Cara Mendidik Anak sesuai dengan Tumbuh Kembangnya_ Anak adalah amanah yang diberikan kepada orang tua. Setiap anak memiliki keunikan dan keistimewaan sendiri. Pola asuh yang baik dari orang tua dapat menumbuhkan sisi keunikan dan keistimewaan mereka dan menjadikan mereka sebagai orang yang sukses di masa depan Mendidik anak wajib dimulai sejak dini. Untuk memperoleh keberhasilan yang optimal, Anda sebagai orang tua perlu menyesuaiakan dengan fase tumbuh kembang mereka. Oleh karena itu disini kami akan membahas cara mendidik anak sesuai dengan tumbuh kembangnya.Fase Tumbuh Kembang anak1. 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun)Anak yang berada pada tahapan usia ini mengalami tumbuh kembang yang sangat cepat, bahkan di katakan bahwa masa ini adalah masa golden age bagi anak.Rangsangan motorik, emosional dan kognitif sangat mudah dipelajari anak pada masa ini. Oleh karena itu hendaknya orang tua menyediakan waktu yang banyak untuk mencurahkan perhatiannya pada sang buah hati.Pada masa ini perlakukan anak bagai raja. Penuhi kebutuhan nutrisinya, biarkan mereka berkreatifitas, jangan banyak marah-marah dan mudah memberi larangan. Pahamilah posisi mereka yang pada saat itu otaknya sedang berkembang pesat. Biarlah mereka mencoba segala hal yang baru,namun tentunya tetap dibawah pengawasan Anda. Memperlakukan anak bagai raja disini bukan berarti lantas memanjakan mereka dalam batas yang tidak wajar.Pada masa ini, hendaknya Anda mulai mengajarkan nilai-nilai tanggung jawab dan kemandirian tanpa adanya paksaan, seperti makan sendiri, memakai sepatu sendiri dan memakai pakaian sendiri. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan mereka memasuki sekolah dasarPada masa ini juga ajarkan nilai kejujuran yang dimulai dari keluarga terdekat. Jika Anda membuat janji dengan anak, hendaknya Anda harus berusaha menepatinya. Jangan sampai Anda lupa dan Anda tidak lagi dipercaya oleh anak.2. 7 tahun kedua (usia 7 - 14)Pada usia ini anak akan menghadapi pubertas. Oleh karena itu anak harus dipersiapkan untuk disiplin. Anak juga harus dikenalkan mana yang baik dan mana yang buruk. Ajarkan pada mereka untuk konsekuen terhadap apa yang mereka lakukan.Jika pada masa sebelumnya, peran orang tua hanya mengawasi anak mereka. Maka pada usia ini peran orang tua adalah untuk membimbing mereka. Orang tua juga boleh memberikan reward atau punishmet atas apa yang dilakukan anak mereka.Hukuman disini bersifat meluruskan hal yang belum benar dan memberi contoh mana yang benar. Reward tidak harus selalu berupa materi, tetapi bisa juga dengan ucapan yang tulus memuji anaknya bahwa anaknya telah membanggakan mereka. Orang tua juga bisa menunjukkan kasih sayang Anda dengan mengacungkan jempol dan memeluk anaknya.Pada masa ini orang tua juga harus mengajarkan anak untuk lebih mandiri dengan mengurus dirinya sendiri agar ia tidak bergantung pada orang tua di masa depannya. Latihlah mereka mencuci piring sendiri, mencuci pakaian sendiri, menyetrika, dan membantu orang tua dalam pekerjaan rumah sehari-hari ketika melihat orang tua susah.3. 7 tahun ketiga (usia 14 - 21)Pada masa ini perlakukan anak sebagai sahabat. Ajaklah ia untuk bekerja sama. Lepaslah mereka untuk mandiri.Pada masa ini anak sudah mulai mencari jati dirinya. Ia dapat dengan mudah terpengaruh dengan lingkungan. Ia akan mulai mengalami banyak peristiwa emosional dan sensitif terkait dirinya. Oleh karena itu Anda harus peka terhadap kondisi anak.Orang tua harus dapat menjadi sahabat sekaligus memberi teladan yang baik. Ajak anak untuk saling bercerita tentang kesehariannya. Namun disini bukan memaksa mereka cerita tapi berinisiatiflah bercerita kepadanya sehingga ia pun tidak malu untuk bercerita kepada Anda.Pada masa ini, ajak pula teman-teman anak untuk akrab dengan Anda, sehingga Anda bisa mengontrol mereka tanpa harus mengekangnya.4. Usia 21 tahun ke atas.Pada usia ini, berikanlah kepercayaan dan kebebasan pada anak. Kebebasan disini bukan berati membuat anak berbuat sebebas-bebasnya. Biarkanlah anak bertindak dengan alasan yang jelas dan masuk akal dan tidak menyalahi aturan.Anda sebagai orang tua hanya perlu mengarahkan mereka jika mereka mengalami kesulitan. Latihlah anak untuk membuat keputusan dan melaksanakannya, dan doakanlah mereka selalu.Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya berhasil, Oleh karena itu perhatikanlah fase tumbuh kembang mereka, rawatlah, didiklah, dan doakan mereka agar di masa depan Anda tinggal memetik hasilnya. Anda tidak akan menemukan penyesalan di masa tua Anda. Semoga bermanfaat.
