WhatsApp disingkat WA adalah aplikasi pesan untuk smartphone dengan basic mirip BlackBerry Messenger. WhatsApp Messenger merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya SMS, karena WhatsApp Messenger menggunakan paket data internet yang sama untuk email, browsing web, dan lain-lain. Aplikasi WhatsApp Messenger menggunakan koneksi 3G atau WiFi untuk komunikasi data. Dengan menggunakan WhatsApp, kita dapat melakukan obrolan online, berbagi file, bertukar foto dan lain-lain.(Sumber: https://id.wikipedia.org )Foto Ilustrasi via http://inspirasicendekia.com/ Dampak Positif dan Negatif WhatsApp bagi Dunia PendidikanDunia pendidikan Indonesia kembali dikejutkan. Berawal ditangkapnya 4 orang admin Facebook bernama Official Candys group, yang terbukti telah melakukan p3lecehan 5ek5ual berupa pengiriman gambar dan video kepada para member grup melalui aplikasi WhatsApp dan Telegram.Menurut informasi yang terkumpul dari berbagai sumber menyebutkan bahwa dari penangkapan itu berhasil disita 500 video dan 100 gambar. Menurut keterangan para tersangka, mereka telah mengirimkan video dan gambar itu berdasarkan pesanan para member. Ada 11 negara termasuk pelajar SMP-SMA yang menjadi member.Fenomena ini tentu saja sangat mengejutkan. Mengingat pemerintah telah berusaha memblokir situs-situs tak pantas, akan tetapi masih ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan 53k5ual.WhatsApp merupakan aplikasi berbasis web yang menggunakan nomor seluler dengan data internet. Aplikasi besutan Jan Koum ini telah memikat hati para penggemarnya di seluruh dunia.Dari data yang terhimpun dari berbagai sumber menyebutkan bahwa saat ini pengguna WhatsApp telah mencapai 1 Miliar pengguna di seluruh dunia. Selain tak memasang iklan di aplikasinya, WhatsApp juga memiliki kemampuan mengirim data, video dan gambar.Di Indonesia saja pengguna WhatsApp pada tahun 2014 mencapai angka 3,2 juta dan terus meningkat hampir mencapai angka 7 juta pada tahun 2017.Tak ayal, karena kemudahan penggunaannya, WA dipakai hampir seluruh pengguna internet Indonesia saat ini. Dari hasil penelusuran penulis, hari ini grup-grup WhatsApp hampir mendominasi di semua kalangan. Baik pegawai, buruh, masyarakat biasa, bahkan pelajar dan mahasiswa.Arus informasi global, yang datang laksana air bah, seperti tak terbendung. Harga gadget dengan fitur super canggih yang harganya semakin murah, dituding sebagai pemicu banyak masalah.Jangankan orang dewasa, anak-anak balita pun saat ini sudah terbiasa menggunakan gadget. Bahkan tidak lagi mengejutkan ketika video youtube dengan genre anak-anak ditonton jutaan kali.Game-game kesukaan anak-anak baik online maupun ofline, didownload jutaan kali oleh para penggunanya terutama anak-anak.Anak-anak, tetaplah anak-anak. Orang tua memiliki peranan penting dalam mengawasi penggunaan gadget oleh anak-anak. Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa saat ini sekolah-sekolah telah memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai pendukung pembelajaran. Hingga nyaris hampir seluruh sekolah baik negeri maupun swasta memasang internet sebagai bagian dari pembelajaran.Kejadian di atas seakan memberi peringatan kepada para pengelola sekolah dan orang tua, agar tidak abai terhadap hal-hal sensitif yang semestinya tidak dilakukan oleh para pelajar.Sebenarnya tidak hanya WhatsApp, tapi media sosial yang lain seperti Facebook, BBM, Mesenger, dan aplikasi lain yang berkemampuan melakukan chating pribadi penggunaannya perlu pengawasan khusus.Tak ada salahnya bila orang tua dan guru setiap saat mengecek gadget yang dibawa para siswa. Mungkin bisa dilakukan sebulan atau dua bulan sekali sebagai bentuk control dan pengawasan melekat kepada anak-anak.Terjadinya p3rk05aan, pencul1k4n, bahkan p3m8unuhan, berawal dari chating pribadi. Biasanya para pelaku telah mengincar korbannya sejak lama. Mengamati, melihat status yang ditulis, memberikan jempol, komentar dan sebagainya.Anak-anak perempuan khususnya, sering mengunggah foto ke Media sosial. Menulis status sedih, adalah kebiasaan anak-anak perempuan saat mereka tidak nyaman dengan keadaan sekelilingnya. Dan celah inilah yang digunakan oleh para pelaku kejahatan dunia maya untuk memperdaya korbannya.Sebagaimana berita yang telah dilansir oleh Metronews, para pelaku mengirimkan gambar dan video berdasarkan