membangkang orang tua. Mereka sering menyumpahi dengan harapan yang tidak baik kepada anaknya, jika orang tua merasa sakit hati atas perlakuan anaknya.Senakal apapun anak, jangan pernah mendoakan yang buruk, namun tetap doakan yang baik-baik, semoga anak menyesali perbuatan buruknya dan kembali melakukan perbuatan positif.6. Terlalu banyak laranganBanyak kita lihat, beberapa orang tua kerap kali melarang anaknya ketika mereka sedang melakukan sesuatu. Sebagai contoh, ketika anak sedang bermain, kemudian orang tua melarangnya jangan bermain.Ketika anak sedang lari-larian, orang tua berkata jangan berlari, dan lain sebagainya.Semakin banyak larangan yang ditetapkan orang tua, akan memberikan dampak yang buruk pada perkembangan otaknya, khususnya otak kanan.Ketika anak dilarang untuk melakukan sesuatu sebagai bentuk mengekspresikan diri, maka perkembangan otak kanan yang memicu kreativitas juga akan terganggu.Itulah salah satu hal yang menyebabkan beberapa anak menjadi malu untuk mengekspresikan diri saat dewasa, karena ketika kecil orang tua melakukan kesalahan dalam pendidikan usia dini dengan menetapkan banyak larangan.Baca juga Manfaat Bermain bagi Anak Usia DiniNah, beberapa kesalahan tentang pendidikan usia dini yang diulas di atas sangat berdampak pada perkembangan sosial dan emosional anak. Untuk itu sebagai orang tua, hendaknya jangan melakukan hal-hal di atas, apapun kondisinya.
Jika pendidikan dilaksanakan dengan salah, pastinya pendidikan bukannya membuat anak menjadi lebih baik, namun justru membuat pengaruh negatif dalam dirinya. Nah, sebagai orangtua yang bijak hendaknya Anda tahu apa saja kesalahan sosial yang seringkali terjadi saat menerapkan pendidikan usia dini ini, agar jangan sampai anak Anda mendapat perlakuan yang sama.
Berbagai Kesalahan Sosial Saat Menerapkan Pendidikan Usia Dini pada Anak
1. Menitipkan anak kepada orang lain sejak dini
Kenyataan yang terjadi banyak anak yang dititipkan kepada orang lain atau kepada baby sister oleh orang tuanya. Kesibukan bekerja membuat para orang tua memilih mempercayakan orang lain untuk merawat anaknya. Padahal hal tersebut bukanlah solusi yang baik.
Merasa sangat prihatin, ketika melihat anak yang tidak diasuh orang tuanya sendiri sejak kecil. Padahal anak usia dini justru membutuhkan kedekatan dengan orangtua kandungnya, dalam rangka pembentukan karakter dan kepribadian yang positif. Anak yang sedari kecil dirawat secara intens oleh orangtuanya sendiri akan memiliki karakter positif yang lebih kuat daripada mereka yang dititipkan.
Anak-anak yang dititipkan cenderung membangkang orang tuanya atau bahkan lebih parahnya lagi terlibat dalam pergaulan bebas. Oleh sebab itu, pendidikan usia dini sangat diperlukan peran serta dari orang tua.
2. Sering membentak anak sejak dini
Kesalahan sosial tentang pendidikan usia dini berikutnya ialah kebiasaan membentak anak. Seringkali kita lihat beberapa orang tua yang memarahi anaknya, membentakknya ketika mereka melakukan kesalahan.
Cara tersebut sebenarnya tidak dianjurkan, terlebih lagi untuk anak kecil. Apabila anak melakukan kesalahan, nasihatilah dengan ucapan yang positif, tanpa harus membentak atau menggunakan kekerasan fisik dan ucapan.
Menasihati anak dengan kata-kata positif dan penuh kasih sayang, justru akan memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir bahwa ia telah melakukan kesalahan.
Berbeda jika orang tua memarahi anak dengan kekerasan, justru akan membuat gangguan mentalnya karena merasa takut, atau bahkan membuat anak semakin membangkang.
3. Memberikan panggilan/julukan buruk kepada anak
Pastinya Anda setuju kan jika nama yang diberikan kepada sang anak adalah doa atau harapan dari orangtuanya. Maka dari itu, semua orang tua pasti akan memberikan nama yang baik untuk anaknya, sebagai harapan agar anaknya mendapatkan kebaikan.
Namun, tidak jarang orang tua yang memanggil anaknya dengan sebutan-sebutan negatif, entah karena sedang kesal atau alasan lain. Dan apapun itu alasannya, memanggil anak dengan sebutan yang negatif merupakan contoh kesalahan sosial dalam pendidikan usia dini yang bisa berdampak fatal.