Fase Tumbuh Kembang anak
1. 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun)
Anak yang berada pada tahapan usia ini mengalami tumbuh kembang yang sangat cepat, bahkan di katakan bahwa masa ini adalah masa golden age bagi anak.
Rangsangan motorik, emosional dan kognitif sangat mudah dipelajari anak pada masa ini. Oleh karena itu hendaknya orang tua menyediakan waktu yang banyak untuk mencurahkan perhatiannya pada sang buah hati.
Pada masa ini perlakukan anak bagai raja. Penuhi kebutuhan nutrisinya, biarkan mereka berkreatifitas, jangan banyak marah-marah dan mudah memberi larangan. Pahamilah posisi mereka yang pada saat itu otaknya sedang berkembang pesat. Biarlah mereka mencoba segala hal yang baru,namun tentunya tetap dibawah pengawasan Anda. Memperlakukan anak bagai raja disini bukan berarti lantas memanjakan mereka dalam batas yang tidak wajar.
Pada masa ini, hendaknya Anda mulai mengajarkan nilai-nilai tanggung jawab dan kemandirian tanpa adanya paksaan, seperti makan sendiri, memakai sepatu sendiri dan memakai pakaian sendiri. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan mereka memasuki sekolah dasar
Pada masa ini juga ajarkan nilai kejujuran yang dimulai dari keluarga terdekat. Jika Anda membuat janji dengan anak, hendaknya Anda harus berusaha menepatinya. Jangan sampai Anda lupa dan Anda tidak lagi dipercaya oleh anak.
2. 7 tahun kedua (usia 7 - 14)
Pada usia ini anak akan menghadapi pubertas. Oleh karena itu anak harus dipersiapkan untuk disiplin. Anak juga harus dikenalkan mana yang baik dan mana yang buruk. Ajarkan pada mereka untuk konsekuen terhadap apa yang mereka lakukan.
Jika pada masa sebelumnya, peran orang tua hanya mengawasi anak mereka. Maka pada usia ini peran orang tua adalah untuk membimbing mereka. Orang tua juga boleh memberikan reward atau punishmet atas apa yang dilakukan anak mereka.
