Pentingnya Evaluasi untuk Kemajuan Pendidikan di Indonesia_Evaluasi adalah suatu proses untuk menilai dan mengukur suatu kegiatan yang menyangkut nilai maupun arti agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Hasil dari evaluasi sendiri yaitu kualitas sesuatu, baik yang menyangkut nilai maupun arti. Perlunya evaluasi dilakukan untuk mengembangkan, memajukan, serta memperbaiki program yang ada di Indonesia khususnya pendidikan yang telah dijalankan sebelumnya dan sebagai acuan untuk masa yang akan datang. Berikut pentingnya evaluasi untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.Pentingnya Evaluasi untuk Kemajuan Pendidikan di Indonesia1. Sebagai Umpan Balik Bagi Pendidik dan Peserta DidikEvaluasi memang hal yang mendasar dan pokok yang harus dilaksanakan setelah melakukan suatu kegiatan. Dengan evaluasi, pendidik dan peserta didik mendapatkan umpan balik berupa hasil yang nantinya dapat diperbaiki dan dikembangkan. Pendidik dapat mengetahui apakah soal yang telah ia berikan sudah cocok untuk diberikan atau sesuai dengan prosedur yang sudah menjadi kesepakatan. Sedangkan peserta didik dapat mengerti apa saja yang kurang pada dirinya, dalam hal nilai atau sikap sehingga dapat diperbaiki setelah evaluasi selesai dilaksanakan. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia akan semakin maju.2. Dapat Mengelompokkan Peserta Didik Sesuai KemampuanDengan evaluasi, pengelompokan peserta didik dapat dilakukan dengan mudah. Selain itu, dengan pengelompokan peserta didik, pendidik akan lebih mudah dalam melaksanakan proses pembelajaran karena tidak adanya penghambat dalam kelas seperti ada beberapa siswa yang kesulitan mengejar pelajaran dan sebagian besar siswa lain sudah paham dan ingin melanjutkan ke materi berikutnya, alhasil siswa tersebut kelabakan. Selain itu pelaksanaan pengelompokan dimaksud untuk mempermudah peserta didik saat pelaksanaan evaluasi karena mereka sudah siap sesuai kemampuan mereka.3. Untuk Mengetahui Kelanjutan Pendidikan Peserta DidikKemampuan peserta didik dapat terkontrol dan terpantau dari adanya evaluasi ini. Selain dari pihak pendidik orangtua juga dapat mengetahui kemampuan dari buah hati mereka. Dengan evaluasi, orangtua, pendidik, dan peserta didik dapat meramalkan kelanjutan pendidikan yang akan ditempuh selanjutnya sebagai usaha untuk menambah ilmu. Dari evaluasi akan diketahui arah mana yang cocok untuk meneruskan pendidikan, sehingga dari pihak peserta didik sendiri tidak kesulitan karena sudah sesuai dengan kemampuannya.4. Mengetahui Kemampuan Peserta DidikGuru dan orangtua akan mengetahui hasil dari belajar peserta didik selama menempuh pendidikan setelah evaluasi. Dengan evaluasi, orangtua akan mengetahui langkah apa yang akan diambil agar dapat membantu membina dan membimbing buah hatinya dalam menempuh masa depan dan membantu negara untuk kemajuan bangsa. Dengan diketahuinya kemampuan peserta didik, guru akan mengerti, peserta didik mana yang perlu mendapat perhatian khusus dan peserta didik mana yang perlu penambahan pengayaan.5. Sebagai Patokan KeberhasilanDengan evaluasi, hasil pendidikan akan mudah diketahui dan diperoleh. Hasil dari evaluasi dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik sampai sejauh mana ia melaksanakan proses pembelajaran, apakah sesuai dengan target ataukah belum. Selain itu dengan evaluasi, peserta didik dapat memiliki patokan pula untuk lebih giat lagi dalam belajar. Evaluasi sangat berguna untuk mengetahui maju atau mundurnya pendidikan di Indonesia, karena evaluasi sendiri yaitu kegiatan menilai dan mengukur. Dengan evaluasi pula dapat diketahui titik kelemahan yang ada di dalam lembaga pendidikan itu sendiri agar dapat mencari jalan keluar dan menjadi lebih baik.Itulah beberapa peran penting dari evaluasi untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Semoga bermanfaat.