pada member yang telah terdaftar dan mereka kenal. Itu artinya pelaku tidak akan sembarangan mengirimkan gambar dan video tanpa proses perkenalan terlebih dahulu.Dan proses perkenalan itu membutuhkan waktu lama. Mungkin bisa sehari dua hari, mungkin bisa seminggu dua mingu. Apalagi berbagi nomor pribadi, tidak mungkin dilakukan dalam waktu singkat.Mencegah anak-anak agar tidak menggunakan gadget, tentu bukan tindakan bijaksana, sebab mereka akan tersingkir dari komunitasnya, bahkan terisolir.Akan tetapi membiarkan mereka tanpa peduli adalah tindakan bunuh diri. Seperti memasukkan mereka ke dalam kandang binatang buas, dan mengakibatkan mereka tercabik-cabik dalam pergaulan bebas.Lalu apa yang harus dilakukan?Saat anak-anak di rumah, orang tua harus melakukan kontrol secara menyeluruh. Siapa teman-temannya, di mana ia bermain dan berkumpul, apa saja kegiatan mereka, dan tak lupa mengecek keberadaan gadget yang mereka miliki.Jangan ragu untuk segera menanyakan kepada anak-anak bilamana ditemukan sesuatu yang mencurigakan. Misalnya, file yang tersembunyi yang berupa folder gambar atau film, percakapan yang menjurus kepada hal-hal yang tidak diinginkan, serta nomor seluler yang masuk ke dalam gadget mereka.Buat anak-anak senyaman mungkin ketika mereka berada di rumah. Lakukan pendekatan secara persuasif dan halus untuk melunakkan hati mereka.Lakukan kegiatan bersama setiap saat ketika ada waktu luang. Misalkan berkebun, memasak bersama, dan bersih-bersih rumah.Bagi keluarga muslim, dorong anak-anak untuk taat beribadah, suruh mereka mengaji di Masjid, Musholla, atau undang guru private untuk mengajari mereka. Dan tanamkan pengertian agama sejak dini. Karena hal ini diyakini oleh banyak orang mampu meredam tindakan-tindakan yang tidak terpuji pada anak-anak.Ketika di Sekolah, guru berperan ganda sebagai pendidik dan sekaligus wakil orang tua. Apalagi bagi sekoah yang menerapkan 5 hari sekolah telah menghabiskan sebagian waktu anak-anak di sekolah.Tidak hanya guru BP yang harus melakukan control ketika terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Akan tetapi peran guru kelas mengenal anak-anak secara pribadi juga berfungsi sebagai control yang melekat.Yang terakhir, kerjasama berbagai pihak, antara guru, orang tua, dan lingkungan dalam memanagement pergaulan anak-anak sangat diperlukan.Tak ada salahnya antara guru dan orang tua saling memberikan informasi mengenai perilaku dan perkembangan anak-anak. Bila suatu saat terjadi sesuatu, segeralah kedua belah pihak saling bertukar informasi dan melakukan koordinasi untuk jalan pemecahan masalah.Bila semua hal itu dibuat, maka pada akhirnya akan timbul keselarasan hubungan antara anak-anak, guru, pihak sekolah dan orang tua. Yang pada akhirnya kasus seperti di atas bisa diantisipasi sejak dini. Dan bila terjadi akan segera didapatkan jalan penyelesaian. Hubungan dan pergaulan anak-anak akibat penyalahgunaan WhatsApp dan media sosial lainnya, akan tertangani sedini mungkin, serta tidak akan menyebabkan kekacauan yang berkelanjutan
https://id.wikipedia.org )
Dampak Positif dan Negatif WhatsApp bagi Dunia Pendidikan
Dunia pendidikan Indonesia kembali dikejutkan. Berawal ditangkapnya 4 orang admin Facebook bernama Official Candys group, yang terbukti telah melakukan p3lecehan 5ek5ual berupa pengiriman gambar dan video kepada para member grup melalui aplikasi WhatsApp dan Telegram.
Menurut informasi yang terkumpul dari berbagai sumber menyebutkan bahwa dari penangkapan itu berhasil disita 500 video dan 100 gambar. Menurut keterangan para tersangka, mereka telah mengirimkan video dan gambar itu berdasarkan pesanan para member. Ada 11 negara termasuk pelajar SMP-SMA yang menjadi member.
Fenomena ini tentu saja sangat mengejutkan. Mengingat pemerintah telah berusaha memblokir situs-situs tak pantas, akan tetapi masih ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan 53k5ual.
WhatsApp merupakan aplikasi berbasis web yang menggunakan nomor seluler dengan data internet. Aplikasi besutan Jan Koum ini telah memikat hati para penggemarnya di seluruh dunia.
Dari data yang terhimpun dari berbagai sumber menyebutkan bahwa saat ini pengguna WhatsApp telah mencapai 1 Miliar pengguna di seluruh dunia. Selain tak memasang iklan di aplikasinya, WhatsApp juga memiliki kemampuan mengirim data, video dan gambar.