Baca Juga
- Cara Tradisional agar Anak Cepat bisa Bicara_Para orang tua pasti menantikan masa-masa anaknya mulai mengucapkan panggilan untuk mereka. Senyuman simpul karena anaknya mampu mengucapkan maa..ma..pa..pa pasti menjadi simbol kebahagiaan mereka. Jika pada usia tertentu di saat teman-teman lain seumuran anak mereka sudah mampu berbicara, sedangkan anaknya belum mengucapkan satu kata pasti menjadi kekhawatiran sendiri, khususnya bagi para ibu. Ketika pada usia 1 tahun anak-anak lainnya sudah mulai cerewet, namun anaknya masih hanya menggunakan bahasa isyarat untuk mengungkapkan keinginannya. Itu pasti menjadi kekhawatiran para bunda bukan?Dulu, ada beberapa obrolan bahwasanya kemampuan bicara si kecil ini dikaitkan dengan sejumlah hal. Ada beberapa cara yang diyakini para tetua zaman dulu untuk membuat si kecil cepat bisa bicara.Apa itu? Anda penasaran bukan?Ini dia beberapa hal yang diyakini mampu membuat anak bisa cepat bicara, terlepas dari entah itu benar-benar fakta atau hanya mitos belaka.Cara Tradisional agar Anak Cepat bisa Bicara1. Anak yang bisa berjalan lebih memiliki kemungkinan lambat bicaraKonon ada kepercayaan kalau si kecil yang memiliki kemampuan bisa berjalan lebih dulu, maka ia akan bisa bicara belakangan.Ada dua pendapat ahli dalam menyikapi kepercayaan ini.a. dr. Meta Hanindita, Sp.A , seorang dokter di RSUD Dr. Soetomo Surabaya mengatakan bahwa dua hal tersebut tidak ada berhubungan sama sekali. Anak beliau yang bernama naya memiliki dua kemampuan tersebut (berjalan dan berbicara) dalam kurun waktu bersamaan.b. Rita Rahmawati Amd, TW, S.Pd, seorang terapis wicara dari RS. Harapan Kita menuturkan bahwasanya ada kemungkinan anak lebih dulu bisa berjalan dari pada berbicara. Itu terjadi jika anak tersebut hanya dapat fokus pada salah satu sisi kemampuan saja. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan jika dua kemampuan tersebut muncul bersamaan.2. Mengerik batu cincin atau akik di lidah anakDi tengah-tengah masyarakat, ada juga yang menggunakan batu cincin atau akik untuk mengerik lidah anak ketika anak memiliki keterlambatan dalam kemampuan berbicara.Rita Rahmawati mengatakan jika hal tersebut hanyalah mitos. Memang mengerok lidak anak dengan cincin bisa merangsang sensorik dan motorik lidah seperti teknik oral motor excercise, namun penggunaan cincin tersebut beresiko melukai permukaan lidah, jadi sebaiknya tidak dilakukan.3. Memukul anak dengan daun salamJika anak tak kunjung bisa berbicara, salah satu cara yang bisa digunakan untuk mempercepat kemampuan bicaranya menurut masyarakat adalah dengan memukulnya menggunakan daun salamMenanggapi informasi tersebut, Rita berkata bahwa itu cuma sebuah mitos. Menurutnya kelancaran anak berbicara bukan terletak dari daunnya, tapi dari sikap orang tua yang dilakukan dengan cara menekan atau memaksa bicara. Jadi kalau pun itu terjadi itu hanyalah kebetulan saja, tidak ada dasar ilmiahnya sama sekali.4. Makan buah manggisSelain beberapa cara tersebut, ada juga yang mengatakan bahwa dengan sering memeberi anak buah manggis bisa membuat anak cepat bisa bicara.Rita berkata bahwa itu cuma mitos belaka. Tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa buah manggis mampu meingkatkan kemampuan bicara anak.5. Makan tempe yang dibungkus daunMemberi anak makanan dengan tempe yang dibungkus daun disebut-sebut juga bisa membuat anak cepat bisa bicara.Lagi-lagi dr Meta dan Rita menanggapi bahwa itu semua cuma mitos yang tidak ada dasar ilmiahnya. Rita menambahkan bahwa hal tersebut justru bisa membuat anak diare, bukan malah membuat ia bisa bicara.Nah itu tadi adalah beberapa cara tradisional yang banyak diyakini oleh masyarakat bisa membuat anak cepat bisa bicara. Ternyata setelah diselidiki lebih lanjut dengan adanya konfirmasi dari ahli kesehatan yang menekuni bidang tersebut , itu semua hanyalah mitos belaka. Tidak ada dasar ilmiah yang menjadi landasan hubungan beberapa tindakan tersebut dengan meningkatnya kemampuan bicara anak.Jadi jika ada di antara para ayah dan bunda yang menerapkan cara tersebut dan berhasil, mungkin itu hanya kebetulan belaka yang didukung sugesti kuat dari anda.Semua itu kami kembalikan kepada ayah dan bunda . Ayah dan bunda masih tetap mau menerapkan cara-cara tersebut? Atau Anda mau berpaling ke cara-cara yang memang sudah direkomendasikan oleh ahli kesehatan yang sudah ada landasan ilmiahnya?Tentunya semuanya demi kemajuan sang buah hati. Apa pun itu tetap semangat dan semoga berhasil.
