Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rangkuman Materi Seni Budaya Kelas 9 Bab 14 Meragakan Tari Kreasi


Berikut rangkuman lengkap materi Seni Budaya kelas 9 bab 14 yang membahas tentang Meragakan Tari Kreasi. Rangkuman ini disusun dari buku paket BSE edisi K13 revisi terbaru yang diterbitkan oleh Kemdikbud RI.





Sehingga rangkuman materi di halaman ini bersumber dari buku terpercaya yang kredibel. Semoga bermanfaat sebagai bahan belajar kamu di rumah atau di sekolah.





Bab 14 Meragakan Tari Kreasi










Pertujukan tari menggambarkan suatu peristiwa atau keadan yang mengambil dari sebuah cerita tertentu maupun tidak. Drama pertunjukan tari yang mengambil sebagian atau seluruh cerita, dengan alur cerita atau susunan adegan yang runtut dan dilakukan secara kelompok.





Dalam menyusun pertunjukan tari, dapat dilakukan secara tunggal, berpasangan, dan kelompok. 





Tari tunggal merupakan tari yang dilakukan oleh seorang penari. Contoh tari tunggal : Tari Topeng Kedok dan Tari Nyai Dasimah (Betawi), Tari Petruk Jalan Sehat (Jawa Tengah). Berikut contoh Tari Petruk Jalan Sehat : 









Tari berpasangan merupakan tari yang dilakukan oleh dua orang penari atau lebih secara berpasangan dan satu dengan lainnya saling berkaitan (ada respon). Tari berpasangan sering dikaitkan dengan tema pergaulan dan  perang. Contohnya : Cokek Onde-Onde (Betawi), Tari Alang Tabang (Sumatra Barat). 





Tari kelompok adalah tarian yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih. Tari kelompok ada 2, yaitu tari masal dan drama tari. Tari masal merupakan tari yang dilakukan secara berganda.





Tari masal dilakukan oleh banyak penari dengan gerak yang sama antara penari satu dengan penari lain, tidak ada jalinan gerak yang saling melengkapi. 





Berikut contoh Tari Kembang Wayang dari Betawi : 









Drama tari merupakan sajian tari yang mengungkapkan cerita atau peristiwa secara utuh atau sebagian petikan yang di dalamnya terdapat struktur dramatis atau susunan adegan.





Drama tari ada 2, yaitu drama tari berdialog dan drama tari tanpa dialog (sendratari). Contoh drama tari berdialog yaitu Wayang Orang Betawi karya Bapak Abdur Rachem.





Berikut contoh Tari Kreasi Betawi yag ditarikan secara masal pada acara ulang tahun DKI Jakarta : 









Berikut contoh Sendratari Ramayana dari Betawi : 









Karya tari memiliki 2 unsur penting, yaitu tari sebagai rangkaian gerak dan musik sebagai rangkaian bunyi. Keduanya tidak dapat dipisahkan, tidak ada tari yang hadir tanpa diiringi musik. Musik tari berupa seperangkat gamelan, tepukan tangan, hentakan kaki, teriakan, dan alat musik modern. 





Iringan atau musik pengiring dikatakan dinamis apabila mampu menggugah suasana dan mampu membawa penonton dan penari untuk mendapatkan sentuhan rasa, sehingga pesan dapat tersampaikan. Melalui musik, pesan yang tersampaikan lebih komunikatif, artinya tari mempunyai jiwa atau roh dalam pengungkapannya. 





Setiap penata tari kreasi memiliki gaya tersendiri dalam penyusunan gerak, permainan komposisi, penggunaan iringan, kostum, dan tata rias yang berbeda sesuai ide atau konsep dasar masing-masing penata tari. Begitu juga dengan bentuk penyajian, ditarikan dengan individu, berpasangan, atau berkelompok.