Di Indonesia saja pengguna WhatsApp pada tahun 2014 mencapai angka 3,2 juta dan terus meningkat hampir mencapai angka 7 juta pada tahun 2017.
Tak ayal, karena kemudahan penggunaannya, WA dipakai hampir seluruh pengguna internet Indonesia saat ini. Dari hasil penelusuran penulis, hari ini grup-grup WhatsApp hampir mendominasi di semua kalangan. Baik pegawai, buruh, masyarakat biasa, bahkan pelajar dan mahasiswa.
Arus informasi global, yang datang laksana air bah, seperti tak terbendung. Harga gadget dengan fitur super canggih yang harganya semakin murah, dituding sebagai pemicu banyak masalah.
Jangankan orang dewasa, anak-anak balita pun saat ini sudah terbiasa menggunakan gadget. Bahkan tidak lagi mengejutkan ketika video youtube dengan genre anak-anak ditonton jutaan kali.
Game-game kesukaan anak-anak baik online maupun ofline, didownload jutaan kali oleh para penggunanya terutama anak-anak.
Anak-anak, tetaplah anak-anak. Orang tua memiliki peranan penting dalam mengawasi penggunaan gadget oleh anak-anak. Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa saat ini sekolah-sekolah telah memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai pendukung pembelajaran. Hingga nyaris hampir seluruh sekolah baik negeri maupun swasta memasang internet sebagai bagian dari pembelajaran.
Kejadian di atas seakan memberi peringatan kepada para pengelola sekolah dan orang tua, agar tidak abai terhadap hal-hal sensitif yang semestinya tidak dilakukan oleh para pelajar.
Sebenarnya tidak hanya WhatsApp, tapi media sosial yang lain seperti Facebook, BBM, Mesenger, dan aplikasi lain yang berkemampuan melakukan chating pribadi penggunaannya perlu pengawasan khusus.
Tak ada salahnya bila orang tua dan guru setiap saat mengecek gadget yang dibawa para siswa. Mungkin bisa dilakukan sebulan atau dua bulan sekali sebagai bentuk control dan pengawasan melekat kepada anak-anak.
Terjadinya p3rk05aan, pencul1k4n, bahkan p3m8unuhan, berawal dari chating pribadi. Biasanya para pelaku telah mengincar korbannya sejak lama. Mengamati, melihat status yang ditulis, memberikan jempol, komentar dan sebagainya.
Anak-anak perempuan khususnya, sering mengunggah foto ke Media sosial. Menulis status sedih, adalah kebiasaan anak-anak perempuan saat mereka tidak nyaman dengan keadaan sekelilingnya. Dan celah inilah yang digunakan oleh para pelaku kejahatan dunia maya untuk memperdaya korbannya.
Sebagaimana berita yang telah dilansir oleh Metronews, para pelaku mengirimkan gambar dan video berdasarkan pada member yang telah terdaftar dan mereka kenal. Itu artinya pelaku tidak akan sembarangan mengirimkan gambar dan video tanpa proses perkenalan terlebih dahulu.
Dan proses perkenalan itu membutuhkan waktu lama. Mungkin bisa sehari dua hari, mungkin bisa seminggu dua mingu. Apalagi berbagi nomor pribadi, tidak mungkin dilakukan dalam waktu singkat.
Mencegah anak-anak agar tidak menggunakan gadget, tentu bukan tindakan bijaksana, sebab mereka akan tersingkir dari komunitasnya, bahkan terisolir.
Akan tetapi membiarkan mereka tanpa peduli adalah tindakan bunuh diri. Seperti memasukkan mereka ke dalam kandang binatang buas, dan mengakibatkan mereka tercabik-cabik dalam pergaulan bebas.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Saat anak-anak di rumah, orang tua harus melakukan kontrol secara menyeluruh. Siapa teman-temannya, di mana ia bermain dan berkumpul, apa saja kegiatan mereka, dan tak lupa mengecek keberadaan gadget yang mereka miliki.
Jangan ragu untuk segera menanyakan kepada anak-anak bilamana ditemukan sesuatu yang mencurigakan. Misalnya, file yang tersembunyi yang berupa folder gambar atau film, percakapan yang menjurus kepada hal-hal yang tidak diinginkan, serta nomor seluler yang masuk ke dalam gadget mereka.
Buat anak-anak senyaman mungkin ketika mereka berada di rumah. Lakukan pendekatan secara persuasif dan halus untuk melunakkan hati mereka.
Lakukan kegiatan bersama setiap saat ketika ada waktu luang. Misalkan berkebun, memasak bersama, dan bersih-bersih rumah.
Bagi keluarga muslim, dorong anak-anak untuk taat beribadah, suruh mereka mengaji di Masjid, Musholla, atau undang guru private untuk mengajari mereka. Dan tanamkan pengertian agama sejak dini. Karena hal ini diyakini oleh banyak orang mampu meredam tindakan-tindakan yang tidak terpuji pada anak-anak.