Pentingnya Evaluasi untuk Kemajuan Pendidikan di Indonesia
1. Sebagai Umpan Balik Bagi Pendidik dan Peserta Didik
Evaluasi memang hal yang mendasar dan pokok yang harus dilaksanakan setelah melakukan suatu kegiatan. Dengan evaluasi, pendidik dan peserta didik mendapatkan umpan balik berupa hasil yang nantinya dapat diperbaiki dan dikembangkan. Pendidik dapat mengetahui apakah soal yang telah ia berikan sudah cocok untuk diberikan atau sesuai dengan prosedur yang sudah menjadi kesepakatan. Sedangkan peserta didik dapat mengerti apa saja yang kurang pada dirinya, dalam hal nilai atau sikap sehingga dapat diperbaiki setelah evaluasi selesai dilaksanakan. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia akan semakin maju.
2. Dapat Mengelompokkan Peserta Didik Sesuai Kemampuan
Dengan evaluasi, pengelompokan peserta didik dapat dilakukan dengan mudah. Selain itu, dengan pengelompokan peserta didik, pendidik akan lebih mudah dalam melaksanakan proses pembelajaran karena tidak adanya penghambat dalam kelas seperti ada beberapa siswa yang kesulitan mengejar pelajaran dan sebagian besar siswa lain sudah paham dan ingin melanjutkan ke materi berikutnya, alhasil siswa tersebut kelabakan. Selain itu pelaksanaan pengelompokan dimaksud untuk mempermudah peserta didik saat pelaksanaan evaluasi karena mereka sudah siap sesuai kemampuan mereka.
3. Untuk Mengetahui Kelanjutan Pendidikan Peserta Didik
Kemampuan peserta didik dapat terkontrol dan terpantau dari adanya evaluasi ini. Selain dari pihak pendidik orangtua juga dapat mengetahui kemampuan dari buah hati mereka. Dengan evaluasi, orangtua, pendidik, dan peserta didik dapat meramalkan kelanjutan pendidikan yang akan ditempuh selanjutnya sebagai usaha untuk menambah ilmu. Dari evaluasi akan diketahui arah mana yang cocok untuk meneruskan pendidikan, sehingga dari pihak peserta didik sendiri tidak kesulitan karena sudah sesuai dengan kemampuannya.
Baca Juga
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Mencanangkan Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti-Pada era sekarang pendidikan dan pengamalan budi pekerti sangat lebih dibutuhkan dan dilakukan. Pemerintah via Kemdikbud sudah secara resmi mencanangkan gerakan Penumbuhan Budi Pekerti melalui serangkaian kegiatan non kurikuler sesuai dengan Peraturan meneteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Bapak Anies Baswedan menegaskan, sekolah bukan lagi menanamkan budi pekerti akan tetapi setiap sekolah harusnya mampu menumbuhkan budi pekerti pada siswa. Hal tersebut disampaikan oleh pak Menteri karena menurut beliau antara kata/istilah menumbuhkan dengan menanamkan itu memiliki makna yang berbeda.Menumbuhkan artinya kita menyiapkan satu lingkungan yang memungkinkan anak-anak kita tumbuh budi pekertinya, bukan dari luar ditancapkan dan ditanamkan, katanya saat memberikan arahan pada pelaksanaan upacara bendera di SD Negeri 01 dan 06 Pagi Lebak Bulus, Jakarta, Senin (27/7/2015).Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti via KemendikbudMendikbud menjelaskan, hal pertama yang dilakukan untuk menumbuhkan budi pekerti pada siswa adalah diajarkan kemudian dibiasakan dan dilatih secara konsisten. Setelah itu, kata dia, akan menjadi kebiasaan pada siswa yang kemudian terbentuk karakter dan selanjutnya menjadi budaya terutama budaya di sekolah. Untuk menjadi budaya perlu melewati beberapa proses tersebut, ujarnya.Mendikbud mengungkapkan, pada intinya budi pekerti perlu ditumbuhkan sebagai kebiasaan bukan sebagai pengetahuan saja. Kebiasaan itu, kata dia, artinya sesuatu hal yang dikerjakan secara rutin atau terus menerus dan apabila budi pekerti itu tumbuh sebagai kebiasaan maka akan menjadi karakter yang selanjutnya menjadi budaya. Harapannya para guru, para kepala sekolah, menyadari bahwa kita mulai tahun ini serius bicara tentang penumbuhan budi pekerti, tuturnya.