Kumpulan Puisi Tentang Ibu Karya KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus)1. Puisi Berjudul Ibu Karya Mustofa BisriIbuOleh: KH A Mustofa BisriIbuKaulah gua teduh tempatku bertapa bersamamu sekian lamaKaulah kawah dari mana aku meluncur dengan perkasaKaulah bumi yang tergelar lembut bagiku melepas lelahdan nestapa gunung yang menjaga mimpiku siang dan malammata air yang tak brenti mengalir membasahi dahagakutelaga tempatku bermain berenang dan menyelamKaulah, ibu, laut dan langit yang menjaga lurus horisonkuKaulah, ibu, mentari dan rembulan yang mengawal perjalanankumencari jejak sorga di telapak kakimu(Tuhan, aku bersaksiibuku telah melaksanakan amantMumenyampaikan kasihsayangMumaka kasihilah ibuku seperti Kau mengasihi kekasih-kekasihMuAmin).2. Puisi Berjudul "Nazar Ibu di Karbala" Karya Mustofa BisriNazar Ibu di KarbalaOleh: KH A Mustofa Bisripantulan mentarisenja dari kubah keemasanmesjid dan makam sang cucu nabimakin melembutpada genanganairmata ibu tuabergulir-gulirberkilat-kilatseolah dijaga pelupukagar tak jatuhindah warnanyamenghibur bocah berkaki satudalam gendongannyatapi jatuh juga akhirnyamanik-manik bening berkilauanmenitik pecahpada pipi manis kemerahanputeranya"ibu menangis ya, kenapa?"meski kehilangan satu kakibukankah ananda selamat kiniseperti yang ibu pinta?""airmata bahagia, anakkukerna permohonan kita dikabulkankita ziarah kemari hari inimemenuhi nazar ibumu."cahaya lembut masih memantul-mantuldari kedua matanyaketika sang ibu tiba-tiba brentiberdiri tegak di pintu makammenggumamkan salam:"assalamu 'alaika ya sibtha rasulillahsalam bagimu, wahai cucu rasulsalam bagimu, wahai permata zahra."lalu dengan permatanya sendiridalam gendongannyahati-hati maju selangkah-selangkahmenyibak para peziarahyang begitu meriahdisentuhnya dinding makam seperti tak sengajadan pelan-pelan dihadapkannya wajahnya ke kiblatmembisik munajat:"terimakasih, tuhankudalam galau perang yang tak menentuengkau hanya mengujikusebatas ketahanankuengkau hanya mengambil suamigubuk kamidan sebelah kakianakkutak seberapadibanding cobamuterhadap cucu rasulmu iniengkau masih menjagakejernihan pikirandan kebeningan hatituhan,kalau aku boleh meminta gantigantilah suami, gubuk, dan kaki anakkudengan kepasrahan yang utuhdan semangat yang penuhuntuk terus melangkahpada jalan lurusmudan sadarkanlah manusiaagar tak terus menumpahkan darahmereka sendiri sia-siatuhan,inilah nazarkuterimalah."3. Puisi Berjudul "Cinta Ibu" Karya Mustofa BisriCinta IbuOleh: KH A Mustofa BisriSeorang ibu mendekap anaknya yang durhaka saat sekaratairmatanya menetes-netes di wajah yang gelap dan pucatanaknya yang sejak di rahim diharap- harapkan menjadi cahayasetidaknya dalam dirinya dan berkata anakku jangan risaukan dosa-dosamu kepadakusebutlah namaNya, sebutlah namaNya.Dari mulut si anak yang gelepotan lumpur dan darahterdengar desis mirip upaya sia-sia sebelum semuanya terpaku kaku.Cek juga Kumpulan Puisi Ibu karya Pendatang Baru
Kumpulan Puisi Tentang Ibu Karya KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus)
1. Puisi Berjudul Ibu Karya Mustofa Bisri
Ibu
Oleh: KH A Mustofa Bisri
Ibu
Kaulah gua teduh tempatku bertapa bersamamu sekian lama
Kaulah kawah dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi yang tergelar lembut bagiku melepas lelah
dan nestapa gunung yang menjaga mimpiku siang dan malam
mata air yang tak brenti mengalir membasahi dahagaku
telaga tempatku bermain berenang dan menyelam
Kaulah, ibu, laut dan langit yang menjaga lurus horisonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga di telapak kakimu
(Tuhan, aku bersaksi
ibuku telah melaksanakan amantMu
menyampaikan kasihsayangMu
maka kasihilah ibuku seperti Kau mengasihi kekasih-kekasihMu
Amin).
2. Puisi Berjudul "Nazar Ibu di Karbala" Karya Mustofa Bisri
Nazar Ibu di Karbala
Oleh: KH A Mustofa Bisri
pantulan mentari
senja dari kubah keemasan
mesjid dan makam sang cucu nabi
makin melembut
pada genangan
airmata ibu tua
bergulir-gulir
berkilat-kilat
seolah dijaga pelupuk
agar tak jatuh
indah warnanya
menghibur bocah berkaki satu
dalam gendongannya
tapi jatuh juga akhirnya
manik-manik bening berkilauan
menitik pecah
pada pipi manis kemerahan
puteranya
"ibu menangis ya, kenapa?"
meski kehilangan satu kaki
bukankah ananda selamat kini
seperti yang ibu pinta?"
