Cara Mendidik Anak sesuai dengan Tumbuh Kembangnya_ Anak adalah amanah yang diberikan kepada orang tua. Setiap anak memiliki keunikan dan keistimewaan sendiri. Pola asuh yang baik dari orang tua dapat menumbuhkan sisi keunikan dan keistimewaan mereka dan menjadikan mereka sebagai orang yang sukses di masa depan Mendidik anak wajib dimulai sejak dini. Untuk memperoleh keberhasilan yang optimal, Anda sebagai orang tua perlu menyesuaiakan dengan fase tumbuh kembang mereka. Oleh karena itu disini kami akan membahas cara mendidik anak sesuai dengan tumbuh kembangnya.Fase Tumbuh Kembang anak1. 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun)Anak yang berada pada tahapan usia ini mengalami tumbuh kembang yang sangat cepat, bahkan di katakan bahwa masa ini adalah masa golden age bagi anak.Rangsangan motorik, emosional dan kognitif sangat mudah dipelajari anak pada masa ini. Oleh karena itu hendaknya orang tua menyediakan waktu yang banyak untuk mencurahkan perhatiannya pada sang buah hati.Pada masa ini perlakukan anak bagai raja. Penuhi kebutuhan nutrisinya, biarkan mereka berkreatifitas, jangan banyak marah-marah dan mudah memberi larangan. Pahamilah posisi mereka yang pada saat itu otaknya sedang berkembang pesat. Biarlah mereka mencoba segala hal yang baru,namun tentunya tetap dibawah pengawasan Anda. Memperlakukan anak bagai raja disini bukan berarti lantas memanjakan mereka dalam batas yang tidak wajar.Pada masa ini, hendaknya Anda mulai mengajarkan nilai-nilai tanggung jawab dan kemandirian tanpa adanya paksaan, seperti makan sendiri, memakai sepatu sendiri dan memakai pakaian sendiri. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan mereka memasuki sekolah dasarPada masa ini juga ajarkan nilai kejujuran yang dimulai dari keluarga terdekat. Jika Anda membuat janji dengan anak, hendaknya Anda harus berusaha menepatinya. Jangan sampai Anda lupa dan Anda tidak lagi dipercaya oleh anak.2. 7 tahun kedua (usia 7 - 14)Pada usia ini anak akan menghadapi pubertas. Oleh karena itu anak harus dipersiapkan untuk disiplin. Anak juga harus dikenalkan mana yang baik dan mana yang buruk. Ajarkan pada mereka untuk konsekuen terhadap apa yang mereka lakukan.Jika pada masa sebelumnya, peran orang tua hanya mengawasi anak mereka. Maka pada usia ini peran orang tua adalah untuk membimbing mereka. Orang tua juga boleh memberikan reward atau punishmet atas apa yang dilakukan anak mereka.Hukuman disini bersifat meluruskan hal yang belum benar dan memberi contoh mana yang benar. Reward tidak harus selalu berupa materi, tetapi bisa juga dengan ucapan yang tulus memuji anaknya bahwa anaknya telah membanggakan mereka. Orang tua juga bisa menunjukkan kasih sayang Anda dengan mengacungkan jempol dan memeluk anaknya.Pada masa ini orang tua juga harus mengajarkan anak untuk lebih mandiri dengan mengurus dirinya sendiri agar ia tidak bergantung pada orang tua di masa depannya. Latihlah mereka mencuci piring sendiri, mencuci pakaian sendiri, menyetrika, dan membantu orang tua dalam pekerjaan rumah sehari-hari ketika melihat orang tua susah.3. 7 tahun ketiga (usia 14 - 21)Pada masa ini perlakukan anak sebagai sahabat. Ajaklah ia untuk bekerja sama. Lepaslah mereka untuk mandiri.Pada masa ini anak sudah mulai mencari jati dirinya. Ia dapat dengan mudah terpengaruh dengan lingkungan. Ia akan mulai mengalami banyak peristiwa emosional dan sensitif terkait dirinya. Oleh karena itu Anda harus peka terhadap kondisi anak.Orang tua harus dapat menjadi sahabat sekaligus memberi teladan yang baik. Ajak anak untuk saling bercerita tentang kesehariannya. Namun disini bukan memaksa mereka cerita tapi berinisiatiflah bercerita kepadanya sehingga ia pun tidak malu untuk bercerita kepada Anda.Pada masa ini, ajak pula teman-teman anak untuk akrab dengan Anda, sehingga Anda bisa mengontrol mereka tanpa harus mengekangnya.4. Usia 21 tahun ke atas.Pada usia ini, berikanlah kepercayaan dan kebebasan pada anak. Kebebasan disini bukan berati membuat anak berbuat sebebas-bebasnya. Biarkanlah anak bertindak dengan alasan yang jelas dan masuk akal dan tidak menyalahi aturan.Anda sebagai orang tua hanya perlu mengarahkan mereka jika mereka mengalami kesulitan. Latihlah anak untuk membuat keputusan dan melaksanakannya, dan doakanlah mereka selalu.Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya berhasil, Oleh karena itu perhatikanlah fase tumbuh kembang mereka, rawatlah, didiklah, dan doakan mereka agar di masa depan Anda tinggal memetik hasilnya. Anda tidak akan menemukan penyesalan di masa tua Anda. Semoga bermanfaat.