( Sumber: http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/4406 )Para pembaca, kita perlu bersyukur karena pemerintah begitu memperhatikan tentang akhlak atau budi pekerti melalui gerakan penumbuhan budi pekerti lewat pendidikan formal. Semoga upaya pemerintah dapat berhasil.Walaupun demikian, hal yang tak kalah penting adalah pendidikan Agama yang mestinya harus disampaikan sejak dini. Jika dalam suatu keluarga, seorang anak mendapatkan ilmu agama sejak kecil maka insya Allah para Guru pun akan lebih mudah dalam mendidik siswanya (siswa yang sudah mempunyai bekal ilmu Agama dari keluarga atau lngkungannya). Jadi antara pendidikan di keluarga, lingkungan, dan sekolah memang rasanya suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
- Cara Mengatasi Anak yang Broken Home_Setiap anak pasti menginginkan keluarga yang utuh dan harmonis. Keharmonisan orangtua sebagai bentuk kasih sayang dan perhatian sangat dibutuhkan anak, karena hal tersebut, bisa membentuk kepribadian serta karakternya. Namun sayangnya, tidak semua anak memiliki keluarga yang utuh dan harmonis, sehingga wajar bila ada banyak anak menjadi korban broken home, akibat kondisi tersebut. Dan kabar buruknya, tidak semua anak dapat menerima kondisi ini secara sadar dan ikhlas. Sehingga hal ini memicu anak berada dalam masa-masa sulit yang berkepanjangan, khususnya bagi anak yang masih di bawah umur dan belum memahami penyebab orang tuanya tidak akur.Kondisi ini secara tidak langsung akan memengaruhi kesehatan psikis dan fisik anak baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Anak-anak yang berada di keluarga broken home, tidak dapat dibiarkan begitu saja, harus mendapat penanganan khusus. Jika tidak, kondisi psikisnya akan semakin buruk, dan jika dibiarkan dalam kurun waktu yang lama bisa berdampak sangat tidak baik.A. Penyebab Broken HomeSebelum membahas cara mengatasi anak yang broken home, berikut ini ada beberapa hal yang sebaiknya anda ketahui, terkait penyebab kondisi broken home.1. Karena PerceraianPenyebab broken home yang sering terjadi yaitu perceraian orangtua anak. Berbagai permasalahan rumah tangga, membuat pasangan suami istri memutuskan untuk bercerai.2. Karena Ketidakdewasaan Sikap OrangtuaAdanya sikap egoisme antara suami dan istri, kerap kali membuat mereka bertengkar. Keduanya saling mempertahankan egonya masing-masing dan tidak ada yang mau mengalah.3. Kurangnya Rasa Tanggung JawabMemutuskan untuk membangun rumah tangga artinya mereka bertanggungjawab atas semua hal dalam keluarga, termasuk bertanggung jawab terhadap anak. Namun, kenyataannya kesibukan mencari harta membuat orangtua lupa tanggung jawab dan perannya sebagai orang tua kepada anak. Akibatnya anak kehilangan kasih sayang dan perhatian orangtua yang seharusnya ia dapatkan.4. Karena Masalah EkonomiSalah satu penyebab broken home yang tidak jarang terjadi yaitu masalah ekonomi keluarga.Kesulitan ekonomi bisa menjadi pemicu keretakan hubungan keluarga. Kebutuhan keluarga yang semakin meningkat, namun pendapatan yang pas-pasan, seringkali menyebabkan pertengkaran dalam suatu keluarga.B. Cara Mengatasi Anak yang Broken Home1. Sebisa Mungkin Jangan Tunjukkan Permasalahan Keluarga di Depan AnakJika Anda dan pasangan Anda mengalami suatu masalah, usahakan jangan menunjukkan permasalahan tersebut kepada anak.Selesaikan secara dewasa antara Anda dan pasangan Anda. Jangan sekali-kali bertengkar di hadapan anak, apalagi menyalahkan anak sebagai pelampiasan.Peran keluarga yaitu memberikan rasa nyaman kepada anak. Sehingga, jangan sampai masalah keluarga yang Anda alami, membuat anak menjadi tidak nyaman berada diantara keluarganya sendiri. Sebisa