Agar lebih memahami gerak tari kreasi, berlatihlah gerakan Tari Quartel berpasangan berikut ini : 





  1. Kedua penari berjalan dan saling bertemu menuju titik tengah panggung, dengan hitungan 2×8, seperti gambar berikut : 








  1. Menyatukan kedua tangan kanan sambil berputar, dengan hitungan 1×8, seperti gambar berikut : 








  1. Penari 1 duduk dengan kedua tangan menyatu dan lurus  di atas kepala dan penari 2 berdiri di belakang penari 1 dengan kedua tangan membuka dan lurus ke atas, kedua kaki dibuka dan merendah. Kepala menghadap ke atas, seperti gambar berikut : 








  1. Penari 1 duduk dengan kedua tangan berada di samping dan lurus, penari 2 berdiri di belakang penari 1 dengan kedua tangan membuka dan lurus ke depan, kedua kaki dibuka dan merendah. Kepala menghadap ke depan, dengan hitungan 1×8, seperti gambar berikut : 








  1. Penari 1 duduk dengan tangan kiri lurus ke depan dan tangan kanan lurus ke samping, badan menghadap ke samping dan penari 2 berdiri di belakang penari 1 dengan kedua tangan membuka dan lurus ke atas, kedua kaki dibuka dan merendah. Kepala menghadap ke atas, dengan hitungan 1×8, seperti gambar berikut : 








  1. Penari 1 duduk dengan kedua tangan menyatu dan lurus  di atas kepala dan penari 2 berdiri di belakang penari 1 dengan kedua tangan membuka dan lurus ke atas, kedua kaki dibuka dan merendah. Kepala menghadap ke atas, dengan hitungan 1×8, seperti gambar berikut : 








  1. Penari 1 duduk dengan kedua tangan menyatu dan lurus  di atas kepala, kaki kiri ditekuk dan kaki kanan lurus ke samping dan penari 2 berdiri di belakang penari 1 dengan kedua tangan membuka dan lurus ke atas, kedua kaki dibuka dan merendah. Kepala menghadap ke atas, dengan hitungan 1×8, seperti gambar berikut : 








  1. Penari 1 duduk dengan kedua tangan menyatu dan lurus  di atas kepala, kaki kanan di tekuk dan kaki kiri lurus ke samping dan penari 2 berdiri di belakang penari 1 dengan kedua tangan membuka dan lurus ke atas, kedua kaki dibuka dan merendah. Kepala menghadap ke atas, dengan hitungan 1×8, seperti gambar berikut : 








  1. Gerak eksplorasi, dengan hitungan 4×8, seperti gambar berikut : 








  1. Pengembangan dari gerak lenggang, tangan kanan ditekuk ke atas dan tangan kiri lurus ke samping, dilakukan secara bergantian, kedua kaki jinjit dan step, kepala ke arah depan, dengan hitungan 1×8, seperti gambar berikut : 








  1.  Kedua tangan lurus ke samping dan memegang rok, gerak kaki step, kepala ke depan, dengan hitungan 1×8, seperti gambar berikut : 








  1. Kedua tangan lurus ke depan, kedua tepak tangan seperti gerak pa’blang, gerak kaki step, lalu berjalan menyilang, dengan hitungan 1×8, seperti gambar berikut : 








  1. Penari 1 duduk dengan posisi jengkeng putra, kedua tangan lurus ke samping dan memegang rok, arah  kepala kiri. Penari 2 sedikit merendah, tangan kanan menekuk ke atas dan tangan kiri ditekuk ke depan, arah kepala ke depan, dengan hitungan 1×8, seperti gambar berikut : 








  1. Kedua tangan lurus ke depan, kedua tepak tangan seperti gerak pa’blang, gerak kaki step, lalu berjalan menyilang, dengan hitungan 1×8, seperti gambar berikut : 








  1. Pengembangan dari gerak lenggang, tangan kanan ditekuk ke atas dan tangan kiri lurus ke samping, dilakukan secara bergantian, kedua kaki jinjit dan step, kepala ke arah depan, dengan hitungan 1×8, seperti gambar berikut : 








  1. Gerak silat (gerak silat dapat disesuaikan dengan daerah tempat tinggal masing-masing), dengan hitungan 1×8, seperti gambar berikut : 








  1. Kedua tangan berpegangan berjalan ke kiri, dengan hitungan 2×8, seperti gambar berikut : 








Daftar Pustaka : 





Milasari, Heru S., Siti M., dan Jelmanto. 2018. Seni Budaya SMP/MTs IX. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.