Fase Tumbuh Kembang anak
1. 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun)
Anak yang berada pada tahapan usia ini mengalami tumbuh kembang yang sangat cepat, bahkan di katakan bahwa masa ini adalah masa golden age bagi anak.
Rangsangan motorik, emosional dan kognitif sangat mudah dipelajari anak pada masa ini. Oleh karena itu hendaknya orang tua menyediakan waktu yang banyak untuk mencurahkan perhatiannya pada sang buah hati.
Pada masa ini perlakukan anak bagai raja. Penuhi kebutuhan nutrisinya, biarkan mereka berkreatifitas, jangan banyak marah-marah dan mudah memberi larangan. Pahamilah posisi mereka yang pada saat itu otaknya sedang berkembang pesat. Biarlah mereka mencoba segala hal yang baru,namun tentunya tetap dibawah pengawasan Anda. Memperlakukan anak bagai raja disini bukan berarti lantas memanjakan mereka dalam batas yang tidak wajar.
Pada masa ini, hendaknya Anda mulai mengajarkan nilai-nilai tanggung jawab dan kemandirian tanpa adanya paksaan, seperti makan sendiri, memakai sepatu sendiri dan memakai pakaian sendiri. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan mereka memasuki sekolah dasar
Pada masa ini juga ajarkan nilai kejujuran yang dimulai dari keluarga terdekat. Jika Anda membuat janji dengan anak, hendaknya Anda harus berusaha menepatinya. Jangan sampai Anda lupa dan Anda tidak lagi dipercaya oleh anak.
2. 7 tahun kedua (usia 7 - 14)
Pada usia ini anak akan menghadapi pubertas. Oleh karena itu anak harus dipersiapkan untuk disiplin. Anak juga harus dikenalkan mana yang baik dan mana yang buruk. Ajarkan pada mereka untuk konsekuen terhadap apa yang mereka lakukan.
Jika pada masa sebelumnya, peran orang tua hanya mengawasi anak mereka. Maka pada usia ini peran orang tua adalah untuk membimbing mereka. Orang tua juga boleh memberikan reward atau punishmet atas apa yang dilakukan anak mereka.