Sebagai contoh seorang anak yang kurang cekatan, dipanggil “lemot”. Kemudian, anak yang tidak mendengar ketika dipanggil, lalu orang tua memanggilnya “tuli”.
Baca Juga
- Cara Mengatasi Anak yang Malas Belajar dan Sekolah_Salah satu permasalahan yang sering dialami oleh orangtua adalah memiliki anak yang malas belajar hingga malas pergi ke sekolah. Banyak faktor yang menjadi penyebab kondisi pada anak-anak tersebut, seperti suka nonton TV, bermain game, otak-atik HP, internetan,asyik dengan WA, kecanduan medsos Fb, Twitter, dan lain-lain. Anak-anak juga menganggap bahwa belajar dan sekolah bukanlah kegiatan yang menyenangkan. Oleh sebab itu, Anda harus dapat mengambil sikap untuk mengatasi permasalahan tersebut. Lalu, tindakan apa saja yang dapat dilakukan?Cara Mengatasi Anak Malas Belajar dan SekolahA. Cara Mengatasi Anak Malas Belajar di Rumah1. Lakukan PendampinganKetika anak-anak malas belajar, sebaiknya Anda berikan pendampingan. Karena hal tersebut dapat membuat mereka merasa diperhatikan serta membangkitkan semangatnya kembali. Ajari anak-anak dengan tekun dan sabar serta ciptakan suasana yang menyenangkan agar mereka tidak mudah bosan. 2. Memilih Buku yang MenarikTerkadang anak-anak malas belajar karena suasana yang dirasakan terlalu membosankan. Salah satu siasat yang dapat Anda lakukan adalah melalui buku-buku pembelajaran. Anda dapat memilih buku dengan gambar dan warna-warna menarik yang dapat membuat mereka lebih bersemangat.3. Jangan EmosionalMemarahi anak ketika mengalami kesulitan belajar atau bertanya pada Anda hanya akan membuat mereka trauma serta enggan belajar lagi. Oleh sebab itu, Anda harus senantiasa bersikap sabar ketika menemani anak-anak belajar dan berikan bantuan semaksimal mungkin.4. Belajar Sebelum TidurTindakan ini tidak harus dilakukan dengan duduk sambil membaca buku. Anda dapat mengajak anak-anak latihan berhitung atau membaca sebelum tidur karena memorinya yang mudah merekam dan akan diingat ketika esok harinya.5. Jam Belajar yang Tidak BerlebihanOrangtua seringkali menyuruh anak-anak belajar dengan durasi waktu berjam-jam agar mendapatkan nilai yang baik. Namun, hal tersebut bukanlah tindakan yang tepat.Menganjurkan anak belajar dengan durasi waktu yang lama justru membuat memori otak cepat lelah dan tidak mampu menerima materi lagi serta dapat membuat mereka merasa stres.6. Menjelaskan Manfaat BelajarJika Anda mengalami kesulitan saat mengatasi anak-anak yang malas belajar, maka Anda dapat menjelaskan mengenai manfaat belajar. Dengan mengetahui hal tersebut, mereka dapat lebih bersemangat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.B. Cara Mengatasi Anak Malas Berangkat ke Sekolah1. Bantu Anak Mendapat TemanSebagian besar alasan anak-anak malas ke sekolah karena kurang nyamannya suasana yang dirasakan serta kesulitan ketika mencari teman. Oleh sebab itu, Anda dapat membantu mereka mencari teman, misalnya dengan membuat pesta kecil di rumah dengan mengundang teman sekelasnya.2. Berikan PenghargaanJika anak mulai rajin pergi ke sekolah, Anda dapat memberikannya penghargaan, seperti hadiah kecil-kecilan atau mengajaknya pergi ke suatu tempat yang diinginkannya. Hal ini akan membuat anak merasa lebih semangat untuk pergi ke sekolah.3. Mengatur Pola IstirahatUntuk menghindari anak-anak malas untuk pergi ke sekolah, sebaiknya Anda mengatur pola istirahatnya secara teratur agar tidak tidur terlalu larut malam. Sehingga esok harinya dia tidak akan terlambat untuk bangun. Selain itu, usahakan mereka selalu istirahat malam dengan durasi 8 hingga 9 jam per hari.4. Mengatasi Kekerasan di SekolahJika anak malas pergi ke sekolah karena adanya perselisihan antar teman sebayanya, sebaiknya Anda segera menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menemui guru atau Kepala Sekolah. Jadi Anda tidak perlu menemui anak yang bermusuhan dengan putra/putri Anda dan/atau wali muridnya. Hal ini malah bisa memperkeruh keadaan. Cukup temui Kepsek atau wali kelasnya, biar pihak sekolah yang mengatasinya.5. Buat Media Pembelajaran yang MudahDalam hal ini, Anda dapat melakukan diskusi bersama guru untuk menemukan solusi yang paling tepat. Anda dapat mencoba menggunakan media Internet sebagai solusinya karena tampilan yang menarik dapat membuat anak lebih nyaman menggunakannya.Baca juga:Cara Mengatasi Anak Penakut dan Pemalu Cara Mengatasi Anak yang Sulit DiaturCara Mengatasi Anak yang Keras KepalaDemikian tentang Cara Mengatasi Anak Malas Belajar dan Sekolah.Semoga bermanfaat