Ketika di Sekolah, guru berperan ganda sebagai pendidik dan sekaligus wakil orang tua. Apalagi bagi sekoah yang menerapkan 5 hari sekolah telah menghabiskan sebagian waktu anak-anak di sekolah.
Tidak hanya guru BP yang harus melakukan control ketika terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Akan tetapi peran guru kelas mengenal anak-anak secara pribadi juga berfungsi sebagai control yang melekat.
Yang terakhir, kerjasama berbagai pihak, antara guru, orang tua, dan lingkungan dalam memanagement pergaulan anak-anak sangat diperlukan.
Tak ada salahnya antara guru dan orang tua saling memberikan informasi mengenai perilaku dan perkembangan anak-anak. Bila suatu saat terjadi sesuatu, segeralah kedua belah pihak saling bertukar informasi dan melakukan koordinasi untuk jalan pemecahan masalah.
Bila semua hal itu dibuat, maka pada akhirnya akan timbul keselarasan hubungan antara anak-anak, guru, pihak sekolah dan orang tua. Yang pada akhirnya kasus seperti di atas bisa diantisipasi sejak dini. Dan bila terjadi akan segera didapatkan jalan penyelesaian. Hubungan dan pergaulan anak-anak akibat penyalahgunaan WhatsApp dan media sosial lainnya, akan tertangani sedini mungkin, serta tidak akan menyebabkan kekacauan yang berkelanjutan
WhatsApp disingkat WA adalah aplikasi pesan untuk smartphone dengan basic mirip BlackBerry Messenger. WhatsApp Messenger merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya SMS, karena WhatsApp Messenger menggunakan paket data internet yang sama untuk email, browsing web, dan lain-lain. Aplikasi WhatsApp Messenger menggunakan koneksi 3G atau WiFi untuk komunikasi data. Dengan menggunakan WhatsApp, kita dapat melakukan obrolan online, berbagi file, bertukar foto dan lain-lain.(Sumber:
Foto Ilustrasi via http://inspirasicendekia.com/
Dampak Positif dan Negatif WhatsApp bagi Dunia Pendidikan
Dunia pendidikan Indonesia kembali dikejutkan. Berawal ditangkapnya 4 orang admin Facebook bernama Official Candys group, yang terbukti telah melakukan p3lecehan 5ek5ual berupa pengiriman gambar dan video kepada para member grup melalui aplikasi WhatsApp dan Telegram.
Menurut informasi yang terkumpul dari berbagai sumber menyebutkan bahwa dari penangkapan itu berhasil disita 500 video dan 100 gambar. Menurut keterangan para tersangka, mereka telah mengirimkan video dan gambar itu berdasarkan pesanan para member. Ada 11 negara termasuk pelajar SMP-SMA yang menjadi member.
Fenomena ini tentu saja sangat mengejutkan. Mengingat pemerintah telah berusaha memblokir situs-situs tak pantas, akan tetapi masih ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan 53k5ual.
WhatsApp merupakan aplikasi berbasis web yang menggunakan nomor seluler dengan data internet. Aplikasi besutan Jan Koum ini telah memikat hati para penggemarnya di seluruh dunia.
Dari data yang terhimpun dari berbagai sumber menyebutkan bahwa saat ini pengguna WhatsApp telah mencapai 1 Miliar pengguna di seluruh dunia. Selain tak memasang iklan di aplikasinya, WhatsApp juga memiliki kemampuan mengirim data, video dan gambar.
Di Indonesia saja pengguna WhatsApp pada tahun 2014 mencapai angka 3,2 juta dan terus meningkat hampir mencapai angka 7 juta pada tahun 2017.
Tak ayal, karena kemudahan penggunaannya, WA dipakai hampir seluruh pengguna internet Indonesia saat ini. Dari hasil penelusuran penulis, hari ini grup-grup WhatsApp hampir mendominasi di semua kalangan. Baik pegawai, buruh, masyarakat biasa, bahkan pelajar dan mahasiswa.
Arus informasi global, yang datang laksana air bah, seperti tak terbendung. Harga gadget dengan fitur super canggih yang harganya semakin murah, dituding sebagai pemicu banyak masalah.
Jangankan orang dewasa, anak-anak balita pun saat ini sudah terbiasa menggunakan gadget. Bahkan tidak lagi mengejutkan ketika video youtube dengan genre anak-anak ditonton jutaan kali.
Game-game kesukaan anak-anak baik online maupun ofline, didownload jutaan kali oleh para penggunanya terutama anak-anak.
Anak-anak, tetaplah anak-anak. Orang tua memiliki peranan penting dalam mengawasi penggunaan gadget oleh anak-anak. Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa saat ini sekolah-sekolah telah memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai pendukung pembelajaran. Hingga nyaris hampir seluruh sekolah baik negeri maupun swasta memasang internet sebagai bagian dari pembelajaran.
Kejadian di atas seakan memberi peringatan kepada para pengelola sekolah dan orang tua, agar tidak abai terhadap hal-hal sensitif yang semestinya tidak dilakukan oleh para pelajar.