Baca Juga
- Cara Menasehati/Membujuk Anak agar Mau Sekolah PAUD_Pengenalan lingkungan sekolah untuk anak di bawah 5 tahun bertujuan untuk mengenalkan mereka pada dunia luar sehingga membantu mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial. Hal ini juga untuk persiapan mereka sebelum masuk ke sekolah formal di tahapan usia selanjutnya. Ini merupakan hal baru bagi mereka sehingga beberapa dari mereka memiliki ketakutan bahkan meluapkan emosinya dengan tangisan. Nah berikut kami akan membagikan tips kepada para bunda untuk membujuk buah hati Anda agar mau masuk sekolah PAUD.Cara Menasehati Anak agar Mau Sekolah PAUD1. Berikanlah pengertian bahwa nanti ia akan menemukan banyak teman di sekolahSekolah adalah lingkungan baru bagi anak. Jika biasanya mereka tak pernah lepas dari orang tuanya, maka di sini nanti ia akan jauh dari orang tua. Tentunya sang anak akan merasa ketakutan akan perubahan situasi ini. Oleh karena itu pada awal sebelum memasukkan anak ke PAUD, berilah mereka pengertian bahwa di sekolah ada banyak anak seusia mereka. Nanti ia bisa bermain dan menemukan teman baru di sana. Di sekolah juga ada ibu guru yang nanti bisa mengajak mereka bermain.2. Bu guru akan bantu untuk mencarikan temanJika Anda sebagai orang tua mengetahui bahwa karakter anak Anda adalah pemalu, maka beri penjelasan kepada sang anak bahwa nanti ibu guru akan mencarikan teman untuk kamu jadi jangan khawatir kalau nanti tidak memiliki teman.Nah disini, Anda sebagai orang tua juga harus memastikan bahwa guru di sekolah tempat mengajar anak Anda adalah seorang guru yang bisa Anda percayai untuk mendampingi anak Anda. Jika mendapati kondisi seperti di atas, Anda tidak perlu lagu untuk membicarakan kepada guru yang sudah Anda percayai tersebut untuk membantu anak Anda mencari teman di sekolah.3. Merespon emosi yang di keluarkan anak dengan tidakan yang tepatBuat Anda para orang tua baru, atau maksudnya orang tua yang baru mempunyai anak pertama, pasti merasa bingung saat melihat anak Anda tiba-tiba tidak mau masuk sekolah dengan alasan yang tidak jelas. Yang ada mereka hanya menangis penuh emosi saat kita memaksanya untuk sekolah.Nah disini, sebagai orang tua Anda perlu mengenali jenis emosi atau masalah apa yang di hadapi sang anak, dalam hal ini kenapa dia sampai tidak mau masuk ke sekolah. Setelah Anda mengetahui masalah yang di hadapi anak Anda tersebut, baru kemudian Anda melakukan tindakan yang tepat untuk menghadapinya atau untuk mencari solusinya.Nah berikut ini adalah berbagai conoh jenis emosi yang biasanya di keluarkan sang anak beserta maknanya .a. Marah – Ketika sang anak merasakan adanya ketidakadilanb. Rasa bersalah – Sang anak merasa tidak adil terhadap orang lainc. Frustrasi – Anak telah melakukan sesuatu berulangkali sedangkan hasilnya tak sesuai harapan sehingga ia harus mencari cara yang laind. Takut – Ada sesuatu yang tidak diinginkan anak yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.e. Kecewa – Apa yang diinginkan oleh anak tidak bisa terwujudf. Rasa tidak mampu – Kebutuhan untuk belajar sesuatu karena ada sesuatu yang tidak bisa dilakukan anak dengan baikg. Rasa bosan – Kebutuhan untuk tumbuh dan mendapatkan tantangan baruh. Sedih – Sang anak kehilangan sesuatu yang berhargai. Kesepian – Kebutuhan akan adanya hubungan yang bermakna bukan hanya sekedar bertemanj. Stress – Sang anak mengalami sesuatu yang terlalu menyakitkan dan harus segera dia hentikank. Depresi – Sesuatu yang terlalu menyakitkan dan harus segera dihentikanSetelah Anda mengetahui jenis emosi yang ditunjukkan buah hati Anda, Anda bisa menunjukkan empati Anda, dan biarkan cerita mereka mengalir hingga tuntas, baru setelah itu Anda bisa menawarkan sebuah tindakan namun tetap menyerahkan solusinya kepada sang anak karena terkadang solusi yang diberikan kepada anak secara langsung justru membuat anak enggan untuk bercerita.Misalnya: Sang anak bercerita: Tadi di sekolah Nisa tidak mau bermain denganku ma..Anda bisa mempelajari emosi anak . Perkataan di atas menunjukkan bahwa anak kesepian.Anda bisa menimpali:Hmm.. Nak kamu sangat ingin main dengan nisa’ ya? Kamu kesepian ya dan ingin main ya?Tunggu responnya dan mereka akan bercerita panjang lebar.Setelah mereka selesai bercerita, tawarkan ide pada anak.Lalu apa yang bisa mama bantu? Kamu mau main sama mama atau papa atau mungkin dede penginnya apa?Ini dilakukan supaya mereka berpikir dan mempertimbangkan baik buruknya serta yang nyaman bagi mereka. Hal ini akan membuat mereka lebih terbuka dan menumbuhkan rasa percaya diri bagi anak sehingga mereka tidak mudah mogok tidak mau masuk sekolah ketika mendapat permasalahan.Nah itu tadi adalah beberapa hal yang bisa Anda praktekkan jika anak Anda tidak mau masuk sekolah, baik itu terjadi di awal masuk sekolah atau di tengah-tengah mereka sudah masuk sekolah. Memberi pengertian dengan cara yang tepat dapat menyenangkan hati anak sehingga mereka bisa masuk sekolah dengan bahagia tanpa adanya paksaan. Selamat berusaha dan semoga bermanfaat.
