Cerita Inspiratif | Gadis yang Rendah Hati
Kisah Inspiratif Gadis yang Rendah Hati
Oleh: Fadly R. Siddiq
Jumatul Listarina adalah anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Adam dan Hawa. Ia memiliki kembaran yang bernama Aeni. Sedangkan kakaknya yang paling tua pergi merantau di negeri tetangga yaitu Malaysia. Sekarang Jumatul Listarina atau yang biasa disapa Rina sudah duduk di kelas terakhir tingkat SLTA. Ia seklolah bersama kembaranya di sebuah sekolah swasta yang bernama MA NW Boro’Tumbuh, dan ia hidup di tengah keluarga yang kurang mampu.
Meskipun hidup dengan keluarga serba kekurangan, tidak lantas membuatnya patah semangat untuk belajar dan menggapai cita citanya.
Jumatul Listarina adalah anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Adam dan Hawa. Ia memiliki kembaran yang bernama Aeni. Sedangkan kakaknya yang paling tua pergi merantau di negeri tetangga yaitu Malaysia. Sekarang Jumatul Listarina atau yang biasa disapa Rina sudah duduk di kelas terakhir tingkat SLTA. Ia seklolah bersama kembaranya di sebuah sekolah swasta yang bernama MA NW Boro’Tumbuh, dan ia hidup di tengah keluarga yang kurang mampu.
Meskipun hidup dengan keluarga serba kekurangan, tidak lantas membuatnya patah semangat untuk belajar dan menggapai cita citanya.
Suatu hari, Rina belajar di kelas dengan khusuk. Karna terlalu khusuknya ia tidak menyadari kalau ada temanya yang menjahili dia. Karena temannya itu merasa Rina itu cuek karena terlalu sibuk membaca dan belajar. Sehingga jarang bergaul atau menyapa teman-temannya. Tapi pada dasarnya, Rina itu asyik kalau diajak berkomunikasi terutama dalam diskusi karena Rina suka berbagi ilmu.
Ia tidak terlalu suka membuang waktu luangnya hanya untuk bermain main tanpa ada manfaatnya seperti teman temanya. Dan ia sadar kalau kakaknya pergi merantau hanya untuk membiayai ia dan adiknya bersekolah. Oleh karena itu Rina tidak ingin membuat kakaknya kecewa dengan membuang waktu belajarnya hanya untuk main-main.
Suatu ketika Rina membuktikan bahwa dengan belajar ia bisa meluruskan dalam mewujudkan cita citanya. Terbukti ketika acara pembagian rapor ia menduduki peringkat ke 2 dari 34 siswa siswi di kelasnya dan mendapatkan hadiah berupa buku, polpen dll. Meskipun begitu Rina tidak ingin sombong, terutama kepada semua teman-teman di kelasnya. Rina tetap belajar dan bergaul seperti biasanya. Dengan itu Rina semakin semangat belajar dan tetap merendah hati. Ia semakin termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas belajarnya. "Dengan belajar dan terus belajar, kamu bisa merubah dunia". Itulah selogan yang Rina tanamkan dalam dirinya.