Sebenarnya tidak hanya WhatsApp, tapi media sosial yang lain seperti Facebook, BBM, Mesenger, dan aplikasi lain yang berkemampuan melakukan chating pribadi penggunaannya perlu pengawasan khusus.
Tak ada salahnya bila orang tua dan guru setiap saat mengecek gadget yang dibawa para siswa. Mungkin bisa dilakukan sebulan atau dua bulan sekali sebagai bentuk control dan pengawasan melekat kepada anak-anak.
Terjadinya p3rk05aan, pencul1k4n, bahkan p3m8unuhan, berawal dari chating pribadi. Biasanya para pelaku telah mengincar korbannya sejak lama. Mengamati, melihat status yang ditulis, memberikan jempol, komentar dan sebagainya.
Baca Juga
- Kelebihan dan Kekurangan Gonta-ganti Kurikulum_Setiap kebijakan baru yang ditetapkan oleh pemerintah pasti sudah melalui beberapa pertimbangan. Namun, sekalipun sudah ada upaya untuk mematangkan itu semua, tak dapat dipungkiri bahwa akan ada dampak positif dan negatif yang menyertainya, termasuk dalam hal ini adalah kebijakan perubahan kurikulum. Kurikulum di Indonesia sendiri sudah mengalami pergantian sebanyak 10 kali yang tentunya dipicu oleh beberapa latar belakang tertentu sehingga ada kebijakan untuk memunculkan kurikulum yang baru. Nah berikut akan dipaparkan lebih lanjut apa saja kelebihan dan kekurangan dari penggantian kurikulumA. Kelebihan Penggantian Kurikulum1. Melengkapi kekurangan yang ada pada kurikulum sebelumnyaKurikulum yang baru tentunya di desain setelah menelaah lebih lanjut apa saja yang menjadi kendala pada kurikulum sebelumnya. Nah disini tujuan dari kurikulum yang baru adalah untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada kurikulum sebelumnya.Para pembuat kurikulum belajar dari kendala-kendala yang dihadapi dari kurikulum sebelumnya dan membuat solusi kebijakan yang nantinya di terapkan pada kurikulum yang baru. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan peningkatkan mutu pendidikan di negara kita.2. Penyesuaian dengan tuntutan perubahan zamanPerkembangan zaman yang sangat cepat tentunya membutuhkan suatu sistem pendidikan yang mampu mewadahi itu semua. Nah disinilah fungsi kurikulum yang baru untuk menghadapi tantangan masa depan akibat tuntutan perubahan zaman tersebut dan tetap mampu merealisasikan tujuan pendidikan.Beberapa tuntutan perkembangan zaman tersebut bisa berupa pesatnya perkembangan di bidang teknologi, kemampuan yang harus dicapai peserta didik yang ada di negara kita untuk bersaing dengan peserta didik di luar negeri, fenomena yang terkait dengan moral bangsa serta persiapan menghadapi tantangan globalisasi yang sudah semakin dekat.B. Kelemahan/Kekurangan Penggantian Kurikulum1. Sumber Daya Manusia (SDM) Pendidik yang kadang belum mampu menerapkan kurikulum secara menyeluruh menyebabkan penggantian tersebut belum tercapai secara maksimalKomponen terpenting yang harus diperhatikan dalam mensukseskan kurikulum yang baru adalah tersedianya Sumber Daya Alam (SDM) yang profesional sebagai pelaksana penerapan kurikulum ini. Karena sebaik apapun kurikulum dirancang jika SDM yang dituntut menjadi model yang nantinya tidak mampu menyampaikan apa yang diamanahkan oleh kurikulum, maka kurikulum tersebut tidak bisa berjalan lancar.2. Fasilitas yang kurang memadai di beberapa daerah menjadi kendala kurikulum tidak berhasilSuatu kurikulum yang dirancang tentunya harus mempertimbangkan fasilitas yang ada di sekolah. Fasilitas yang tidak merata di semua daerah di sebuah negara dapat menjadi salah satu kendala pelaksanaan kurikulum tidak berjalan lancar.Bayangkan saja jika di dalam kurikulum sudah terdapat tuntutan untuk penggunaaan teknologi sebagai media pembelajaran, namun di beberapa sekolah faktanya belum mengenal adanya teknologi, maka bagaimana itu bisa berhasil?3. Sosialisasi penerapan kurikulum yang belum dapat memahamkan pendidik pelaksana kurikulum dapat menjadikan pelaksanaan kurikulum kurang berhasil.Kebijakan baru tentunya harus disosialisasikan ke berbagai pihak yang nantinya berperan dalam pelaksanaan kurikulum. Jika sosialisasi belum bisa memahamkan pendidik sebagai pelaksana kurikulum maka mereka tidak akan tahu apa yang diinginkan kurikulum dan pencapaian apa yang nanti diharapkan oleh pembuat kurikulum. Pelaksanaan kurikulum pun tidak bisa berjalan lancar.Jadi disini sebelum kurikulum dilaksanaan secara nasional dan menyeluruh, hendaknya sudah ada sosialisasi ke semua daerah dan bila perlu di adakan pelatihan dalam rangka pengenalan kurikulum yang terbaru. Hal ini penting untuk menyukseskan pelaksanaan kurikulum nantinya.Nah itu tadi adalah apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari penggantian kurikulum. Semoga saja pergantian kurikulum yang terbaru ini bisa belajar dari pengalaman sebelumnya dan mampu mengatasi kendala-kendala yang ada dan melengkapinya sehingga nantinya pelaksanaan kurikulum bisa berjalan dengan lancar. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat.