- Cara Mengajari Anak agar Cepat bisa Berjalan_Setiap perkembangan dari buah hati selalu menjadi sesuatu yang istimewa yang ditunggu-tunggu oleh orang tuanya. Proses perkembangan anak berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada yang cepat dan ada pula yang lambat, termasuk aktivitas bayi mulai berjalan. Meskipun demikian tentu ada patokan khusus yang dapat Anda jadikan dasar untuk mulai melatih bayi Anda berjalan. Nah disini, kami akan memberikan beberapa tips untuk mengajari anak Anda agar cepat bisa berjalan.Cara Mengajari Anak agar Cepat bisa Berjalan1. Jangan sering pakai popokPenggunaan popok yang terlalu sering tidak baik untuk bayi. Ia dapat menghambat aktivitas bayi sehingga gerakan kaki yang dia gunakan untuk belajar berjalan pun juga melambat.Hal ini juga sejalan dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang psikolog di amerika, bahwasanya popok dapat memperlambat kemampuan bayi untuk berjalan. Whitney cole mengatakan bahwa popok membuat adanya gumpalan di sela kaki bayi yang berpotensi untuk memperburuk posisi dan kesembangan bayi.Jadi jika Anda ingin mengajari anak Anda berjalan, jangan sering memakaikan bayi popok. Anda bisa memakaikan popok pada situasi tertentu yang memang urgen, misalnya ketika keluar rumah untuk acara tertentu.2. Jangan sering menggendong bayiMenggendong bayi terlalu sering pada usia yang seharusnya ia sudah harus dilatih untuk berjalan membuatnya merasa manja dan malas untuk berjalan. Jadi Anda sebagai orang tua harus mulai mengurangi frekuensi menggendong bayi ini dan mulai melatih anak Anda untuk berjalan.3. Latihan berdiri tegakUntuk dapat berjalan, bayi harus sudah mampu untuk berdiri dan tidak terhuyun. Oleh karena itu sebagai langkah awal Anda bisa mulai mengajarinya untuk berdiri tegak. Berdirikan anak Anda, kemudian lepaskan pegangannya, biarkan ia selama 30 detik. Jika bayi terjatuh, motivasilah dia dengan kata-kata penyemangat supaya ia bisa bangkit dan berdiri sendiri. Latihlah hingga ia mampu untuk berdiri tegak tanpa terhuyung.4. Sediakan sarana untuk bayi merambatAnda bisa menyediakan suatu benda kokoh yang dapat menjadi pegangan bagi anak untuk melatih keseimbangannya. Benda kokoh tersebut bisa berupa box atau tongkat berporos yang bisa digunakan sebagai sarana untuk merambat agar anak cepat berjalan.5. Berilah stimulus dengan baby walkerBaby walker adalah alat berupa kereta dorong atau semacamnya yang berfungsi menstimulus keberanian dan langkah bayi untuk bisa berjalan sendiri. Anda bisa membelikan anak Anda alat tersebut atau membuat alat sendiri di rumah dengan konsep mirip baby walker.Sebagai catatan dalam penggunaan baby walker ini, hendaknya orang tua turut mendampingi dan mengawasi anak bukan menyerahkan sepenuhnya kepada baby walker tanpa Andanya pengawasan.6. Kecoh dengan mainanAnda juga bisa memberi rangsangan berupa mainan favorit bayi Anda. Ulurkan tangan Anda seperti hendak memberi mainan tersebut, dan anak akan mencoba berdiri dan meraih mainannya kemudian Anda bisa mundur satu demi satu langkah. Kegiatan tersebut juga dapat digunakan untuk menstimulus bayi agar mau berjalan.7. Mengajak anak jalan pagi atau jalan sore di luar rumahPerubahan suasana juga dapat dilakukan untuk memotivasi anak agar bisa berjalan. Ajaklah anak Anda jalan pagi atau jalan sore di luar rumah dengan cara memapahnya pelan-pelan sesuai dengan langkah si kecil.8. Ajak anak untuk bermain yang melibatkan kemampuan motorik anak.Kemampuan motorik yang bagus dapat membuat anak cepat berjalan. Jadi Anda sebagai orang tuanya bisa memperkenalkan anak Anda dengan permainan motorik untuk menstimulasi motoriknya, seperti: mengambil bola.9.Pijat kaki bayiPijatlah kaki bayi Anda agar aliran darahnya lancar dan ototnya tidak kaku. Anda bisa melakukan pemijatan ringan pada area paha, lutut ke bawah sampai telapak kaki dengan menggunakan minyak zaitun, atau minyak lain yang biasa digunakan untuk pijat.Nah itu tadi adalah beberapa tips untuk mengajari anak Anda agar cepat bisa berjalan. Anda bisa mulai mempraktekkannya dengan usaha yang gigih. Lakukan dengan tulus dan istiqomah untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jangan cepat menyerah untuk membantu si kecil berjalan.Jika pada batas tertentu usaha Anda tidak mengalami hasil, maka Anda bisa berkonsultasi ke dokter untuk pengambilan tindakan tertentu. Selamat mencoba dan semoga berhasil.
