Cerita Pendek Tentang Persahabatan | Sahabat Terbaik
Oleh: Rozzaqy Wielda Tsani
Sore itu hujan turun. Dino berlari untuk menghindari air hujan. Akibatnya ia terpeleset dan mengalami luka di betisnya. Terus ia langsung pulang. Sesampainya di rumah ia dimarahi oleh ibunya. Kemudian ia masuk ke dalam kamar.
Paginya ia mau berangkat ke sekolah tetapi ibunya masih kesal dan tidak mau mengantarkannya. Ia pun sedih dan terpaksa harus pergi sendiri dengan berjalan kaki. Tiba di sekolah ia tidak melihat siapa pun di lapangan karena ia sudah terlambat. Ia lansung berlari masuk kelas. Di dalam kelas semua mata tertuju kepadanya. Ia pun merasa malu sambil terus berjalan menuju tempat duduknya.
Ketika pelajaran usai ia bermaksud menunggu jemputan dari ibunya. Setelah menunggu cukup lama, ia terpaksa pulang jalan kaki. Di tengah perjalanan ia melihat orang yang sedang mengalami kecelakaan. Ia langsung berlari ke tempat kejadian. Ia terkejut karena yang yang jatuh itu adalah ibunya. Ia langsung minta tolong kepada orang-orang untuk membawa ibunya ke rumah sakit. Di rumah sakit ia sangat tegang dan khawatir terhadap kondisi ibunya, karena ibunya adalah satu-satunya keluarganya. Tak lama kemudian dokter menyuruhnya masuk untuk menemui ibunya. Ia lansung ke sana. Ibunya meminta maaf kepadanya. Lalu beberapa hari kemudian ibunya sehat. Ia merasa senang dan bahagia.
Suatu hari di sekolah ia disuruh mengeluarkan uang SPP. Ia tidak mau memberitahu ibunya. Tetapi ia langsung pergi ke rumah temannya yang bernama Ardi. Ia dan Ardi berteman dari dahulu sampai sekarang. Ia memberi tahu Ardi bahwa di sekolah ia disuruh mengeluarkan SPP. Ardi pun mengerti. Ardi mempunya uang tabungan yang cukup untuk membantunya. Ia sangat berterima kasih kepada Ardi. Kemudian ia pulang. Di rumah ia membantu ibunya untuk menyapu halaman rumah. Tiba-tiba ia melihat cincin emas. Kemudian ia menyimpannya. Ia bercerita kepada ibunya. “ Apakah ibu kehilangan cincin?” Ibunya menjawab, “Tidak pernah.”
Di dalam kamar ia selalu memikirkan siapa pemilik cincin itu. Ia pun ketiduran. Setelah bangun dari tidurnya ia langsung ke rumah Ardi, tetapi di sana tidak ada Ardi. Kemudian ia pulang. Di tengah perjalanan ia ingin kembali lagi ke rumah Ardi. Ia pun berpikir untuk menjual cincin itu. Tetapi ia tidak mau menjualnya karena belum membertahu Ardi. Ia tidak tahu kalau Ardi sudah pindah rumah. Lalu ia bertanya kepada tetangga Ardi. Tetangga Ardi menjawab, “Ardi sudah pindah dari sini.” Ia pun sedih.
Esok hari ketika perjalanan menuju ke sekolah ia melihat Ardi. Namun ia tidak menengok ke kiri atau ke kanan untuk menyeberang jalan. Akhirnya ia ditabrak oleh mobil. Ardi terlihat lari menghampirinya. Ia sempat bilang kepadan Ardi “Bawalah cincin ini untuk menggantikan uangmu.” Lalu Ardi minta tolong kepada orang-orang untuk membawanya ke rumah sakit. Tiba di rumah sakit ia tidak tertolong.
(Kumpulan Cerpen "Menanti Sahabatku dari Sorga", karya siswa-siswi MTs NW Boro'Tumbuh)