- Dampak Positif (manfaat) dan Negatif Internet bagi Dunia Pendidikan_Sebuah survey yang diadakan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) sepanjang tahun 2016 menemukan bahwasanya 132,7 juta dari total penduduk 256,2 juta orang telah terhubung dengan internet. Dari data tersebut diketahui bahwa pengaruh internet memang saat ini cukup besar, terlebih di dunia pendidikan. Internet seakan sudah menjadi kebutuhan utama, bukan lagi kebutuhan sampingan. Banyak fasilitas yang mudah kita dapatkan melalui internet. Meski internet banyak manfaatnya, ternyata dampak negatif internet juga menyertai keberadaannya.Nah kali ini mari kita tinjau lebih jauh dampak positif dan negatif dari penggunaan internet di dunia pendidikan.A. Dampak Positif Internet bagi Dunia Pendidikan1. Sumber InformasiInternet menyediakan banyak literatur yang dapat di akses oleh guru maupun siswa. Literatur tersebut ada yang dapat mereka akses secara gratis dan adapula yang berbayar. Dengan demikian mereka bisa menemukan bahan ajar tanpa harus kesusahan mencari bukunya. Bagi siswa yang kurang mampu pun dapat terbantu mengurangi biaya pendidikannya cukup dengan fasilitas internet ini.2. Sarana pertukaran Data dan InformasiSaat ini sudah banyak media sosial yang dapat di akses melalui internet. Melalui media tersebut siswa dapat saling melengkapi pelajarannya dan bertukar informasi yang mereka butuhkan tanpa harus bertatap muka. Hal ini menjadikan belajar mereka lebih mudah dan efisien.Baca juga Pentingnya Internet dalam Dunia PendidikanB. Dampak Negatif Internet bagi Dunia Pendidikan1. P0r*n0grafiSaat ini kasus p0*rn0grafi sering diidentikkan dengan internet. Kebebasan mengakses berbagai hal tanpa adanya pendampingan dapat menjadikan pengguna internet dalam hal ini siswa tidak dapat mengontrol diri. Apalagi saat ini iklan yang berisi kontent p0*rn0grafi tak jarang masuk dalam berbagai situs. Para siswa yang diliputi rasa penasaran menjadikan mereka membuka iklan tersebut dan tak jarang di arahkan kepada situs lain yang berbau p0*rn0grafi.2. IndividualisAdanya kemudahan dari fasilitas yang diberikan internet untuk berkomunikasi antar teman tanpa harus bertatap muka menjadikan siswa cenderung bersikap individualis dan anti sosial. Mereka menjadi malas untuk berinteraksi secara face to face dan lebih memilih untuk menggunakan chatting medsos sebagai media komunikasi.3. KecanduanInternet menyediakan berbagai hiburan yang dapat membuat siswa kecanduan untuk menggunakannya. Mereka bahkan rela untuk begadang streaming film atau game online dari pada belajar atau istirahat yang cukup. Mereka yang sudah kecanduan dengan internet ini tidak memperhatikan kesehatan mereka sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan kurang tidur, mata memerah atau bahkan minus tebal karena terkena radiasi dari layar leptop atau gadjet.4. PlagiasiBanyaknya sumber informasi di internet, juga berdampak para siswa cenderung malas mencari di buku dan lebih memilih mengakses di internet. Nah di internet sendiri menyediakan ruang untuk bisa meng copy tulisan yang ada di internet dan menaruhnya pada microsoft word. Fenomena plagiasi pun tak dapat di hindarkan lagi. Palagiasi ini terjadi mulai dari plagiasi total, plagiasi parsial, auto plagiasi hingga plagiasi antar bahasa.5. KekerasanApa yang dilihat siswa di internet tak jarang mempengaruhi sikap kesehari-harian mereka. Tindakan kekerasan yang di tampilkan di internet melalui sebuah video atau berita bisa menjadi edukasi buruk bagi siswa untuk dipraktekkan di dunia nyata.6. PenipuanBagi sebagian kalangan yang tidak bertanggung jawab, mereka memanfaatkan internet untuk memperoleh keuntungan yang besar dengan jalan penipuan. Bagi beberapa orang termasuk siswa yang tergiur dengan apa yang ditawarkan oleh mereka tentunya hal ini menjadi sangat berbahaya.Nah itulah beberapa dampak positif dan negatif dari penggunaan internet di dunia pendidikan. Internet dapat memberikan dampak yang positif atau negatif bergantung dari pengguna yang memanfaatkan layanan ini.Jika Anda memanfaatkan internet untuk hal yang berguna maka ia akan menjadi dampak yang positif bagi anda. Namun jika Anda tidak mampu mengontrol penggunaan internet dan terjebak dalam hiburan yang ditawarkan internet maka justru dampak negatiflah yang akan Anda dapatkan.Oleh karena itu ambillah yang bermanfaat dari internet dan berwaspadalah terhadap dampak negatifnya. Selamat berselancar di dunia internet dan semoga bermanfaat.