mungkin tahan dan kelola emosi Anda saat keluarga Anda sedang mengalami masalah.2. Tumbuhkan Pikiran Positif pada Diri Anak dalam Segala HalJika saat ini keluarga Anda sedang mengalami masalah, dan mengharuskan Anda dan pasangan berpisah, maka pastikan bahwa anak tetap akan mendapatkan kasih sayang dari orangtua meskipun telah berpisah.Tanamkan hal-hal positif dalam diri anak agar tidak larut dalam kesedihan akibat perpisahan orangtua. Ajak anak untuk selalu berpikir positif dalam segala hal, termasuk perpisahan keluarga yang terjadi. Dengan menanamkan pikiran yang positif, lambat laun anak akan bisa menerima kenyataan tersebut.3. Jangan Biarkan Anak Merasa Bersalah atas Kondisi yang TerjadiPertengkaran dan perpisahan yang terjadi pada orangtuanya, kerapkali membuat anak terpuruk bahkan menyalahkan dirinya sendiri.Jika hal tersebut dilakukan oleh anak Anda, katakan bahwa masalah keluarga yang sedang terjadi bukan karena kesalahannya.Yakinkan padanya, bahwa kondisi yang terjadi tidak perlu disesali dan bukan kesalahan siapa-siapa.Karena, apabila anak merasa bersalah dengan permasalahan yang terjadi dalam keluarga, dapat menyebabkan pemikiran negatif dalam jiwa anak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan anak melakukan hal-hal negatif pula sebagai pelampiasan rasa bersalahnya.4. Ajak Anak untuk Mencoba Hal-Hal BaruBroken home tentu akan membuat anak merasakan suasana yang berbeda dari biasanya. Ketidakharmonisan keluarga atau keluarga yang tidak utuh lagi, dapat membuat anak kehilangan kasih sayang seutuhnya yang selama ini dirasakan. Apabila hal tersebut dibiarkan begitu saja, tentu dapat menciptakan kondisi negatif dalam diri anak.Nah, untuk membangkitkan energi positif dalam dirinya, Anda dapat mengajak anak untuk melakukan hal baru. Ajaklah anak melakukan kegiatan yang menyenangkan sebagai hiburan untuk mengembalikan suasana hati dan energi positifnya.5. Jadilah Teman yang Baik untuk AnakMeskipun Anda dan pasangan Anda sedang mengalami masalah, namun jangan sampai membuat Anda lupa peran sebagai orang tua. Tetaplah menjadi orangtua yang memberikan rasa nyaman bagi anak-anak Anda. Bila perlu, jadilah seperti teman bagi anak Anda. Biarkan anak membagikan keluh kesah yang dialaminya di sekolah dan jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu Anda jika anak meminta untuk ditemani mengunjungi suatu tempat.6. Berikan Treatment KhususKondisi broken home membuat beberapa anak tidak dapat menerima kenyataan menyakitkan tersebut. Akibatnya anak mengalami gangguan mental seperti terpuruk, rasa bersalah, trauma, hingga depresi. Jika kondisi anak sudah separah itu, segera berikan treatment khusus kepada mereka. Anda bisa mengajak anak ke psikolog atau melakukan terapi untuk membangkitkan kembali pikiran positif dalam diri anak. Sehingga, anak dapat menerima kenyataan dalam keluarganya dan siap menghadapi segala hal yang akan terjadi dalam hidupnya.7. Tetap Menjaga Keintiman KeluargaApapun masalah yang Anda dan pasangan alami, sehingga membuat Anda berpisah, pastikan bahwa Anda dan pasangan tetap melakukan komunikasi yang baik. Hal ini menunjukkan kepada anak bahwa orangtua mereka tetap dapat menjaga hubungan yang baik meskipun tidak bersama lagi. Ini juga akan membuat anak tetap merasakan kasih sayang dan mendapatkan perhatian dari orangtuanya.Itulah beberapa hal penyebab broken home dan cara mengatasi anak yang broken home agar mereka bisa menerima kenyataan dan tetap memiliki jiwa yang positif. Yang terpenting adalah tetap melakukan komunikasi yang baik kepada anak, memberikan kasih sayang dan perhatian. Biarkan masalah keluarga menjadi masalah orang dewasa yang menyelesaikannya, dan jangan sampai merenggut masa kecil anak, meski seberat apapun masalah yang sedang dihadapi.