- Cara Mengatasi Anak yang Malas Belajar dan Sekolah_Salah satu permasalahan yang sering dialami oleh orangtua adalah memiliki anak yang malas belajar hingga malas pergi ke sekolah. Banyak faktor yang menjadi penyebab kondisi pada anak-anak tersebut, seperti suka nonton TV, bermain game, otak-atik HP, internetan,asyik dengan WA, kecanduan medsos Fb, Twitter, dan lain-lain. Anak-anak juga menganggap bahwa belajar dan sekolah bukanlah kegiatan yang menyenangkan. Oleh sebab itu, Anda harus dapat mengambil sikap untuk mengatasi permasalahan tersebut. Lalu, tindakan apa saja yang dapat dilakukan?Cara Mengatasi Anak Malas Belajar dan SekolahA. Cara Mengatasi Anak Malas Belajar di Rumah1. Lakukan PendampinganKetika anak-anak malas belajar, sebaiknya Anda berikan pendampingan. Karena hal tersebut dapat membuat mereka merasa diperhatikan serta membangkitkan semangatnya kembali. Ajari anak-anak dengan tekun dan sabar serta ciptakan suasana yang menyenangkan agar mereka tidak mudah bosan. 2. Memilih Buku yang MenarikTerkadang anak-anak malas belajar karena suasana yang dirasakan terlalu membosankan. Salah satu siasat yang dapat Anda lakukan adalah melalui buku-buku pembelajaran. Anda dapat memilih buku dengan gambar dan warna-warna menarik yang dapat membuat mereka lebih bersemangat.3. Jangan EmosionalMemarahi anak ketika mengalami kesulitan belajar atau bertanya pada Anda hanya akan membuat mereka trauma serta enggan belajar lagi. Oleh sebab itu, Anda harus senantiasa bersikap sabar ketika menemani anak-anak belajar dan berikan bantuan semaksimal mungkin.4. Belajar Sebelum TidurTindakan ini tidak harus dilakukan dengan duduk sambil membaca buku. Anda dapat mengajak anak-anak latihan berhitung atau membaca sebelum tidur karena memorinya yang mudah merekam dan akan diingat ketika esok harinya.5. Jam Belajar yang Tidak BerlebihanOrangtua seringkali menyuruh anak-anak belajar dengan durasi waktu berjam-jam agar mendapatkan nilai yang baik. Namun, hal tersebut bukanlah tindakan yang tepat.Menganjurkan anak belajar dengan durasi waktu yang lama justru membuat memori otak cepat lelah dan tidak mampu menerima materi lagi serta dapat membuat mereka merasa stres.6. Menjelaskan Manfaat BelajarJika Anda mengalami kesulitan saat mengatasi anak-anak yang malas belajar, maka Anda dapat menjelaskan mengenai manfaat belajar. Dengan mengetahui hal tersebut, mereka dapat lebih bersemangat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.B. Cara Mengatasi Anak Malas Berangkat ke Sekolah1. Bantu Anak Mendapat TemanSebagian besar alasan anak-anak malas ke sekolah karena kurang nyamannya suasana yang dirasakan serta kesulitan ketika mencari teman. Oleh sebab itu, Anda dapat membantu mereka mencari teman, misalnya dengan membuat pesta kecil di rumah dengan mengundang teman sekelasnya.2. Berikan PenghargaanJika anak mulai rajin pergi ke sekolah, Anda dapat memberikannya penghargaan, seperti hadiah kecil-kecilan atau mengajaknya pergi ke suatu tempat yang diinginkannya. Hal ini akan membuat anak merasa lebih semangat untuk pergi ke sekolah.3. Mengatur Pola IstirahatUntuk menghindari anak-anak malas untuk pergi ke sekolah, sebaiknya Anda mengatur pola istirahatnya secara teratur agar tidak tidur terlalu larut malam. Sehingga esok harinya dia tidak akan terlambat untuk bangun. Selain itu, usahakan mereka selalu istirahat malam dengan durasi 8 hingga 9 jam per hari.4. Mengatasi