- Dampak Positif dan Negatif Full Day School ( FDS ) bagi Siswa/Peserta Didik_Bapak Muhadjir Effendy selaku Mendikbud yang baru telah mengusung sistem Full Day School ( FDS ) untuk tingkat SD dan SMP. Kemunculan sisitem baru ini tentunya melalui beberapa pertimbangan dan perbincangan dengan beberapa ahli sehingga nanti harapan ke depannya pendidikan di Indonesia ini menjadi lebih baik dari saat ini.Walaupun istilah tersebut sering terdengar di televisi, tapi saya yakin banyak di antara pembaca yang dalam hati ingin menanyakan beberapa hal terkait itu, seperti misalnya konsep sistem full day school ini seperti apa?, (yang jelas full day school tidak harus dijalankankan dengan cara siswa berada sehari penuh di sekolah), Apakah anak-anak nanti diharuskan untuk belajar sepanjang waktu di sekolah? Apakah nantinya beban mata pelajaran yang diajarkan berkali-kali lipat dari sebelumnya? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.Nah daripada penasaran, berikut penjelasan mengenai beberapa point gagasan dari mendikbud yang baru terkait sistem Full Day School ini:1. Yang dimaksud dengan full day school adalah pemberian jam tambahan.Pada jam tambahan ini siswa tidak lagi berhadapan dengan mata pelajaran yang membosankan. Kegiatan yang dilakukan setelah selesainya KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) adalah ekstrakurikuler (ekskul) yang diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai karakter pada diri siswa seperti disiplin, jujur, cinta tanah air, dan toleransi.Artikel terkait : 18 Nilai dalam Pendidikan Karakter Menurut Kemendiknas/Kemendikbud2. Konsep full day school ini membantu para orang tua yang sibuk bekerja di kantor yang pada umumnya di perkotaan pulangnya baru jam 5 sore. Di tengah kesibukan mereka, tentunya tak dapat dipungkiri mereka tidak bisa mengawasi dan menemani anak mereka sepulang anaknya dari sekolah dan tidak mengetahui apa yang dikerjakan anaknya seusai pulang dari sekolah.Nah, dengan adanya Full Day School ini, mereka bisa tenang karena anak mereka berada dalam pengawasan sekolah.3. Program ini dapat membantu guru untuk mendapatkan jam mengajar selama 24 jam dalam seminggu sehingga memudahkan mereka untuk lolos sertifikasi guru.Meskipun telah mendapat pengkajian yang dalam, namun sistem baru ini tentunya masih memiliki kekurangan. Nah di sini mari kita telusuri lebih lanjut dampak positif dan negatif sisitem Full Day School bagi siswa yang subyek yang mengalami dampak dari adanya sistem ini.Dampak Positif /Manfat Full Day School ( FDS )1. Memberikan kesempatan pada anak untuk berkumpul dengan teman sebayanya dengan lebih baik.Dengan adanya sistem full day school ini, siswa akan lebih mengenal teman sebayanya bahkan berpotensi menemukan teman dengan hobi yang sama sehingga termotivasi untuk semangat mewadahi hobi yang sama tersebut dalam sebuah prestasi yang membanggakan.2. Mewadahi bakat dan minat siswa sejak dini melalui program ekstrakurikulerProgram tambahan yang ada dalam sistem ini dapat menyalurkan bakat dan minat siswa sejak dini. Apalagi adanya tambahan pembinaan dari bimbingan konseling dapat membantu siswa yang belum mengetahui bakat mereka untuk menemukan bakatnya.3. Mendidik kepribadian anak sehingga tak mudah goyah dalam menyikapi arus globalisasi.Adanya full day school ini juga dalam rangka menamkan kepribadian siswa, sehingga nantinya diharapkan mereka akan menjadi generasi muda yang tidak mudah goyah menghadapi berbagai godaan negatif yang menghampiri mereka.Dampak Negatif Full Day School ( FDS )1. Anak jenuh berada di sekolah dalam kurun waktu yang lamaSistem full day school ini tentunya menuntut kelengkapan fasilitas sekolah serta SDM guru yang mumpuni untuk mencapai apa yang diharapkan dari adanya sistem ini. Persiapan yang kurang matang justru dapat mengakibatkan kejenuhan siswa karena lamanya waktu yang mereka habiskan di tempat yang sama yakni di sekolah.2. Interaksi sosial dengan kerabat atau teman sebaya di luar sekolah menjadi minimBanyaknya waktu yang mereka habiskan di sekolah membuat interaksi sosial dengan keluarga, kerabat atau teman-teman diluar sekolah menjadi kurang. Hal ini berefek pada psikologi siswa dalam berinteraksi di luar sekolah. Kondisi mereka yang sudah lelah sepulangnya dari sekolah membuat mereka malas untuk bergaul dengan teman-teman sebayanya di sekitar rumah mereka.Itulah beberapa dampak full day school dari sisi positif dan negatif. Full Day school ini memiliki banyak dampak positif apabila persiapannya dilakukan secara matang. Jika persiapannya kurang matang, ia justru menjadikan siswa jenuh dan pembelajaran di sekolah menjadi tidak optimal. Oleh karena itu marilah kita berdoa semoga sistem apapun yang nantinya ditetapkan membawa nilai positif bagi anak didik di negara kita Indonesia.