- Jangan Biarkan Anak Anda Menangis, Ingat Dampak Negatif/Buruk Membiarkan Anak Menangis Terlalu Lama!_Jika Anda sering membiarkan begitu saja putra/putri Anda yang sedang menangis karena Anda kesal dan lelah dengan tingkahnya. Misalnya saja ia menangis tanpa sebab dan Anda tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkannya. Saat Anda mencoba membujuknya untuk berhenti menangis, anak Anda kadang malah berontak sekuat tenaga hingga membuat Anda semakin kesal. Akhirnya Anda kemudian memilih membiarkannya menangis dan berharap ia segera berhenti menangis dengan sendirinya. Pertanyaannya, tepatkah cara demikian dalam menyikapi anak yang menangis?, adakah dampak buruk atau bahayanya saat Anda membiarkan anak Anda menangis terlalu lama?.Saat anak Anda menangis, sebenarnya ada pesan yang ingin ia sampaikan, yaitu menginginkan sesuatu dan menolak sesuatu. Jika anak Anda telah pandai bicara, maka akan lebih mudah bagi Anda untuk bisa tahu apa yang diinginkan atau ditolaknya.Namun jika anak Anda belum bisa bicara, maka akan lebih sulit bagi Anda untuk mengetahui apa yang diinginkan atau ditolaknya. Disinilah kemampuan dan kesabaran Anda diuji untuk menghadapi sikap dan tangisan anak Anda.Sebagai orangtua, sudah tugas Anda untuk melindungi dan memahami anak Anda. Jika anak Anda belum bisa bicara, maka Anda bisa mencoba memahaminya dengan menawarkan segala sesuatu.Misalnya saja anak Anda tiba-tiba menangis kencang tanpa sebab, maka Anda Anda bisa memulai dengan memeriksa tubuhnya jika ada semut atau hewan kecil yang menggigitnya, Anda juga bisa memberinya air minum karena siapa tahu ia menangis karena haus, jika saat Anda beri air ia menolak, maka Anda coba beri ia makanan, jika anak Anda masih menolak lagi, cobalah cek popoknya apakah air pipisnya sudah terlalu banyak hingga membuat ia merasa tak nyaman lalu menangis dan sebagainya.Lalu bagaimana jika Anda membiarkan saja anak Anda menangis?Anak yang tengah menangis dan dibiarkan begitu saja akan merasa tertekan secara psikologis. Ia akan merasa bahwa usahanya menyampaikan pesan kepada Anda telah gagal dan sia-sia. Boleh jadi ia akan berhenti menangis karena kelelahan dan kehausan. Namun di saat itu juga sebenarnya anak Anda telah belajar tentang pengabaian terhadap sesuatu.Dari dua hal, perasaan gagal menyampaikan pesan dan pelajaran tentang mengabaikan, sang anak kemudian akan tumbuh menjadi pribadi yang pesimis dan mudah mengabaikan sesuatu. Segala hal yang dilaluinya bersama orangtuanya akan membekas dan membentuk karakter sang anak.Di sisi lain, jika pada saat Anda membiarkan anak Anda menangis dan kemudian anak Anda menjadi semakin keras tangisannya sampai ia berguling di lantai dan barulah Anda membujuknya, maka sang anak juga mulai belajar sesuatu, yaitu jika ingin menyampaikan pesan, maka keraslah pada dirimu agar orangtuamu memperhatikanmu. Di kesempatan selanjutnya, sang anak akan menerapkan cara ini untuk mendapatkan atau menolak sesuatu hingga menjadi kebiasaannya hingga ia tumbuh besar.Jika Anda membiarkan anak Anda menangis dan tangisannya kemudian bertambah keras, lalu Anda membentak bahkan menjewer telinganya, maka anak Anda juga telah belajar sesuatu, yaitu tentang kekerasan.Dr Penelope Leach - penulis buku Your Baby And Child: From Birth To Age Five - berpendapat, anak yang stres dan dibiarkan menangis berisiko mengalami masalah psikologis di kemudian hari. Penelope juga menegaskan bahwa pendapatnya didukung dengan sebuah riset terbaru yang membuktikan bahwa seorang anak yang dibiarkan menangis lama berisiko mengalami gangguan perkembangan otak dan dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kesulitan belajar di kemudian hari.Jadi, jika Anda sungguh peduli terhadap tumbuh kembang fisik dan mental anak Anda, maka jangan biarkan anak Anda menangis terlalu lama. Usahakan segala sesuatu yang baik untuk meredakan tangisan anak Anda. Ingat bahwa anak Anda adalah amanah dari Tuhan untuk Anda yang selayaknya Anda jaga dan lindungi dengan baik.Demikian artikel tentang dampak buruk membiarkan anak menangis terlalu lama. Semoga bermanfaat.