Kekerasan di SekolahJika anak malas pergi ke sekolah karena adanya perselisihan antar teman sebayanya, sebaiknya Anda segera menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menemui guru atau Kepala Sekolah. Jadi Anda tidak perlu menemui anak yang bermusuhan dengan putra/putri Anda dan/atau wali muridnya. Hal ini malah bisa memperkeruh keadaan. Cukup temui Kepsek atau wali kelasnya, biar pihak sekolah yang mengatasinya.5. Buat Media Pembelajaran yang MudahDalam hal ini, Anda dapat melakukan diskusi bersama guru untuk menemukan solusi yang paling tepat. Anda dapat mencoba menggunakan media Internet sebagai solusinya karena tampilan yang menarik dapat membuat anak lebih nyaman menggunakannya.Baca juga:Cara Mengatasi Anak Penakut dan Pemalu Cara Mengatasi Anak yang Sulit DiaturCara Mengatasi Anak yang Keras KepalaDemikian tentang Cara Mengatasi Anak Malas Belajar dan Sekolah.Semoga bermanfaat
- Jangan Biarkan Anak Anda Menangis, Ingat Dampak Negatif/Buruk Membiarkan Anak Menangis Terlalu Lama!_Jika Anda sering membiarkan begitu saja putra/putri Anda yang sedang menangis karena Anda kesal dan lelah dengan tingkahnya. Misalnya saja ia menangis tanpa sebab dan Anda tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkannya. Saat Anda mencoba membujuknya untuk berhenti menangis, anak Anda kadang malah berontak sekuat tenaga hingga membuat Anda semakin kesal. Akhirnya Anda kemudian memilih membiarkannya menangis dan berharap ia segera berhenti menangis dengan sendirinya. Pertanyaannya, tepatkah cara demikian dalam menyikapi anak yang menangis?, adakah dampak buruk atau bahayanya saat Anda membiarkan anak Anda menangis terlalu lama?.Saat anak Anda menangis, sebenarnya ada pesan yang ingin ia sampaikan, yaitu menginginkan sesuatu dan menolak sesuatu. Jika anak Anda telah pandai bicara, maka akan lebih mudah bagi Anda untuk bisa tahu apa yang diinginkan atau ditolaknya.Namun jika anak Anda belum bisa bicara, maka akan lebih sulit bagi Anda untuk mengetahui apa yang diinginkan atau ditolaknya. Disinilah kemampuan dan kesabaran Anda diuji untuk menghadapi sikap dan tangisan anak Anda.Sebagai orangtua, sudah tugas Anda untuk melindungi dan memahami anak Anda. Jika anak Anda belum bisa bicara, maka Anda bisa mencoba memahaminya dengan menawarkan segala sesuatu.Misalnya saja anak Anda tiba-tiba menangis kencang tanpa sebab, maka Anda Anda bisa memulai dengan memeriksa tubuhnya jika ada semut atau hewan kecil yang menggigitnya, Anda juga bisa memberinya air minum karena siapa tahu ia menangis karena haus, jika saat Anda beri air ia menolak, maka Anda coba beri ia makanan, jika anak Anda masih menolak lagi, cobalah cek popoknya apakah air pipisnya sudah terlalu banyak hingga membuat ia merasa tak nyaman lalu menangis dan sebagainya.Lalu bagaimana jika Anda membiarkan saja anak Anda menangis?Anak yang tengah menangis dan dibiarkan begitu saja akan merasa tertekan secara psikologis. Ia akan merasa bahwa usahanya menyampaikan pesan kepada Anda telah gagal dan sia-sia. Boleh jadi ia akan berhenti menangis karena kelelahan dan kehausan. Namun di saat itu juga sebenarnya anak Anda telah belajar tentang pengabaian terhadap sesuatu.Dari dua hal, perasaan gagal menyampaikan pesan dan pelajaran tentang mengabaikan, sang anak kemudian akan tumbuh menjadi pribadi yang pesimis dan mudah mengabaikan sesuatu. Segala hal yang dilaluinya bersama orangtuanya akan membekas