Anak-anak perempuan khususnya, sering mengunggah foto ke Media sosial. Menulis status sedih, adalah kebiasaan anak-anak perempuan saat mereka tidak nyaman dengan keadaan sekelilingnya. Dan celah inilah yang digunakan oleh para pelaku kejahatan dunia maya untuk memperdaya korbannya.
Sebagaimana berita yang telah dilansir oleh Metronews, para pelaku mengirimkan gambar dan video berdasarkan pada member yang telah terdaftar dan mereka kenal. Itu artinya pelaku tidak akan sembarangan mengirimkan gambar dan video tanpa proses perkenalan terlebih dahulu.
Dan proses perkenalan itu membutuhkan waktu lama. Mungkin bisa sehari dua hari, mungkin bisa seminggu dua mingu. Apalagi berbagi nomor pribadi, tidak mungkin dilakukan dalam waktu singkat.
Mencegah anak-anak agar tidak menggunakan gadget, tentu bukan tindakan bijaksana, sebab mereka akan tersingkir dari komunitasnya, bahkan terisolir.
Akan tetapi membiarkan mereka tanpa peduli adalah tindakan bunuh diri. Seperti memasukkan mereka ke dalam kandang binatang buas, dan mengakibatkan mereka tercabik-cabik dalam pergaulan bebas.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Saat anak-anak di rumah, orang tua harus melakukan kontrol secara menyeluruh. Siapa teman-temannya, di mana ia bermain dan berkumpul, apa saja kegiatan mereka, dan tak lupa mengecek keberadaan gadget yang mereka miliki.
Jangan ragu untuk segera menanyakan kepada anak-anak bilamana ditemukan sesuatu yang mencurigakan. Misalnya, file yang tersembunyi yang berupa folder gambar atau film, percakapan yang menjurus kepada hal-hal yang tidak diinginkan, serta nomor seluler yang masuk ke dalam gadget mereka.
Buat anak-anak senyaman mungkin ketika mereka berada di rumah. Lakukan pendekatan secara persuasif dan halus untuk melunakkan hati mereka.
Lakukan kegiatan bersama setiap saat ketika ada waktu luang. Misalkan berkebun, memasak bersama, dan bersih-bersih rumah.
Bagi keluarga muslim, dorong anak-anak untuk taat beribadah, suruh mereka mengaji di Masjid, Musholla, atau undang guru private untuk mengajari mereka. Dan tanamkan pengertian agama sejak dini. Karena hal ini diyakini oleh banyak orang mampu meredam tindakan-tindakan yang tidak terpuji pada anak-anak.
Ketika di Sekolah, guru berperan ganda sebagai pendidik dan sekaligus wakil orang tua. Apalagi bagi sekoah yang menerapkan 5 hari sekolah telah menghabiskan sebagian waktu anak-anak di sekolah.
Tidak hanya guru BP yang harus melakukan control ketika terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Akan tetapi peran guru kelas mengenal anak-anak secara pribadi juga berfungsi sebagai control yang melekat.
Yang terakhir, kerjasama berbagai pihak, antara guru, orang tua, dan lingkungan dalam memanagement pergaulan anak-anak sangat diperlukan.
Tak ada salahnya antara guru dan orang tua saling memberikan informasi mengenai perilaku dan perkembangan anak-anak. Bila suatu saat terjadi sesuatu, segeralah kedua belah pihak saling bertukar informasi dan melakukan koordinasi untuk jalan pemecahan masalah.
Bila semua hal itu dibuat, maka pada akhirnya akan timbul keselarasan hubungan antara anak-anak, guru, pihak sekolah dan orang tua. Yang pada akhirnya kasus seperti di atas bisa diantisipasi sejak dini. Dan bila terjadi akan segera didapatkan jalan penyelesaian. Hubungan dan pergaulan anak-anak akibat penyalahgunaan WhatsApp dan media sosial lainnya, akan tertangani sedini mungkin, serta tidak akan menyebabkan kekacauan yang berkelanjutan