- Cara Tradisional agar Anak Cepat bisa Bicara_Para orang tua pasti menantikan masa-masa anaknya mulai mengucapkan panggilan untuk mereka. Senyuman simpul karena anaknya mampu mengucapkan maa..ma..pa..pa pasti menjadi simbol kebahagiaan mereka. Jika pada usia tertentu di saat teman-teman lain seumuran anak mereka sudah mampu berbicara, sedangkan anaknya belum mengucapkan satu kata pasti menjadi kekhawatiran sendiri, khususnya bagi para ibu. Ketika pada usia 1 tahun anak-anak lainnya sudah mulai cerewet, namun anaknya masih hanya menggunakan bahasa isyarat untuk mengungkapkan keinginannya. Itu pasti menjadi kekhawatiran para bunda bukan?Dulu, ada beberapa obrolan bahwasanya kemampuan bicara si kecil ini dikaitkan dengan sejumlah hal. Ada beberapa cara yang diyakini para tetua zaman dulu untuk membuat si kecil cepat bisa bicara.Apa itu? Anda penasaran bukan?Ini dia beberapa hal yang diyakini mampu membuat anak bisa cepat bicara, terlepas dari entah itu benar-benar fakta atau hanya mitos belaka.Cara Tradisional agar Anak Cepat bisa Bicara1. Anak yang bisa berjalan lebih memiliki kemungkinan lambat bicaraKonon ada kepercayaan kalau si kecil yang memiliki kemampuan bisa berjalan lebih dulu, maka ia akan bisa bicara belakangan.Ada dua pendapat ahli dalam menyikapi kepercayaan ini.a. dr. Meta Hanindita, Sp.A , seorang dokter di RSUD Dr. Soetomo Surabaya mengatakan bahwa dua hal tersebut tidak ada berhubungan sama sekali. Anak beliau yang bernama naya memiliki dua kemampuan tersebut (berjalan dan berbicara) dalam kurun waktu bersamaan.b. Rita Rahmawati Amd, TW, S.Pd, seorang terapis wicara dari RS. Harapan Kita menuturkan bahwasanya ada kemungkinan anak lebih dulu bisa berjalan dari pada berbicara. Itu terjadi jika anak tersebut hanya dapat fokus pada salah satu sisi kemampuan saja. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan jika dua kemampuan tersebut muncul bersamaan.2. Mengerik batu cincin atau akik di lidah anakDi tengah-tengah masyarakat, ada juga yang menggunakan batu cincin atau akik untuk mengerik lidah anak ketika anak memiliki keterlambatan dalam kemampuan berbicara.Rita Rahmawati mengatakan jika hal tersebut hanyalah mitos. Memang mengerok lidak anak dengan cincin bisa merangsang sensorik dan motorik lidah seperti teknik oral motor excercise, namun penggunaan cincin tersebut beresiko melukai permukaan lidah, jadi sebaiknya tidak dilakukan.3. Memukul anak dengan daun salamJika anak tak kunjung bisa berbicara, salah satu cara yang bisa digunakan untuk mempercepat kemampuan bicaranya menurut masyarakat adalah dengan memukulnya menggunakan daun salamMenanggapi informasi tersebut, Rita berkata bahwa itu cuma sebuah mitos. Menurutnya kelancaran anak berbicara bukan terletak dari daunnya, tapi dari sikap orang tua yang dilakukan dengan cara menekan atau memaksa bicara. Jadi kalau pun itu terjadi itu hanyalah kebetulan saja, tidak ada dasar ilmiahnya sama sekali.4. Makan buah manggisSelain beberapa cara tersebut, ada juga yang mengatakan bahwa dengan sering memeberi anak buah manggis bisa membuat anak cepat bisa bicara.Rita berkata bahwa itu cuma mitos