"airmata bahagia, anakku
kerna permohonan kita dikabulkan
kita ziarah kemari hari ini
memenuhi nazar ibumu."
cahaya lembut masih memantul-mantul
dari kedua matanya
ketika sang ibu tiba-tiba brenti
berdiri tegak di pintu makam
menggumamkan salam:
"assalamu 'alaika ya sibtha rasulillah
salam bagimu, wahai cucu rasul
salam bagimu, wahai permata zahra."
lalu dengan permatanya sendiri
dalam gendongannya
hati-hati maju selangkah-selangkah
menyibak para peziarah
yang begitu meriah
disentuhnya dinding makam seperti tak sengaja
dan pelan-pelan dihadapkannya wajahnya ke kiblat
membisik munajat:
"terimakasih, tuhanku
dalam galau perang yang tak menentu
engkau hanya mengujiku
sebatas ketahananku
engkau hanya mengambil suami
gubuk kami
dan sebelah kaki
anakku
tak seberapa
dibanding cobamu
terhadap cucu rasulmu ini
engkau masih menjaga
kejernihan pikiran
dan kebeningan hati
tuhan,
kalau aku boleh meminta ganti
gantilah suami, gubuk, dan kaki anakku
dengan kepasrahan yang utuh
dan semangat yang penuh
untuk terus melangkah
pada jalan lurusmu
dan sadarkanlah manusia
agar tak terus menumpahkan darah
mereka sendiri sia-sia
tuhan,
inilah nazarku
terimalah."
3. Puisi Berjudul "Cinta Ibu" Karya Mustofa Bisri
Cinta Ibu
Oleh: KH A Mustofa Bisri
Seorang ibu mendekap anaknya yang durhaka saat sekarat
airmatanya menetes-netes di wajah yang gelap dan pucat
anaknya yang sejak di rahim diharap- harapkan menjadi cahaya
setidaknya dalam dirinya dan berkata anakku jangan risaukan dosa-dosamu kepadaku
sebutlah namaNya, sebutlah namaNya.
Dari mulut si anak yang gelepotan lumpur dan darah
terdengar desis mirip upaya sia-sia sebelum semuanya terpaku kaku.
Cek juga Kumpulan Puisi Ibu karya Pendatang Baru
1. Puisi Berjudul Ibu Karya Mustofa Bisri
Ibu
Oleh: KH A Mustofa Bisri
Ibu
Kaulah gua teduh tempatku bertapa bersamamu sekian lama
Kaulah kawah dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi yang tergelar lembut bagiku melepas lelah
dan nestapa gunung yang menjaga mimpiku siang dan malam
mata air yang tak brenti mengalir membasahi dahagaku
telaga tempatku bermain berenang dan menyelam
Kaulah, ibu, laut dan langit yang menjaga lurus horisonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga di telapak kakimu
(Tuhan, aku bersaksi
ibuku telah melaksanakan amantMu
menyampaikan kasihsayangMu
maka kasihilah ibuku seperti Kau mengasihi kekasih-kekasihMu
Amin).
2. Puisi Berjudul "Nazar Ibu di Karbala" Karya Mustofa Bisri
Nazar Ibu di Karbala
Oleh: KH A Mustofa Bisri
pantulan mentari
senja dari kubah keemasan
mesjid dan makam sang cucu nabi
makin melembut
pada genangan
airmata ibu tua
bergulir-gulir
berkilat-kilat
seolah dijaga pelupuk
agar tak jatuh
indah warnanya
menghibur bocah berkaki satu
dalam gendongannya
tapi jatuh juga akhirnya
manik-manik bening berkilauan
menitik pecah
pada pipi manis kemerahan
puteranya
"ibu menangis ya, kenapa?"
meski kehilangan satu kaki
bukankah ananda selamat kini
seperti yang ibu pinta?"
"airmata bahagia, anakku
kerna permohonan kita dikabulkan
kita ziarah kemari hari ini
memenuhi nazar ibumu."
cahaya lembut masih memantul-mantul
dari kedua matanya
ketika sang ibu tiba-tiba brenti
berdiri tegak di pintu makam
menggumamkan salam:
"assalamu 'alaika ya sibtha rasulillah
salam bagimu, wahai cucu rasul
salam bagimu, wahai permata zahra."
lalu dengan permatanya sendiri
dalam gendongannya
hati-hati maju selangkah-selangkah
menyibak para peziarah
yang begitu meriah
disentuhnya dinding makam seperti tak sengaja
dan pelan-pelan dihadapkannya wajahnya ke kiblat
membisik munajat:
"terimakasih, tuhanku
dalam galau perang yang tak menentu
engkau hanya mengujiku
sebatas ketahananku
engkau hanya mengambil suami
gubuk kami
dan sebelah kaki
anakku
tak seberapa
dibanding cobamu
terhadap cucu rasulmu ini
engkau masih menjaga
kejernihan pikiran
dan kebeningan hati
tuhan,
kalau aku boleh meminta ganti
gantilah suami, gubuk, dan kaki anakku
dengan kepasrahan yang utuh
dan semangat yang penuh
untuk terus melangkah
pada jalan lurusmu
dan sadarkanlah manusia
agar tak terus menumpahkan darah
mereka sendiri sia-sia
tuhan,
inilah nazarku
terimalah."
3. Puisi Berjudul "Cinta Ibu" Karya Mustofa Bisri
Cinta Ibu
Oleh: KH A Mustofa Bisri
Seorang ibu mendekap anaknya yang durhaka saat sekarat
airmatanya menetes-netes di wajah yang gelap dan pucat
anaknya yang sejak di rahim diharap- harapkan menjadi cahaya
setidaknya dalam dirinya dan berkata anakku jangan risaukan dosa-dosamu kepadaku
sebutlah namaNya, sebutlah namaNya.
Dari mulut si anak yang gelepotan lumpur dan darah
terdengar desis mirip upaya sia-sia sebelum semuanya terpaku kaku.
Cek juga Kumpulan Puisi Ibu karya Pendatang Baru