Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rangkuman Materi Seni Budaya Kelas 9 Bab 15 Perancangan Pementasan


Berikut rangkuman lengkap materi Seni Budaya kelas 9 bab 15 yang membahas tentang Perancangan Pementasan. Rangkuman ini disusun dari buku paket BSE edisi K13 revisi terbaru yang diterbitkan oleh Kemdikbud RI.





Sehingga rangkuman materi di halaman ini bersumber dari buku terpercaya yang kredibel. Semoga bermanfaat sebagai bahan belajar kamu di rumah atau di sekolah.





Bab 15 Perancangan Pementasan










Manajemen berarti mengatur atau merencanakan. Tujuan manajemen adalah : agar orang atau kelompok dapat bekerja secara efisien. Maksudnya, mereka dapat bekerja dengan suatu cara atau metode sistematis sehingga segala sumber yang ada (tenaga, dana, dan peralatan) dapat digunakan lebih baik dan akan mencapai hasil yang diharapkan. 





Efisiensi ini terjadi jika pengeluaran lebih kecil dari penghasilan, atau hasil yang diperoleh lebih besar dari penggunaan sumber yang ada. Tujuan mempelajari manajemen yang kedua yaitu agar dalam bekerja atau melakukan usaha dapat dicapai ketenangan, kelancaran, dan kelangsungan usaha itu sendiri. 





Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai jadwal. 





Musyawarah bertujuan membentuk kelompok kerja dalam memproduksi seni pertunjukan. Musyawarah menentukan panitia kelompok kerja bagian produksi dan artistik. Kepanitiaan ini penting ditentukan agar ada penyatuan hati dan kesadaran semua yang terlibat dalam produksi seni pertunjukan dengan tujuan utamanya membuat pementasan yang berhasil, baik, dan sukses. 





Memproduksi seni pertunjukan akan berhasil apabila semua kelompok kerja melaksanakan pekerjaannya sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Keberhasilan memproduksi seni pertunjukan akan memberikan pembelajaran yang berharga bagi semua kelompok kerja dan penonton yang menikmati pertunjukan.





Pembagian kerja dalam seni pertunjukan ada 2, yaitu manajemen produksi dan artistik. Manajemen produksi terdiri dari pimpinan produksi, sekretaris, bendahara, seksi dokumentasi, publikasi, pendanaan, dan house manager (seksi keamanan, transportasi, ticketing, gedung). 





Manajemen artistik terdiri dari sutradara/konseptor, pemeran, dan pimpinan artistik yang dibantu oleh stage manager, penata panggung, penata kostum/busana, penata rias, penata cahaya, penata bunyi/suara, penata musik/sound





Teknik pemeranan berfungsi agar ekspresi pemeran muncul dan bisa menghidupkan karakter peran. Latihan teknik pemeranan berupa latihan teknis dan latihan non teknis. Latihan teknis adalah latihan yang terfokus pada penguasaan peran yang akan dimainkan.





Latihan nonteknis adalah latihan penguasaan tubuh (latihan olah tubuh, olah vokal) dan jiwa pemeran itu sendiri seperti relaksasi, konsentrasi, kepekaan, kreativitas yang terpusat pada pikirannya.





Tata pentas (Scenery/Background) merpakan tempat memainkan lakon. Tata pentas adalah semua latar belakang dan benda-benda yang ada di panggung guna menunjang seorang pemeran memainkan lakon. 





Prinsip dalam menata pentas : 





  1. Memberi ruang kepada gerak-laku
  2. Memberi pernyataan suasana lakon
  3. Memberi pandangan yang menarik
  4. Dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton
  5. Merupakan rancangan sederhana
  6. Bermanfaat bagi pemeran atau pelaku
  7. Dapat dibuat, disusun, dan dibawa secara efisien
  8. Dapat membuat rancangan harus menunjukkan bahwa setiap elemen yang terdapat di dalam penampilan visual pentasnya memiliki hubungan satu sama lain.




Berikut contoh rancangan tata panggung : 









Sebelum seorang pemeran didengar dialognya, terlebih dahulu diperhatikan penampilannya. Kesan yang ditimbulkannya pada penonton mengenai diri pemeran tergantung pada yang tampak oleh mata penonton.





Busana  yang tampak pertama kali membantu menggariskan karakternya, kemudian dari busananya akan memperkuat kesan penonton. 