dan membentuk karakter sang anak.Di sisi lain, jika pada saat Anda membiarkan anak Anda menangis dan kemudian anak Anda menjadi semakin keras tangisannya sampai ia berguling di lantai dan barulah Anda membujuknya, maka sang anak juga mulai belajar sesuatu, yaitu jika ingin menyampaikan pesan, maka keraslah pada dirimu agar orangtuamu memperhatikanmu. Di kesempatan selanjutnya, sang anak akan menerapkan cara ini untuk mendapatkan atau menolak sesuatu hingga menjadi kebiasaannya hingga ia tumbuh besar.Jika Anda membiarkan anak Anda menangis dan tangisannya kemudian bertambah keras, lalu Anda membentak bahkan menjewer telinganya, maka anak Anda juga telah belajar sesuatu, yaitu tentang kekerasan.Dr Penelope Leach - penulis buku Your Baby And Child: From Birth To Age Five - berpendapat, anak yang stres dan dibiarkan menangis berisiko mengalami masalah psikologis di kemudian hari. Penelope juga menegaskan bahwa pendapatnya didukung dengan sebuah riset terbaru yang membuktikan bahwa seorang anak yang dibiarkan menangis lama berisiko mengalami gangguan perkembangan otak dan dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kesulitan belajar di kemudian hari.Jadi, jika Anda sungguh peduli terhadap tumbuh kembang fisik dan mental anak Anda, maka jangan biarkan anak Anda menangis terlalu lama. Usahakan segala sesuatu yang baik untuk meredakan tangisan anak Anda. Ingat bahwa anak Anda adalah amanah dari Tuhan untuk Anda yang selayaknya Anda jaga dan lindungi dengan baik.Demikian artikel tentang dampak buruk membiarkan anak menangis terlalu lama. Semoga bermanfaat.
Pada masa ini orang tua juga harus mengajarkan anak untuk lebih mandiri dengan mengurus dirinya sendiri agar ia tidak bergantung pada orang tua di masa depannya. Latihlah mereka mencuci piring sendiri, mencuci pakaian sendiri, menyetrika, dan membantu orang tua dalam pekerjaan rumah sehari-hari ketika melihat orang tua susah.
3. 7 tahun ketiga (usia 14 - 21)
Pada masa ini perlakukan anak sebagai sahabat. Ajaklah ia untuk bekerja sama. Lepaslah mereka untuk mandiri.
Pada masa ini anak sudah mulai mencari jati dirinya. Ia dapat dengan mudah terpengaruh dengan lingkungan. Ia akan mulai mengalami banyak peristiwa emosional dan sensitif terkait dirinya. Oleh karena itu Anda harus peka terhadap kondisi anak.
Orang tua harus dapat menjadi sahabat sekaligus memberi teladan yang baik. Ajak anak untuk saling bercerita tentang kesehariannya. Namun disini bukan memaksa mereka cerita tapi berinisiatiflah bercerita kepadanya sehingga ia pun tidak malu untuk bercerita kepada Anda.
Pada masa ini, ajak pula teman-teman anak untuk akrab dengan Anda, sehingga Anda bisa mengontrol mereka tanpa harus mengekangnya.
4. Usia 21 tahun ke atas.
Pada usia ini, berikanlah kepercayaan dan kebebasan pada anak. Kebebasan disini bukan berati membuat anak berbuat sebebas-bebasnya. Biarkanlah anak bertindak dengan alasan yang jelas dan masuk akal dan tidak menyalahi aturan.
Anda sebagai orang tua hanya perlu mengarahkan mereka jika mereka mengalami kesulitan. Latihlah anak untuk membuat keputusan dan melaksanakannya, dan doakanlah mereka selalu.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya berhasil, Oleh karena itu perhatikanlah fase tumbuh kembang mereka, rawatlah, didiklah, dan doakan mereka agar di masa depan Anda tinggal memetik hasilnya. Anda tidak akan menemukan penyesalan di masa tua Anda. Semoga bermanfaat.