belaka. Tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa buah manggis mampu meingkatkan kemampuan bicara anak.5. Makan tempe yang dibungkus daunMemberi anak makanan dengan tempe yang dibungkus daun disebut-sebut juga bisa membuat anak cepat bisa bicara.Lagi-lagi dr Meta dan Rita menanggapi bahwa itu semua cuma mitos yang tidak ada dasar ilmiahnya. Rita menambahkan bahwa hal tersebut justru bisa membuat anak diare, bukan malah membuat ia bisa bicara.Nah itu tadi adalah beberapa cara tradisional yang banyak diyakini oleh masyarakat bisa membuat anak cepat bisa bicara. Ternyata setelah diselidiki lebih lanjut dengan adanya konfirmasi dari ahli kesehatan yang menekuni bidang tersebut , itu semua hanyalah mitos belaka. Tidak ada dasar ilmiah yang menjadi landasan hubungan beberapa tindakan tersebut dengan meningkatnya kemampuan bicara anak.Jadi jika ada di antara para ayah dan bunda yang menerapkan cara tersebut dan berhasil, mungkin itu hanya kebetulan belaka yang didukung sugesti kuat dari anda.Semua itu kami kembalikan kepada ayah dan bunda . Ayah dan bunda masih tetap mau menerapkan cara-cara tersebut? Atau Anda mau berpaling ke cara-cara yang memang sudah direkomendasikan oleh ahli kesehatan yang sudah ada landasan ilmiahnya?Tentunya semuanya demi kemajuan sang buah hati. Apa pun itu tetap semangat dan semoga berhasil.
Pada masa ini orang tua juga harus mengajarkan anak untuk lebih mandiri dengan mengurus dirinya sendiri agar ia tidak bergantung pada orang tua di masa depannya. Latihlah mereka mencuci piring sendiri, mencuci pakaian sendiri, menyetrika, dan membantu orang tua dalam pekerjaan rumah sehari-hari ketika melihat orang tua susah.
3. 7 tahun ketiga (usia 14 - 21)
Pada masa ini perlakukan anak sebagai sahabat. Ajaklah ia untuk bekerja sama. Lepaslah mereka untuk mandiri.
Pada masa ini anak sudah mulai mencari jati dirinya. Ia dapat dengan mudah terpengaruh dengan lingkungan. Ia akan mulai mengalami banyak peristiwa emosional dan sensitif terkait dirinya. Oleh karena itu Anda harus peka terhadap kondisi anak.
Orang tua harus dapat menjadi sahabat sekaligus memberi teladan yang baik. Ajak anak untuk saling bercerita tentang kesehariannya. Namun disini bukan memaksa mereka cerita tapi berinisiatiflah bercerita kepadanya sehingga ia pun tidak malu untuk bercerita kepada Anda.
Pada masa ini, ajak pula teman-teman anak untuk akrab dengan Anda, sehingga Anda bisa mengontrol mereka tanpa harus mengekangnya.
4. Usia 21 tahun ke atas.
Pada usia ini, berikanlah kepercayaan dan kebebasan pada anak. Kebebasan disini bukan berati membuat anak berbuat sebebas-bebasnya. Biarkanlah anak bertindak dengan alasan yang jelas dan masuk akal dan tidak menyalahi aturan.
Anda sebagai orang tua hanya perlu mengarahkan mereka jika mereka mengalami kesulitan. Latihlah anak untuk membuat keputusan dan melaksanakannya, dan doakanlah mereka selalu.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya berhasil, Oleh karena itu perhatikanlah fase tumbuh kembang mereka, rawatlah, didiklah, dan doakan mereka agar di masa depan Anda tinggal memetik hasilnya. Anda tidak akan menemukan penyesalan di masa tua Anda. Semoga bermanfaat.