Busana pementasan harus menunaikan beberapa fungsi, yaitu : 





  1. Membantu menghidupkan perwatakan pelaku : sebelum dia berdialog, busana yang dikenakan sudah menunjukkan siapa dia sesungguhnya, umurnya, kebangsaannya, status sosialnya, kepribadiannya. 
  2. Membantu menunjukkan individualisasi peranan : warna dan gaya tata busana harus dapat membedakan peranan yang satu dengan peranan yang lain
  3. Membantu memberi fasilitas dan membantu gerak pelaku : pelaku harus dapat melaksanakan laku atau akting perannya tanpa terganggu oleh busananya. Busana tidak harus dapat memberi bantuan kepada pelaku tetapi busana harus sanggup menambah efek visual gerak, menambah indah dan menyenangkan dilihat di setiap posisi yang diambil pelaku.




Tata rias pentas adalah segala sesuatu yang harus ditujukan untuk membentuk artistik yang mendukung pemeran dalam sebuah pementasan lakon. Tata rias yaitu bagaimana cara menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk mewujudkan wajah atau gambaran peran yang akan dimainkan. 





Tata rias bertugas membantu memberikan dandanan atau perubahan-perubahan pada para pemain sehingga terbentuk dunia pentas dengan suasana yang kena dan wajar. Tugas tata rias merupakan fungsi pokok maupun fungsi bantuan. 





Sebagai fungsi pokok contohnya tata rias mengubah seorang gadis belia menjadi nenek tua atau seorang wanita memainkan peranan sebagai seorang laki-laki atau sebaliknya. Sebagai fungsi bantuan, contohnya gadis muda harus memainkan peranan sebagai gadis muda, tetapi memerlukan sedikit riasan muka atau rambut dan hal-hal kecil lainnya. 





Kegunaan Tata Rias : 





  1. Merias tubuh berarti mengubah hal yang alami menjadi hal yang berguna, dengan prinsip mendapatkan daya guna yang tepat. Bedanya dengan rias cantik adalah kalau rias cantik merubah hal yang jelek menjadi cantik sedangkan rias untuk teater adalah merubah hal yang alami menjadi hal yang dikehendaki 
  2. Mengatasi efek tata lampu yang kuat
  3. Membuat wajah dan badan sesuai dengan peranan yang dimainkan




Tata cahaya adalah pengaturan sinar/cahaya lampu untuk menerangi, menyinari arena permainan dan menimbulkan efek artistik. 





Tata bunyi adalah cara untuk mengatur musik, efek bunyi maupun bunyi-bunyian yang mendukung terciptanya suasana sehingga muncul nuansa emosional yang tepat. Hal yang perlu diperhatikan dalam tata bunyi yaitu : Dialog – Efek bunyi – Musik. Ketiganya bisa digunakan bersama, kadang hanya dua atau satu saja. 





Agar pertunjukan enak didengar dan dilihat, harus memperhatikan volume. Volume berfungsi seperti spotlight, bunyi apa yang diutamakan dalam adegan tersebut, apakah efek bunyi, musik, atau dialog. 





Efek bunyi dihasilkan dari alat musik, suara manusia/benda yang dibuat secara sederhana, berfungsi membantu penonton agar dapat membayangkan apa yang terjadi dalam lakon. 





Cara sederhana membuat efek bunyi :





  1. Bunyi pintu (jika pintu dibuka atau ditutup akan kedengaran bunyi gerendel dan benturan daun pintu): buat pintu dalam kotak kecil yang dilengkapi dengan gerendel, jika ditempatkan di dekat mikrofon maka bunyinya akan menyerupai bunyi yang sesungguhnya
  2. Bunyi jam: menggunakan kotak logam dan pensil atau ballpoint yang digerakkan ke kiri dan ke kanan 
  3. Bunyi halilintar: menjatuhkan seng atau memukulinya
  4. Bunyi tembakan: memecahkan balon/memukul benda keras
  5. Bunyi pesawat: merekam bunyi pesawat di lapangan/lipatan karton tipis yang disentuhkan pada baling-baling kipas listrik dan dikeraskan dengan mikrofon 




Daftar Pustaka : 





Milasari, Heru S., Siti M., dan Jelmanto. 2018. Seni Budaya SMP/MTs IX. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.