- Cara Menasehati/Membujuk Anak agar Mau Sekolah PAUD_Pengenalan lingkungan sekolah untuk anak di bawah 5 tahun bertujuan untuk mengenalkan mereka pada dunia luar sehingga membantu mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial. Hal ini juga untuk persiapan mereka sebelum masuk ke sekolah formal di tahapan usia selanjutnya. Ini merupakan hal baru bagi mereka sehingga beberapa dari mereka memiliki ketakutan bahkan meluapkan emosinya dengan tangisan. Nah berikut kami akan membagikan tips kepada para bunda untuk membujuk buah hati Anda agar mau masuk sekolah PAUD.Cara Menasehati Anak agar Mau Sekolah PAUD1. Berikanlah pengertian bahwa nanti ia akan menemukan banyak teman di sekolahSekolah adalah lingkungan baru bagi anak. Jika biasanya mereka tak pernah lepas dari orang tuanya, maka di sini nanti ia akan jauh dari orang tua. Tentunya sang anak akan merasa ketakutan akan perubahan situasi ini. Oleh karena itu pada awal sebelum memasukkan anak ke PAUD, berilah mereka pengertian bahwa di sekolah ada banyak anak seusia mereka. Nanti ia bisa bermain dan menemukan teman baru di sana. Di sekolah juga ada ibu guru yang nanti bisa mengajak mereka bermain.2. Bu guru akan bantu untuk mencarikan temanJika Anda sebagai orang tua mengetahui bahwa karakter anak Anda adalah pemalu, maka beri penjelasan kepada sang anak bahwa nanti ibu guru akan mencarikan teman untuk kamu jadi jangan khawatir kalau nanti tidak memiliki teman.Nah disini, Anda sebagai orang tua juga harus memastikan bahwa guru di sekolah tempat mengajar anak Anda adalah seorang guru yang bisa Anda percayai untuk mendampingi anak Anda. Jika mendapati kondisi seperti di atas, Anda tidak perlu lagu untuk membicarakan kepada guru yang sudah Anda percayai tersebut untuk membantu anak Anda mencari teman di sekolah.3. Merespon emosi yang di keluarkan anak dengan tidakan yang tepatBuat Anda para orang tua baru, atau maksudnya orang tua yang baru mempunyai anak pertama, pasti merasa bingung saat melihat anak Anda tiba-tiba tidak mau masuk sekolah dengan alasan yang tidak jelas. Yang ada mereka hanya menangis penuh emosi saat kita memaksanya untuk sekolah.Nah disini, sebagai orang tua Anda perlu mengenali jenis emosi atau masalah apa yang di hadapi sang anak, dalam hal ini kenapa dia sampai tidak mau masuk ke sekolah. Setelah Anda mengetahui masalah yang di hadapi anak Anda tersebut, baru kemudian Anda melakukan tindakan yang tepat untuk menghadapinya atau untuk mencari solusinya.Nah berikut ini adalah berbagai conoh jenis emosi yang biasanya di keluarkan sang anak beserta maknanya .a. Marah – Ketika sang anak merasakan adanya ketidakadilanb. Rasa bersalah – Sang anak merasa tidak adil terhadap orang lainc. Frustrasi – Anak telah melakukan sesuatu berulangkali sedangkan hasilnya tak sesuai harapan sehingga ia harus mencari cara yang laind. Takut – Ada sesuatu yang tidak diinginkan anak yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.e. Kecewa – Apa yang diinginkan oleh anak tidak bisa terwujudf. Rasa tidak mampu – Kebutuhan untuk belajar sesuatu karena ada sesuatu yang tidak bisa dilakukan anak dengan baikg. Rasa bosan – Kebutuhan untuk tumbuh dan mendapatkan tantangan baruh. Sedih – Sang anak kehilangan sesuatu yang berhargai. Kesepian – Kebutuhan akan adanya hubungan yang bermakna bukan hanya sekedar bertemanj. Stress – Sang anak mengalami sesuatu yang terlalu menyakitkan dan harus segera dia hentikank. Depresi – Sesuatu yang terlalu menyakitkan dan harus segera dihentikanSetelah Anda mengetahui jenis emosi yang ditunjukkan buah