Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rangkuman Materi Seni Budaya Kelas 9 Bab 13 Pola Lantai Gerak Tari Kreasi


Berikut rangkuman lengkap materi Seni Budaya kelas 9 bab 13 yang membahas tentang Pola Lantai Gerak Tari Kreasi. Rangkuman ini disusun dari buku paket BSE edisi K13 revisi terbaru yang diterbitkan oleh Kemdikbud RI.





Sehingga rangkuman materi di halaman ini bersumber dari buku terpercaya yang kredibel. Semoga bermanfaat sebagai bahan belajar kamu di rumah atau di sekolah.





Bab 13 Pola Lantai Gerak Tari Kreasi










Setiap daerah memiliki tari tradisional yang dapat dilakukan dengan perseorangan, berpasangan ataupun berkelompok. Bentuk penyajian tari harus didukung dengan penggunaan pola lantai yang baik, sehingga pola yang dilakukan oleh seorang penari di dalam perpindahan, pergerakan, dan pergeseran posisi dapat membantu ruang gerak dalam sebuah tarian.





Pada tari tunggal, penari bebas membuat pola lantai sesuai keinginan sendiri, namun pada tari berpasangan dan kelompok, antara penari satu dengan penari lainnya terikat aturan dan harus dapat bekerja sama. Penggarapan pola lantai berpasangan dan kelompok pada tari kreasi lebih diperhitungkan dengan cermat dan memerlukan latihan bersama secara intensif. 





Berikut contoh pertunjukan tari tunggal : 









Berikut contoh pertunjukan tari berpasangan : 









Berikut contoh pertunjukan tari berkelompok : 









Pola lantai adalah garis-garis lantai yang dilalui oleh penari atau garis-garis lantai yang membentuk formasi penari kelompok. Pola garis dasar pada pola lantai ada 2, yaitu garis lurus dan garus lengkung.





Garis lurus dapat dibuat ke depan, ke belakang, ke samping atau serong. Garis lurus juga dapat dibuat menjadi desain V, segitiga, segi empat, huruf T, dan desain zig-zag. 





Garis lengkung dapat dibuat lengkung, lingkaran, angka delapan, dan bentuk spiral. Garis lurus memberi kesan sederhana tetapi kuat, garis lengkung memberikan kesan lembut tetapi lemah. Garis lurus banyak digunakan pada tari klasik. Garis lingkaran banyak digunakan pada tarian primitif.





Gerak tari lebih menarik jika diiringi dengan musik dan ditarikan dengan pola lantai bervariatif. Penguasaan tempat pentas sangat penting untuk dipelajari oleh penata tari dan penarinya, karena ada garis-garis lantai yang menguntungkan dan merugikan jika dilihat dari jarak penonton. 





Klimaks akhir dari pertunjukan dilakukan di titik tengah panggung. Titik pojok belakang digunakan untuk adegan yang menjadi titik awal untuk memulai permasalahan, bagian depan untuk tempat yang sangat komunikatif antara penari dan penonton (terutama untuk drama tari). 





Dalam meragakan gerak tari kreasi, semua titik pada panggung menjadi tempat yang menarik dalam membuat pola lantai dengan bentuk garis lurus atau garis lengkung seperti vertikal, horizontal, diagonal, zigzag, melingkar, atau spiral. Berikut bentuk-bentuk pola lantai gerak tari kreasi : 









Berikut contoh pola lantai garis lurus pada Tari Nandak Gojek : 









Berikut contoh pola lantai zigzag pada Tari Kotebang : 









Berikut contoh pola lantai garis lengkung : 









Agar lebih memahami pola lantai pada gerak tari kreasi, lakukan latihan Tari Bidadari berikut : 





Ragam gerak 1 : 





  1. Empat penari dengan menggunakan selendang 
  2. Masuk dari arah yang berlawanan
  3. Gerakan tangan : kedua tangan memegang selendang dan digerakkan ke atas dan ke bawah seperti gerak terbang 
  4. Gerakan kaki : jinjit sambil berlari kecil-kecil, seperti gambar berikut :








Ragam gerak 2 : 





  1. Penari saling berpasangan
  2. Gerakan tangan : kedua tangan diagonal dan memegang selendang
  3. Badan : merendah
  4. Gerakan kaki : kaki kanan di depan dan kaki kiri di belakang
  5. Kepala : mengikuti arah tangan, seperti gambar berikut :








Ragam gerak 3 : 





  1. Penari yang di depan merendah dan bertumpu pada kedua kaki
  2. Penari yang berada di belakang tetap berdiri
  3. Gerakan tangan : kedua tangan digerakkan ke atas ke bawah dan memegang selendang
  4. Gerakan kaki : tidak digerakkan
  5. Kepala : ke depan, seperti gambar berikut :








Ragam gerak 4 : 





  1. Kedua penari saling membelakangi
  2. Badan : merendah
  3. Gerakan tangan : tangan kanan ditekuk di depan dada dan tangan kiri diluruskan ke samping, kedua tangan memegang selendang
  4. Gerakan kaki : kaki kanan disilangkan di depan dan kaki kiri di belakang
  5. Kepala : melihat pasangan, seperti gambar berikut :








Ragam gerak 5 : 





  1. Semua penari membentuk lingkaran
  2. Badan : merendah
  3. Gerakan tangan : kedua tangan memegang selendang bergerak ke atas dan ke bawah
  4. Gerakan kaki : melangkah, seperti gambar berikut :








Ragam gerak 6 : 





  1. Semua penari membuat garis lurus
  2. Badan : merendah
  3. Gerakan tangan : kedua tangan memegang selendang bergerak ke atas dan ke bawah
  4. Gerakan kaki : melangkah di tempat
  5. Kepala : ke depan, seperti gambar berikut :








Ragam gerak 7 : 





  1. Badan : merendah
  2. Gerakan tangan : Penari 1 : sembah; Penari 2 : kedua tangan di atas kepala, kedua telapak tangan mengarah keatas; Penari 3 : tangan kanan diatas, tangan kiri lurus ke depan dan telapak tangan mengarah ke atas; Penari 4 : tangan kiri di atas dan tangan kanan lurus
  3. Ke depan dan telapak tangan mengarah keatas 
  4. Gerakan kaki : kaki kanan di depan dan kaki kiri di belakang 
  5. Kepala : kedepan, seperti gambar berikut : 








Daftar Pustaka : 





Milasari, Heru S., Siti M., dan Jelmanto. 2018. Seni Budaya SMP/MTs IX. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.