- Jenis-Jenis Penelitian beserta Contohnya_Meneliti, kini bukan lagi tugas seorang ahli, professor atau doctor. Nyatanya, siapapun dapat melakukan penelitian, termasuk Anda. Dan pastinya apa pun jenis penelitian yang dilakukan, punya manfaat penting dalam berkembangnya bidang yang digeluti. Semakin banyak penelitian, ilmu pengetahuan yang ada di dunia akan semakin berkembang. Nah, bicara mengenai penelitian, berikut kami bagikan ulasan mengenai berbagai jenis penelitian, lengkap beserta contohnya. Silakan disimak.A. Penelitian Ditinjau dari Tujuan1. Penelitian EksploratifPenelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan ketika peneliti ingin menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.Sebagai contoh, secara tiba-tiba di suatu desa terjadi serangan penyakit yang membahayakan terutama pada anak di bawah 10 tahun. Karena kejadian tersebut dianggap misterius, para dokter mengadakan penelitian untuk mencari penyebab dari kejadian tersebut. Maka penelitian itu disebut penelitian eksploratif.2. Penelitian Developmental atau Penelitian PengembanganKetika kementerian pendidikan ingin mencoba pengajaran dengan kurikulum K-13, maka disusunlah berbagai buku dan bahan ajar untuk K-13.Semua kejadian yang berhubungan dengan proses belajar mengajar akan dicatat, diteliti, dan diadakan penyempurnaan sehingga akan ditemukan prototype metode penyampaian dengan menggunakan buku dan bahan ajar yang tepat.Mengadakan percobaan dan penyempurnaan inilah yang disebut dengan penelitian developmental.3. Penelitian verifikatifPenelitian ini bertujuan untuk mengecek hasil kebenaran dari penelitian sebelumnya (memverifikasi).Misal, pada tahun 2000 pernah diadakan suatu penelitian tentang rasa solidaritas rakyat pedesaan dan telah menghasilkan suatu kesimpulan.Tiga tahun kemudian, peneliti lain mengadakan penelitian yang sama untuk memgecek kebenaran penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2000.B. Penelitian Ditinjau dari PendekatanApabila seorang peneliti ingin mengetahui perkembangan kemampuan penalaran siswa Sekolah Menengah Pertama kelas 7 sampai dengan kelas 9, maka peneliti ini dapat melakukan dua cara atau pendekatan penelitian, yaitu pendekatan bujur dan pendekatan silang.1. Pendekatan Longitudinal (Pendekatan Bujur)Dengan pendekatan ini, peneliti akan mencatat kemampuan penalaran siswa sejak duduk di kelas 7.Berturut turut setiap tahun, perkembangan tersebut akan dicatat sampai dengan 3 tahun.Yang perlu diperhatikan di sini adalah saat waktu pencatatan dilakukan.Apabila peneliti melakukan pencatatan pertama pada bulan Maret, maka pencatatan selanjutnya juga harus dilakukan pada bulan yang sama sehingga kondisinya juga dirasa akan sama.Pendekatan ini dianggap sangat valid karena subjek yang diamati sama, sehingga faktor faktor internal dari siswa akan sama.Namun kelemahannya, waktu penelitian akan sangat lama dan dikhawatirkan faktor eksternal seperti perkembangan zaman akan mempengaruhi siswa.2. Pendekatan Cross-Sectional (Pendekatan Silang)Berbeda dengan pendekatan bujur, pendekatan silang tidak menggunakan subjek penelitian yang sama.Dalam waktu bersamaan, peneliti akan mengadakan pencatatan tentang pengembangan penalaran siswa SMP secara serentak., yaitu pada kelas 7,8 dan 9.Jelas keuntungan bagi peneliti di sini adalah data dengan cepat akan terkumpul. Akan tetapi, subjek yang berbeda-beda akan menjadikan penelitian kurang valid karena berbagai faktor eksternal.C. Penelitian Ditinjau dari Bidang IlmuBerkenaan dengan banyaknya spesialisasi bidang keilmuan, tentunya semua akan terdapat banyak objek yang dapat diteliti, tergantung dengan siapa yang mengadakan penelitian.Contoh jenis penelitian ini adalah : penelitian bidang pendidikan, guru, kesehatan, teknik, ruang angkasa, keolahragaan, keagamaan, dan masih banyak lagi.D. Penelitian Ditinjau dari Hadirnya VariabelVariabel adalah sesuatu hal yang menjadi objek penelitian, yang diperhatikan, diteliti atau diberi perlakuan dalam suatu kegiatan penelitian (points to be noticed), yang menunjukkan suatu variasi (perbedaan), baik secara kuantitatif maupun kualitatif.Dari istilahnya, Variabel terkandung makna variasi yang berarti berubah ubah. Sebagai contoh, usia, tingkat kecerdasan, kekayaan adalah variabel karena masing masing orang memiliki ukuran yang berbeda.Apabila dilihat dari waktu terjadinya, ada variabel masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang.Penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan variable masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) disebut penelitian deskriptif atau penelitian yang menjelaskan suatu fenomena tertentu.Penelitian yang dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang (bukan saat penelitian) adalah penelitian eksperimen.Disebut sebagai variabel masa depan karena belum terjadi dan sengaja didatangkan oleh peneliti dalam bentuk perlakuan atau treatment yang terjadi dalam eksperimen.E. Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif1. Penelitian kuantitatifPenelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang memiliki kriteria yang sistematis, berstruktur dan telah direncanakan dengan jelas sejak penelitian belum dilaksanakan.Dalam pengertian lain, penelitian kuantitatif disebut sebut sebagai penelitian yang menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, analisis dari data, sampai dengan penyampaian hasil dan kesimpulannya. Biasanya, hasil analisis dai penelitian ini disertai dengan grafik, tabel, dan alat bantu ukur lainnya.Menurut Sugiyono (2012) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang dilandasi oleh filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel yang telah ditentukan sebelumnya.Teknik pengambilan sampelnya pun beragam dan dapat dipilih sesuai kebutuhan peniliti. Cara peneliti mengumpulkan data adalah dengan suatu instrumen penelitian dan analisis datanya bersifat statistik atau angka angka yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya.Contohnya adalah penelitian mengenai pengaruh metode pembelajaan dan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa, penelitian mengenai hasil tangkapan nelayan atau penelitian mengenai pengaruh pemberian obat nyamuk pada jentik jentik.2. Penelitian kualitatifJenis penelitian kualitatif merupakan metode yang dirasa masih baru karena memang baru diperkenalkan secara luas pada tahun 1990-an.Metode ini berlandaskan filsafat postpositivisme, serta sebagai metode artistic karena proses penelitian ini bersifat seni, kurang berpola dan berstruktur dan juga bersifat interpretive karena data hasil penelitiannya berhubungan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di tempat observasi.Jenis penelitian kualitatif juga sering disebut dengan metode penelitian naturalis karena penelitiannya dilakukan pada saat variabel berada di kondisi yang alamiyah atau berbasis natural setting, disebut pula metode etnographi karena pada awalnya jenis penelitian ini lebih banyak digunakan pada penelitian bidang antropologi, bahasa, dan budaya.Penelitian ini merupakan penelitian yang menekankan pada aspek pemahaman mendalam terhadap suatu kasus atau fenomena daripada melihat suatu fenomena untuk melakukan generalisasi.Menurut teori penelitian kualitatif, agar peelitiannya dianggap valid maka data yang dihimpun harus lengkap berupa data primer dan data sekunder.Data primer merupakan data observasi, survey, atau wawancara dari narasumber atau objek penelitian.Sedangan data sekunder merupakan dokumen grafis, foto, film, rekaman, benda benda, yang menguatkan data primer.Contoh dari penelitian ini adalah penelitian tentang ekploitasi anak jalanan, peran orang tua dalam pendidikan karakter anak atau perspepsi dan perilaku tidak baik pada siswa SMA.Nah itulah tadi ulasan mengenai jenis-jenis penelitian beserta contohnya. Semoga informasi diatas dapat menjadi referensi yang bermanfaat.
Guru dan orangtua akan mengetahui hasil dari belajar peserta didik selama menempuh pendidikan setelah evaluasi. Dengan evaluasi, orangtua akan mengetahui langkah apa yang akan diambil agar dapat membantu membina dan membimbing buah hatinya dalam menempuh masa depan dan membantu negara untuk kemajuan bangsa. Dengan diketahuinya kemampuan peserta didik, guru akan mengerti, peserta didik mana yang perlu mendapat perhatian khusus dan peserta didik mana yang perlu penambahan pengayaan.
5. Sebagai Patokan Keberhasilan Dengan evaluasi, hasil pendidikan akan mudah diketahui dan diperoleh. Hasil dari evaluasi dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik sampai sejauh mana ia melaksanakan proses pembelajaran, apakah sesuai dengan target ataukah belum. Selain itu dengan evaluasi, peserta didik dapat memiliki patokan pula untuk lebih giat lagi dalam belajar. Evaluasi sangat berguna untuk mengetahui maju atau mundurnya pendidikan di Indonesia, karena evaluasi sendiri yaitu kegiatan menilai dan mengukur. Dengan evaluasi pula dapat diketahui titik kelemahan yang ada di dalam lembaga pendidikan itu sendiri agar dapat mencari jalan keluar dan menjadi lebih baik.
Itulah beberapa peran penting dari evaluasi untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Semoga bermanfaat.