hati Anda, Anda bisa menunjukkan empati Anda, dan biarkan cerita mereka mengalir hingga tuntas, baru setelah itu Anda bisa menawarkan sebuah tindakan namun tetap menyerahkan solusinya kepada sang anak karena terkadang solusi yang diberikan kepada anak secara langsung justru membuat anak enggan untuk bercerita.Misalnya: Sang anak bercerita: Tadi di sekolah Nisa tidak mau bermain denganku ma..Anda bisa mempelajari emosi anak . Perkataan di atas menunjukkan bahwa anak kesepian.Anda bisa menimpali:Hmm.. Nak kamu sangat ingin main dengan nisa’ ya? Kamu kesepian ya dan ingin main ya?Tunggu responnya dan mereka akan bercerita panjang lebar.Setelah mereka selesai bercerita, tawarkan ide pada anak.Lalu apa yang bisa mama bantu? Kamu mau main sama mama atau papa atau mungkin dede penginnya apa?Ini dilakukan supaya mereka berpikir dan mempertimbangkan baik buruknya serta yang nyaman bagi mereka. Hal ini akan membuat mereka lebih terbuka dan menumbuhkan rasa percaya diri bagi anak sehingga mereka tidak mudah mogok tidak mau masuk sekolah ketika mendapat permasalahan.Nah itu tadi adalah beberapa hal yang bisa Anda praktekkan jika anak Anda tidak mau masuk sekolah, baik itu terjadi di awal masuk sekolah atau di tengah-tengah mereka sudah masuk sekolah. Memberi pengertian dengan cara yang tepat dapat menyenangkan hati anak sehingga mereka bisa masuk sekolah dengan bahagia tanpa adanya paksaan. Selamat berusaha dan semoga bermanfaat.
Panggilan yang negatif, akan berpengaruh juga terhadap perkembangan pikirannya. Oleh sebab itu, apapun kodisinya tetap gunakan panggilan-panggilan sesuai namanya atau dengan nama panggilan yang positif.
4. Memberikan perlakuan yang tidak adil
Ketika sebuah keluarga memiliki anak lebih dari satu, maka tetaplah adil dalam memperlakukan dan memberikan kasih sayang kepada anak. Kesalahan pendidikan usia dini yang kerapkali terjadi adalah orang tua yang lebih sayang dan perhatian kepada salah satu anaknya, sementara anak yang lain kurang diperhatikan.
5. Memberikan doa yang tidak baik
Doa yang tidak baik ini kerapkali diucapkan sebagian orang tua ketika anaknya berbuat salah atau membangkang orang tua. Mereka sering menyumpahi dengan harapan yang tidak baik kepada anaknya, jika orang tua merasa sakit hati atas perlakuan anaknya.
Senakal apapun anak, jangan pernah mendoakan yang buruk, namun tetap doakan yang baik-baik, semoga anak menyesali perbuatan buruknya dan kembali melakukan perbuatan positif.
6. Terlalu banyak larangan
Banyak kita lihat, beberapa orang tua kerap kali melarang anaknya ketika mereka sedang melakukan sesuatu. Sebagai contoh, ketika anak sedang bermain, kemudian orang tua melarangnya “jangan bermain”.
Ketika anak sedang lari-larian, orang tua berkata “jangan berlari”, dan lain sebagainya.
Semakin banyak larangan yang ditetapkan orang tua, akan memberikan dampak yang buruk pada perkembangan otaknya, khususnya otak kanan.
Ketika anak dilarang untuk melakukan sesuatu sebagai bentuk mengekspresikan diri, maka perkembangan otak kanan yang memicu kreativitas juga akan terganggu.
Itulah salah satu hal yang menyebabkan beberapa anak menjadi malu untuk mengekspresikan diri saat dewasa, karena ketika kecil orang tua melakukan kesalahan dalam pendidikan usia dini dengan menetapkan banyak larangan.
Baca juga Manfaat Bermain bagi Anak Usia Dini
Nah, beberapa kesalahan tentang pendidikan usia dini yang diulas di atas sangat berdampak pada perkembangan sosial dan emosional anak. Untuk itu sebagai orang tua, hendaknya jangan melakukan hal-hal di atas, apapun kondisinya.